"Pelajaran untuk hari ini cukup. Jangan lupa belajar di rumah, ujian akhir sudah di depan mata."
Semua murid memasukan buku-buku ke dalam tas mereka, kecuali Nana. Pemuda manis itu bahkan tidak mengeluarkan bukunya semenjak pelajaran pertama, dan sekarang sudah saatnya pulang. Hal itu membuat Haechan dan Jungwoo menatapnya bingung.
"Kenapa kau tidak membuka bukumu?" tanya Haechan saat mereka sedang berjalan menuju perpustakaan. Sekarang, belajar di perpustakaan sepulang sekolah bersama Jeno cs adalah sebuah keharusan bagi mereka mengingat ujian akhir tinggal beberapa minggu lagi.
Nana hanya menggeleng pelan sebagai jawaban, menimbulkan pandangan bertanya dari ketiga temannya. Mereka melangkah gontai menuju perpustakaan.
"Jaemin hyung kenapa?" tanya Jisung pada Haechan dan Jungwoo yang langsung dijawab dengan gelengan oleh mereka berdua.
Jeno, Mark, Renjun dan Lucas sudah duduk manis di salah satu meja panjang di perpustakaan dengan buku disana-sini, mereka sudah mulai membahas soal-soal.
Nana, Haechan, Jungwoo dan Jisung bergabung bersama mereka di satu meja. Nana balas tersenyum saat Jeno tersenyum padanya dan menarikan satu kursi didekatnya untuk Nana.
"Ujian akhir sebentar lagi, jadi kita harus berada di perpus lebih cepat," ujar Mark. Semuanya mengangguk mengerti.
"Wajahmu kenapa kusut sekali? Sedang tidak enak badan?" tanya Jeno penuh perhatian pada pemuda manis yang sudah resmi menjadi kekasihnya.
"Tidak.." jawab Nana dengan senyum tipis yang di paksakan. Nana membuka tasnya dan mengeluarkan bukunya.
"Pinjam catatanmu ya Na," ujar Haechan meraih catatan Nana, Nana mengangguk mengizinkan.
"Eoh? Ini bukan catatanmu?" tanya Haechan kemudian saat menyadari nama yang tertera disana bukan nama Na Jaemin.
"Itu catatanku kok," jawab Nana acuh tak acuh, ia membuka buku paket dan mulai membaca soal.
"Bukan, ini buku milik seseorang bernama Nana," jawab Haechan sambil membolak-balik buku bersampil cokelat tersebut.
Mata Nana melebar saat Haechan menyebutkan namanya. Ia salah membawa buku. Dengan cepat Nana meraih bukunya yang ada di tangan Haechan.
"Nana?" gumam Renjun sembari menatap Nana curiga, ia merasa pernah mendengar nama itu, tapi dimana? Dan kapan?
"Siapa Nana?" tanya Jeno.
"Adikku," jawab Nana sembari tersenyum kikuk.
"Aku baru tahu kau punya adik," ujar Mark.
"Lain kali kenalkan pada kami," sahut Lucas.
Nana hanya mengangguk canggung, tidak menyadari tatapan Renjun yang begitu tajam padanya. Sambil merutuki kebodohannya, Nana menjawab soal-soal di buku.
Sedari tadi Jeno memperhatikan gerak-gerik Nana yang tampak sangat tak bersemangat. Ia heran, biasanya yang paling semangat saat belajar di perpustakaan adalah kekasihnya, namun sekarang pemuda manis yang sangat ia sayangi itu terlihat sangat lesu.
Jeno menyentuh lengan Nana lembut, membuat pemuda manis itu menoleh padanya dengan tatapan bingung. "Kau tidak apa-apa?" tanya Jeno khawatir. Nana menggeleng sebagai jawaban, lalu tersenyum dengan sangat manis.
"Kau tampak lesu, kita pulang saja, ya?" bujuk Jeno.
"Tapi—"
"Jangan menolak, biar aku antarkan," ujar Jeno mutlak. Ia membereskan bukunya dan buku Nana, lalu memasukannya ke tas masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] King of High School | Nomin
Fanfic[ R E M A K E ] ❝Bagaimana bila Lee Jeno jatuh cinta pada saudara kembar musuh bebuyutannya?❞ ⚠️bxb ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏ ✖️ ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴ ғᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ { Start: 01-03-19 } { Finish: 20-05-19 } piceboo & little cheonsa, 2019