Buah apa yang berbahaya?
ーーー
BUAHaya tegangan listrik tinggi!Frankenstein:
Gimana gawe baru?Me:
Biasa ajah. Gimana dikau sama boZ baru? Ganteng banget ya?Frankenstein:
Jangan ganti topik 😤 gw ogah bahas boZ baru. Gawe dimana?Me:
Gawe ama KeitaFrankenstein:
KEITA DARI ARROWDARLING???Me:
🙄Blom minum obat mbak?Frankenstein:
😭Gw telat gosip. Ga terima😤 sini ketemuan, kasih gw detailnya!△△△
Aku seharusnya tahu ada banyak alasan aku nggak kasih tahu Frankie soal pekerjaanku, tetapi aku butuh tambahan satu otak untuk berdiskusi, selain Bahtiar botak. Lebih baik tiga otak memikirkan suatu masalah daripada hanya dua. Betul, kan, sodara-sodara?
Maka aku mencuri sedikit waktu istirahatーtepatnya waktu istirahat para kesayangan Keitaーdengan keluar rumah. Nggak jauh. Hanya menyebrang jalan, lalu keluar ke jalan raya dan voila... kami nongkrong di warteg pinggir jalan.
"Keita ngasih lo segitu? Sumpah?!" Frankie bertanya antusias sampai nasi dalam mulutnya muncrat. Aku mendesis sebal saat salah satu serangan mulut Frankie jatuh di lenganku. Cepat-cepat aku sambar tisu warteg dan mengelap buah karya muncratan Frankie.
"Apa masalahnya?" Tanyaku nggak peduli. Yang penting gajiku GEDE.
"Gaji lo gila banget cuma buat maid dan speaking partner. Ngaku, Keita lempar kode ke lo?"
"Nggak ada," jawabku datar sambil menyuap sesendok muntung nasi dan telor dadar. Kenikmatan makanan warteg nggak bisa dibandingkan masakan sendiri. Sudah dua hari aku tinggal di rumah Keita, selama itu pula aku mesti berkawan dengan magicom, kompor, dan teman-teman di dapur. Hasil masakanku nggak buruk, tetapi sesudah melalui proses memasak, minat makanku menurun. Biasanya aku makan masakan Mama Fenita, kadang bantu memotongkan bahan masakan, dan nggak mengurangi nafsu makan. Ini, baru dilihat saja, aku berasa kenyang.
"Lo aja yang lempar kode ke Keita," usul Frankie yang sontak aku balas pelototan. Ini Tamara Bleszinskie KW benar-benar kurang hiburan, sampai mengorbalku sana-sini.
"Lo jomlo, Keita jomlo, sama-sama tinggal serumah. Tinggal dihalalkan, Kil. Gampang banget."
"Keita sudah punya cewek."
"Gue nggak percaya. Kalo dia punya cewek ngapain main Arrowdarling? Itu aplikasi macam Tinder dan Setipe, jelas-jelas buat cari pasangan. Bukan speaking partner. Lo ditipu!"
"Bah, kau kira aku peduli? Maaf, Freddy, aku tak lah punya waktu pikir-pikir Keita ada getar cinta atau interested to me," balasku bercanda.
Frankie memicing pada aksi melawakku yang gagal. Aku menyibukkan diri pada lauk-pauk di piring. Adakalanya lebih baik nggak melanjutkan pembicaraan yang dimonopoli Frankie, terakhir kali terjadi adalah saat Frankie tanpa izin memasang aplikasi Arrowdarling di ponselku dan membuatku berkenalan dengan Keita.
"Kil, mau berapa lama lo jadi maid?" Kali ini pertanyaan Frankie berubah serius. Mungkin dia paham situasiku yang nggak nyaman membahas percintaan.
"Belum pasti. Ada apa? Ada lowongan?"
"Bukan," Frankie menggeleng kuat, "gue khawatir lo terlalu nyaman sama pekerjaan lo yang ini, terus lupa kalo lo perlu nyari pekerjaan yang lebih stabil."
Benar omongan Frankie. Pekerjaan di rumah Keita nggak stabil. Keita WNA, punya potensi balik kampung dan membuatku jadi pengangguran. Melamar pekerjaan di tempat lain belum tentu bisa sebanding dengan yang ditawarkan Keita. Di sisi lain, aku berdosa karena bohong ke keluarga soal pekerjaan baruku ini. Kan, bikin dilema, kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gabble
ChickLitLulus kuliah, nyari kerja, pacaran, umur 25 tahun menikah. Sempurna! Kilau Odelia menata rencana hidupnya se-mainstream itu. Dia nggak butuh hidup muluk nemu cowok level hawt mampus yang bisa bikin wanita menggelepar. Atau anak milyuner minyak asal...