Aku sudah bilang manusia itu akan membawa masalah. Lihat sekarang, dia membawa manusia lain. Yang datang ini baunya terlalu menyengat. Merepotkan sekali kedatangan seorang lagi manusia tidak berguna ke kerajaanku.
"Kau lihat, Shuu? Ada manusia lain datang ke rumah kita." Mata Taro seketika cemerlang. Penyuka manusia ini murahan sekali.
"Oh, ya." Aku enggan menanggapi ocehan Taro dan butuh istirahat pagi. Sebagai kaisar, tugasku sangat banyak termasuk beristirahat pagi. Kalau aku sampai melewatkannya, kecantikanku bisa menjadi taruhan. Kurang tidur memengaruhi kesehatan bulu-bulu cantik ini.
"Apa kau pikir dia akan tinggal di sini juga?" Taro duduk sembari memerhatikan si manusia dan teman manusianya. Aku agak lupa nama manusia itu. Sepertinya Edi.
"Tidak," jawabku agak menggumam. Yang aku pedulikan saat ini adalah sofaku tidak tercemar bau manusia. Keita selalu bisa dikecualikan. Keita tahu seleraku, termasuk sofa ini. Aku bisa menerimanya duduk di sofaku sesekali. Lagipula bau Keita enak.
Teman si manusia duduk di sofa. Ketika aku akan memejamkan mata, sesuatu terendus. Aku dan Taro saling berpandangan. Kami berada pada satu pemahaman. Dan kami selalu dalam satu pemahaman soal ini.
Makanan.
Aku melompat ke sofa sebelah. Lantas duduk siaga di sebelah teman manusia sementara si manusia pergi ke dapur entah buat apa. Penciumanku tahu dari mana sumber enak ini. Taro sudah duduk di sebelah teman si manusia. Badan besarnya membuat sofa bergerak turun naik saat dinaiki. Dia memberikan tatapan memohon terang-terangan pada si manusia asing.
"Mereka kenapa ya?" tanya teman si manusia dengan bingung.
Manusia itu, si Edi, melirikku. Aku segera memberikannya perintah lewat tatapan. Aku mau isi kotak itu. Berikan padaku.
Dan dia paham.
"Mereka mau makanan yang lo bawa. Bagi sosisnya deh."
Nah, itulah pentingnya melakukan pelatihan bagi manusia. Dia tahu bagaimana menyenangkanku.
"Odie mengambilkan kita makanan. Makanan. Makanan."
"Odie?" Aku memandang heran Taro. "Kupikir namanya Edi."
"Dia Odie. Ooooddiiiiii..."
Taro melompat saat Ediーmaksudku, Odieーmemberikannya sosis di lantai. Aku melirik jengkel. Jangan coba-coba dia memberi aku makan di atas lantai. Aku melompat menuju piringku. Penguasa kerajaan selalu punya piring khusus. Keita memesannya online dan ada foto wajahku. Piring seorang kaisar tidak boleh disamakan rakyat jelata.
Edi memotong sosis dan menaruh hati-hati ke piring kekaisaran. Aku melahapnya segera. Nyam, sosis memang yang terbaik.
###
01/01/2021
TAHUN BARUUU 🤯 Aku kebangun karena suara ledakan kembang api.
Kapan ada teknologi kembang api tanpa suara bising? 😭 ga semua orang mau menikmati taun baru pake begadang *fyi
Btw, apa resolusi taun baru kalian?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gabble
Chick-LitLulus kuliah, nyari kerja, pacaran, umur 25 tahun menikah. Sempurna! Kilau Odelia menata rencana hidupnya se-mainstream itu. Dia nggak butuh hidup muluk nemu cowok level hawt mampus yang bisa bikin wanita menggelepar. Atau anak milyuner minyak asal...