19. Diciannove

12.4K 1.9K 287
                                    

Hari ini hari Sabtu. Sepulang sekolah semuanya berkumpul di rumah Jeno. Ini pertama kalinya Nana berkunjung ke rumah pemuda yang ia cintai itu. Rumahnya tampak asri, dan begitu megah.

"Jaemin-ah, kau sudah mempersiapkan pakaian-pakaianmu?" tanya Jeno pada Nana.

Nana menoleh, lalu mengangguk dan menunjuk tas di punggungnya.

"Apa berat?" tanya Jeno, ia beranjak merebut tas Nana lalu membawanya, "biar aku masukkan ke mobil. Kau pasti keberatan," katanya dengan senyum lembutnya yang sangat disukai Nana.

"Terimakasih," ucap Nana dengan senyum yang tak kalah lembut. Dia membantu Jeno memasukan barang anak-anak ke bagasi mobil.

Dari kejauhan, Mark memperhatikan Jeno dan Nana dengan senyum penuh arti. Dia menyenggol Haechan yang berada tak jauh darinya. Haechan hanya mendengus kesal.

"Mereka cepat sekali dekatnya," ujar Jungwoo yang disambut anggukan dari Lucas.

"Tak kusangka Jaemin begitu cepat akrab dengan Jeno," gumam Renjun, "tidak seperti Jaemin yang biasanya.."

"Apa maksudmu?" tanya Lucas dan Jisung bersamaan.

"Ah tidak, lupakan. Ayo kita bantu Jeno dan Jaemin!" seru Renjun mengalihkan pembicaraan, dia berlari mendekati Jeno dan Nana, diikuti yang lainnya untuk membantu.

"Sudah selesai!" seru Jeno. Ia menutup pintu bagasi mobil van-nya.

Setelah berpamitan dengan orang tua Jeno, mereka segera pergi menuju pantai dengan Jeno yang menyetir.

Jangan berharap pada suasana yang tenang didalam mobil selama perjalanan, semuanya tak bisa diam, apalagi Mark, Lucas dan Renjun yang selalu cari gara-gara dengan Haechan, Jungwoo dan Jisung. Nana yang duduk di jok depan hanya menggelengkan kepala heran. Kenapa teman-temannya begitu rusuh?

Jungwoo, Renjun dan Haechan yang terkenal memiliki suara emas segera menyumbangkan suara emasnya selama perjalanan, diiringi dengan permainan gitar Mark yang indah.

"Yak! Jangan menyanyi! Suaramu jelek!" ejek Jungwoo pada Lucas saat pemuda atletis itu ikut bernyanyi bersama mereka.

"Tidak usah dengarkan kalau begitu," ujar Lucas. Dia melanjutkan bernyanyi, dan kini Jisung juga ikut menyumbangkan suaranya.

"Jaemin-ah, kudengar kau bisa beatbox? Ayo keluarkan keahlian beatbox-mu!" seru Lucas pada Nana yang hanya memperhatikan mereka sembari memakan snacknya. Yang lain berseru setuju dan menyuruh Nana untuk beatbox dihadapan mereka.

Nana hampir saja memuntahkan snack yang sudah ia makan saat mendengar seruan teman-temannya. Nana mulai panik. Dia tak bisa beatbox, dia tak seperti kakaknya yang sangat ahli dalam hal yang seperti itu.

'Bagaimana ini?', batin Nana panik. Dia berpura-pura batuk dan tersedak, "uhukuhuk, maafkan aku, tapi aku sedang tidak bisa melakukan itu. Sedang batuk."

Semuanya berseru kecewa, kecuali Renjun yang kini menatapnya penasaran.

"Kau batuk?" tanya Jeno sedikit cemas pada Nana.

"Hmm.. sedikit," jawab Nana kikuk. Sepertinya pemuda ini mulai ahli dalam hal berbohong.

"Cepat sembuh ya," ujar Jeno lembut, lalu kembali fokus pada jalanan.

Nana hanya mengangguk kikuk. Semuanya kembali normal saat semuanya kembali bernyanyi. Jeno dan Nana hanya mendengarkan mereka sembari sesekali mengejek suara mereka. Hanya candaan, karena sebenarnya suara mereka semua sangatlah bagus.

Setelah beberapa jam di perjalanan, akhirnya mereka sampai di villa yang berhadapan langsung dengan pantai. Semuanya keluar dari van dan berlari-lari di pasir, senang.

[✔️] King of High School | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang