Ojek online yang aku pesan dari stasiun Pasar Minggu mengantarku persis ke alamat yang aku tuju. Kami berputar-putar selama setengah jam di sekitar Kemang Selatan, mencari letak rumah bergaya kolonial ini. Beruntung aku kedapatan Abang ojek yang legowo menerima nasib mengecek satu per satu rumah sepanjang jalan. Pernah satu kali aku diantar Bang ojek tukang dumel. Saking capek telinga dan kesal hati mendengar ketidak-ikhlasannya mencari alamat, aku minta diturunkan di tengah jalan. Setelah itu seperti yang bisa kamu tebak, aku beri dia bintang satu plus rentetan cerita betapa aku nggak puas dengan pelayanannya. Semoga saja kritik dapat menjadi perbaikan layanan di kemudian hari.
"Makasih ya, Mas," kataku pada Abang ojek yang membalas sama ramahnya. Kan enak kalau pelayanan ojek sebagus ini. Bikin pengen kasih bintang lima.
Pagar rumah itu lumayan tinggi dan gerbangnya dari besi tempa berwarna hitam yang sepadan dengan uliran daun emas. Seorang bapak dalam pakaian safari datang menyambutku.
"Mbak ada perlu dengan siapa?" Tanya pria itu setelah membuka gerbang.
"Saya ada janji interview dengan Miss Kylie di sini," jawabku.
"Oh, Mbak Kilau ya. Mari masuk. Sudah ditunggu di dalam. Saya antar."
Aku berjalan mengikuti bapak ini menuju ke bangunan rumah yang dikelilingi taman asri. Mataku terperangah saat menemukan kerumunan semak dari pohon sereh yang dijadikan tanaman hias di depan teras. Aku menggeleng-geleng takjub.
"Sepatunya diletakan di dalam rak sebelah sini." Aku menuruti ucapan bapak bersafari untuk menyimpan sepatuku dengan rapi.
"Silakan masuk, Mbak. Miss Kylie ada di ruang tamu."
Aku mengucapkan terima kasih sebelum beranjak masuk ke dalam rumah. Mataku mengarsir situasi ruang tamu. Kursi kayu berlapis bantal-bantal empuk dan meja pendek menguatkan suasana tempo dulu selain bentuk bangunan kolonial putih dan atap merah tinggi. Nggak ada foto kecuali lukisan pemandangan pematang sawah yang aku tebak mengambil tempat di Bali, terlihat dari bangunan pura yang tampak di sana.
"Dekinai. Okane nai da yo."¹
Telingaku menangkap suara yang mendekat. Badanku berjengit kecil. Tarik napas, embuskan, rileks, pikirku. Suara itu suara pria yang dibalas suara perempuan yang aku kenali milik Kylie.
"Kanojo wa ii desu-"²
Ucapan itu terhenti bertepatan Kylie masuk ke ruang tamu dan menemukan aku berdiri di sana dengan linglung. Di sebelahnya...
Wanjay! Mesti banget Keita?
###
05/03/2019
¹ga bisa. Uangnya ga ada.
²dia baikKan, nongol kan yang selama ini bikin gw gemes banget bikin cerita ini 😂
Ini gw ngetik didampingi lagu Mytha 'aku cuma punya hati' dan rasanya lebih cocok ke bab sebelumnya. Emang deh Miss Bebek sering salah milih lagu *tepok jidat
Btw, penting ga sih milih lagu buat boost cerita? Gw nemu cerita wp yg diiringi lagu gitu. Sementara gw jarang banget pake begituan. Pertama kali di part awal note of kim
Oh yg nanya apa arti judul di cerita ini ga lain en ga bukan adalah nomor 😊 penomoran satu dan seterusnya. Gitu gaes.
Sekian cuap centil Miss Bebek yang mau bikin french fries 💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Gabble
ChickLitLulus kuliah, nyari kerja, pacaran, umur 25 tahun menikah. Sempurna! Kilau Odelia menata rencana hidupnya se-mainstream itu. Dia nggak butuh hidup muluk nemu cowok level hawt mampus yang bisa bikin wanita menggelepar. Atau anak milyuner minyak asal...