Tebak itu judul bab artinya apa?? Hayooo, yg rajin baca otor note harusnya tau 👯
###
"Odie, nice to see you,"¹ sapa Keitaーlagi-lagi menampilkan senyum pria baik.
Kylie tampak kaget menyaksikan keakraban yang Keita lempar kepadaku. Sebenarnya aku sama kagetnya. Nggak menyangka Keita masih mengingat wajahku. Pasti dia ingat aku sebagai temannya Frankie si cantik.
"Hi, Keita. Nice to see you too," balasku agak canggung. Ini bukan situasi yang masuk dalam perhitunganku, mengingat kemarin yang mewawancara aku seorang bule macam Kylie, sukar aku percaya kalau bos yang digadang-gadang Kylie adalah Keita si Jepang.
"I think I don't need to introduce Kilau," ada nada canggung yang aku dengar dari ucapan Kylie.
"Yes. I know her. I address her Odie, but I know her first name is Kilau," Keita membalasnya tanpa tersentil kecanggungan yang ada di sekitar, "Kylie, you can leave us. I will talk to Odie privately."
Kylie berjengit dan ... aneh? Bagaimanapun dia tetap menuruti permintaan Keita. Dia meninggalkan kami dalam langkah anggun yang membuatku terpana. Benar-benar cantik banget si Kylie. Bukan saja fisik, sikapnya juga cantik.
"Kilau, silakan duduk," Keita mempersilakan aku duduk di kursi kayu berlapis bantal empuk.
"Kamu balik lagi pakai bahasa Indonesia," candaku sambil duduk di kursi yang diperuntukan bagi tiga orang. Keita memilih duduk di kursi tunggal.
"Saya suka bahasa Indonesia. Banyak tantangan. Bagaimana saya bahasa Indonesia bicara menurut kamu?" Tanya Keita antusias.
Aku memicing sembari mempertemukan telunjuk dan jempol ke dekat mata. "Perlu poles sedikit. Latihan lagi dan kamu bakal oke banget," kataku.
"Ba-" Keita tampak ragu. "Apa itu ba-kaL?"
Aku meringis menerima pertanyaan Keita. Kadang memang susah melepaskan kebiasaan berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang nggak tercatat dalam Kamus Bahasa Indonesia. Pantas saja Keita bingung. "Bakal sama dengan akan," jawabku dengan penekanan pada tiap kata agar Keita nggak salah tangkap.
"Ah, itu bahasa gaul ya?"
"Semacam itu." Aku mengendikan bahu, antara bangga dan miris. Pasti susah jadi orang asing yang belajar bahasa ibu kita. Ada beragam bahasa yang masuk dalam komunikasi kita holang Indonesia. Sebut saja, bahasa Indonesia sesuai EYD, bahasa Jekardah alay, bahasa Jakarte rempong, bahasa campur aduk daerah, bahasa gado-gado. Andaikan otak orang asing disamakan processor smartphone, wajib minimal octacore. Kalau kurang dari segitu, bisa telat menjangkau pembicaraan. Belum lagi kalau disisipi logat daerah.
"Saya sering latih bicara sama-sama Pak Wahidin," kata Keita.
"Pak Wahidin?"
"My driver. Saya pikir kamu ada temu dia di depan."
"Iya, aku ketemu. Dia yang antar aku ke sini." Aku baru tahu pria bersafari tadi adalah Pak Wahidin. Maklum deh, aku nggak tanya nama Bapak tadi soalnya dia sudah tahu nama aku.
"Dia baik dan... banyak bicara. Apa saja dia tahu."
Aku tersenyum geli. Ini Keita membahas sopirnya seperti membahas gebetan. Ada semu wajah penuh pemujaan yang dari sepuluh orang, belum tentu satu pun berpikiran penting memuji sopir. "Kamu sepertinya cocok dengan Pak Wahidin," kataku.
Keita tersenyum lebar yang menampilkan deret gigi kelinci. Aku jarang bertemu pria yang mudah mengekspresikan perasaan mereka soal kecocokan terhadap orang lain. Biasanya mereka gengsi. Apa karena adat istiadat pria yang aku kenal beda dengan Keita? Atau kembali ke soal kepribadian? Nggak paham deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gabble
ChickLitLulus kuliah, nyari kerja, pacaran, umur 25 tahun menikah. Sempurna! Kilau Odelia menata rencana hidupnya se-mainstream itu. Dia nggak butuh hidup muluk nemu cowok level hawt mampus yang bisa bikin wanita menggelepar. Atau anak milyuner minyak asal...