30. Trenta

12.7K 1.8K 133
                                    

Sudah dua hari sejak Nana demam tinggi dan hari ini ia sudah sembuh. Nana merapikan seragamnya yang ia rindukan, lalu merapikan rambutnya yang sudah berganti style. Nana menatap sejenak kacamatanya, namun setelah itu beralih mengambil tasnya keluar dari kamar meninggalkan kacamata yang tergeletak di meja nakas.

"Ayo pergi, Jaemin hyung!" seru Nana merangkul Jaemin dan menyeretnya keluar apartemen.

"Yak! Pelan-pelan! Kau ini semangat sekali! Kau baru saja sembuh, bagaimana kalau sakit lagi?" seru Jaemin penuh kekhawatiran sambil mengunci apartemennya.

Nana terkikik senang mendengar kakaknya begitu mengkhawatirkannya, cengiran manis tercetak di wajahnya, "hehe, aku rindu temanku, sih."

"Seperti kau punya teman saja," ledek Jaemin yang langsung di hadiahi jitakan sayang dari Nana.

"Ya!" Jaemin menatap adiknya yang kini sudah bertingkah kurang ajar, "kenapa kau menjitakku?! Aish, ini pasti karena terlalu lama bergaul dengan anak-anak di sekolah ya!"

Nana terkikik geli, ia berlari duluan ke halte karena bus menuju sekolah sudah datang, "aku pergi, Jaemin hyung!" seru Nana sambil melambaikan tangan pada Jaemin sebelum masuk ke dalam bus.

"Iya! Belajar yang rajin di sekolah!" balas Jaemin sambil membalas lambaian Nana, senyum lebarnya tercetak di wajahnya.

Pemuda itu kemudian memasuki bus menuju sekolahnya yang baru saja datang.

🐁🐁🐁

Suasana SM High School masih seperti biasa. Anak-anak yang hiperaktif dan tak tahu malu, berlari-lari di koridor sekolah seperti anak kecil. Beberapa diantara mereka menyapa pemuda berambut cokelat gelap itu dan disambut dengan ramah olehnya.

Pemuda itu memasuki kelas dan menuju bangkunya, meletakan tasnya diatas meja lalu bergabung pada Haechan, Jungwoo dan Jisung.

"Ya! Dua hari ini kemana saja tidak masuk masuk? Aku rindu tahu!" seru Haechan memukul bahu pemuda berambut cokelat gelap itu sedikit kuat, membuatnya meringis.

"Iya, aku juga rindu!" seru Jisung dan Jungwoo bersamaan, membuat pemuda itu tersenyum makin lebar menunjukan senyuman manis andalannya.

"Aku lebih merindukan kalian!" serunya kuat, ia melebarkan tangannya hendak memeluk ketiga temannya, namun tiba-tiba entah datang darimana, seorang pemuda tampan bermata sipit muncul di hadapannya, dan segera menariknya ke dalam pelukannya.

"Aku lebih lebih lebih merindukanmu dari pada mereka! Maaf tidak menj—" ucapan pemuda sipit bername-tag Lee Jeno itu terpotong saat pemuda bername-tag Na Jaemin yang ia peluk mendorongnya hingga ia terjengkang.

"Ya! Apa yang kau lakukan?! Berani-beraninya memelukku!" seru Jaemin galak. Ia tak terima di peluk oleh pemuda Lee yang kini tengah mengusap bokongnya yang sakit. Haechan, Jungwoo dan Jisung serta Renjun, Mark dan Lucad tercengang melihat kejadian di hadapan mereka.

Kemana larinya Jaemin yang manis, lucu, kalem dan—





—tunggu..

Bukankah Jaemin aslinya memang seperti ini? Jangan-jangan..

"Jaemin! Kau kah itu?!" seru Haechan, Jungwoo dan Jisung bersamaan dengan girang. Mereka menerjang Jaemin kepelukan mereka. Jaemin menyambutnya dengan girang pula, betapa ia merindukan sahabat-sahabatnya itu.

"Aku sangat merindukan kalian!" seru Jaemin sambil tertawa lepas. Keempat sekawan itu tertawa keras sambil meloncat-loncat girang hingga menimbulkan tatapan aneh dari penghuni kelas yang lain.

[✔️] King of High School | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang