10. Dieci

14.8K 2.3K 125
                                    

"Ya! Lee Jeno! Aku akan merebut gelar King of High School darimu!"

Jeno terperangah. Apa-apaan itu? Nana datang pagi-pagi ke kelas dengan berlari hanya untuk meneriakkan kata-kata yang sudah sering ia dengar? 'Ckck, lucu sekali.', batin Jeno.

"Apa-apaan kau ini? Kau kan sudah sering berkata begitu padaku," ujar Jeno tak peduli.

Tapi ini berbeda, Jaemin yang Jeno kenal tidak mengucapkan kata-kata itu dengan penuh semangat di matanya, pemuda nakal itu selalu mengucapkannya penuh dengan kesinisan dan iri—menurut Jeno.

Namun di hadapannya ini bukanlah Jaemin yang ia kenal, dia tak mengenal pemuda itu sama sekali. Dan Jeno merasa asing, tapi suka. Karena tidak ada kesinisan di mata itu.

"Tapi aku ingin kita bersaing secara sehat."

Empat sekawan itu mengangkat kepalanya, menatap Nana aneh. "Sehat apa maksudmu?" tanya Mark dengan tawa geli.

"Tanpa pertengkaran seperti ini." Jawab Nana mantap.

Lama empat sekawan itu terdiam. Namun sesaat kemudian tawa mereka meledak.

Nana menatap mereka bingung. "A-apa yang kalian tertawakan?"

"Kau—hahahaha," Renjun dan Lucas tertawa terbahak-bahak sembari memegangi perutnya, begitu pula Jeno dan Mark. Nana menatap mereka sebal.

"Apa yang salah?!" seru Nana hilang kesabaran.

"Bukankah kau yang duluan memancing pertengkaran ini?" tanya Jeno setelah tawanya mereda.

A-apa?

"Aku?" Nana menunjuk dirinya sendiri dengan pandangan tak percaya.

"Iya, kau saja yang terlalu percaya rumor bahwa aku akan menjadi King of High School saat perpisahan nanti." ujar Jeno. Ia bangkit dari duduknya lalu berdiri tepat di hadapan Nana. Mata mereka kembali bertemu. "Selama ini aku tidak tertarik dengan gelar itu. Tapi karena kau selalu menggangguku dan memancing pertengkaran, aku jadi tidak tahan dan balik berkata padamu bahwa aku yang akan meraih gelar itu. Padahal aku tidak begitu tertarik."

"Tapi melihat kau yang secara terang-terangan ingin bersaing denganku dengan cara yang tidak seperti biasanya, aku.. menjadi sangat tertarik," lanjut Jeno. Matanya tetap menatap mata Nana, ia suka mata itu.

Nana mengerjap. 'Jadi selama ini Jaemin-hyung terlalu percaya bahwa Jeno yang akan menjadi King of High School? Kenapa?', Batin Nana frustasi.

Wajah Nana memerah menahan malu. Meski bukan dirinya yang memancing pertengkaran, tetap saja rasanya malu.

"I-itu.. aku minta maaf," cicit Nana. Ia ingin menunduk menghindari wajah merahnya dari Jeno, tapi tak bisa. Ia terkunci oleh mata teduh Jeno.

"Lupakan. Jadi bersaing secara sehat menurutmu itu bagaimana?" tanya Jeno. Ia tak tahan melihat wajah merah Nana, sangat menggemaskan. Bisa hilang kendali dia jika wajah itu tidak berubah.

Nana kembali teringat apa rencana awalnya, ia melupakan rasa malunya, matanya kembali memancarkan semangat dan berseru dengan lantang.

"Kita semua, temanmu dan temanku juga harus dekat satu sama lain!"

"What?!"

🐁🐁🐁

Disinilah mereka berada sesuai rencana Nana. Makan bersama di kantin di meja yang sama.

"Untuk memperbaiki hubungan yang tidak baik seperti ini sebaiknya kita awali dengan makan bersama," ujar Nana semangat.

Tampak Jeno, Renjun, Mark dan Lucas disana, serta Haechan, Jisung dan Jungwoo. Mereka duduk di satu meja yang panjang dan saling berhadapan. Namun semuanya tampak tidak seperti teman. Lihat saja pandangan masing-masing, sangat sinis dan tajam. Kecuali Nana dan Jeno tentu saja.

"Ayo makan!" seru Nana mengabaikan tatapan kesal dari teman-temannya dan para calon mantan musuhnya.

Mereka makan dengan tidak tenang. Haechan yang mengambil jatah makanan Mark, Renjun yang terus menendangi kaki Jisung di bawah meja, Jungwoo yang menusuk tangan Lucas dengan garpu saat tangan itu hendak mengambil nuggetnya. Begitu anarkis.

Nana hanya menghela nafas melihat kelakuan mereka. Ia makan dengan lesu. Sepertinya susah untuk menyatukan teman-teman..

"Ekhem..."

Nana mengangkat kepala mendengar dehaman dari Jeno. Ia menatap pemuda Lee itu penuh tanya.

"Jangan—jangan bersedih melihatnya. I-ini kan baru awal, tentu saja mereka begitu," ujar Jeno gelagapan, "nanti juga akrab kok."

Nana menatap pemuda di hadapannya itu yang kini sedang memasukan banyak ramen ke mulutnya dengan wajah yang sedikit memerah dengan bingung.

"Apa kau mencoba menghiburku?" tanya Nana polos.

Tepat setelah mendengar pertanyaan itu, Jeno memuncratkan seluruh makanan yang ada di mulutnya. Nana memekik kaget. Jijik.

"Ya! Lee Jeno! Apa-apaan kau ini?!" teriak Nana kesal. Ia segera mengambil tissue dan membersihkan percikan makanan dari mulut Jeno yang menempel di tangannya.

"Apanya yang menghiburmu?! Jangan kegeeran!" seru Jeno tak terima.

Ey Jeno-ya, kau berbohong. Tsk, tentu saja pemuda sipit itu tidak mau mengaku.

Nana menatap Jeno kesal, ia membanting tissue tepat di hadapan Jeno dan bangkit dari duduknya.

"Terserah! Kau sangat menyebalkan!" Nana beranjak pergi dari kantin.

"Ya! Na Jaemin! Kenapa kau marah?!" teriak Jeno frustasi. Merasa teman-temannya memperhatikannya dengan tatapan jijik, Jeno membentak mereka.

"Apa lihat-lihat!"



Tbc~

Aku besok US guys:'
OH NO!

[ piceboo & little cheonsa, 2019 ]

[✔️] King of High School | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang