6. Sei

18.1K 2.7K 300
                                    

Recomend song
Byul I think I love you

.

.

Hari sudah sore, dan waktunya para murid pulang untuk mengistirahatkan otak mereka yang sudah terisi penuh dengan materi-materi.

Nana berjalan dengan ketiga temannya di sisi kanan kirinya.

"Jaemin-ah, kami sudah di jemput. Kami duluan ya," pamit Haechan, Jisung dan Jungwoo.

Nana mengangguk pelan. Ia benar-benar lelah hari ini, bahkan untuk bicara pun ia tak sanggup. Pemuda itu sudah terlalu banyak berbicara hari ini, ia berniat untuk menjadikan hari ini sebagai hari bersejarah bagi dirinya. Hari dimana ia berbicara banyak sekali. Uh, Nana merasa sangat haus.

Nana berjalan gontai menuju halte. Dari jauh dapat ia lihat Jeno sedang berada di halte yang sama, menunggu bus pulang. Nana menghela nafas lelah, ia harap pemuda yang memanggilnya cacing pita itu tidak mengajaknya berdebat.

Nana memposisikan dirinya agar berdiri agak jauh dari Jeno, berharap agar pemuda itu tidak melihatnya. Ia benar-benar lelah saat ini.

Tampaknya dewi keberuntungan belum berpihak kepada Nana. Jeno menoleh tepat ke arah Nana dan mendapati pemuda manis itu sedang berdiri gontai dan tampak kelelahan. Jeno bergeser sedikit lebih dekat pada Nana.

"Hey," panggil Jeno.

Nana yang merasa dipanggil segera menoleh dan mendapati Jeno sudah berdiri tepat di sebelahnya. Nana hanya memutar bola matanya bosan, tidak berniat menanggapi pemuda bocah itu.

'Kenapa dia selalu menggangguku?', batin Nana lelah.

Merasa diabaikan, Jeno kembali memanggil Nana, kini dengan lebih keras dan tepat di telinga pemuda manis itu. "HEY!"

Nana berjengit kaget dibuatnya.

'Astaga, tidak bisakah orang ini diam?! Aku benar-benar lelah!', Gerutu Nana dalam hati. Nana hanya memelototi Jeno tanpa menggubris panggilannya—lagi.

Jeno merasa kesal di abaikan. Satu fakta yang baru saja Nana ketahui, pemuda disebelahnya itu tidak suka diabaikan. Nana mencoba untuk tidak peduli pada pemuda itu, kembali pada seorang Nana yang pendiam dan tidak asik.

Jeno akhirnya diam sendiri. Nana menghembuskan nafas lega, tidak ada lagi yang mengganggunya kalau begitu.

Bus yang di tunggu datang. Nana segera masuk diikuti penumpang lain, termasuk Jeno. Oh ternyata mereka satu arah.

Nana berdecak kesal saat mengetahui kapasitas bus penuh. Terpaksa ia berdiri sepanjang jalan, jangan lupakan Jeno yang juga berdiri di sebelahnya.

'Tsk, keadaan benar-benar tidak mengerti diriku', batin Nana kesal.

Sepanjang jalan kedua pemuda itu berdiaman. Nana yang memang pendiam tidak merasa risih sama sekali. Berbeda dengan Jeno yang tidak bisa diam. Ia sedari tadi melirik pemuda manis disebelahnya, mencari-cari kesalahan pemuda itu agar bisa ia komentari. Ckck.

Tahi lalat di pipi Nana membuat Jeno tersenyum lebar.

"Aku baru tahu ada tahi lalat di pipimu," ujar Jeno mengejek.

Nana hanya melirik Jeno, masih tidak berniat menjawab semua ejekannya.

"Kenapa tahi lalat itu baru muncul? Biasanya tidak ada. Kau tutupi dengan bedak yang tebal, ya?" Jeno masih mengoceh, memancing Nana agar berbicara.

Nana meraba pipinya. Ia ingat bahwa Jaemin, saudara kembarnya sama sekali tidak punya tahi lalat di pipi. Jelas saja Jeno bertanya tentang hal tidak penting itu.

[✔️] King of High School | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang