Yuri menatap satu sosok wanita paruh baya dari kejauhan.Ada rasa sesal di hati Yuri yang tertuju kepada wanita yang kini dalam pengawasan kedua matanya yang tajam,namun sendu itu.
Yuri tak mengira masa lalu yang di miliki oleh keluarganya harus serumit ini.Sebuah sandiwara yang orangtuanya mainkan dengan sangat apik ini benar-benar melukainya.Perasaannya pada sang ayah belum berubah bahkan bertambah kecewanya.
Wanita itu,yang kini sedang di pandanginya terlihat begitu ringkih dan menyedihkan atau mungkin dirinya sendirilah yang perlu di kasihani saat ini.
Betapa malang dirinya yang tak tau menahu selama sekian tahun mendendam dan melukai hati orang lain.Adakah hukuman yang pantas untuk diterimanya karena telah menyakiti perasaan wanita sebaik dan setulus ini? Wanita yang telah melahirkannya dan menderita dalam diamnya oleh sebab keegoisan keluarga sang ayah yang telah memisahkan antara dirinya dan sang ibu.
Lalu bagaimana pula dengan rasa sakit hati dari mendiang ibu yang telah membesarkannya dan merawatnya selama ini? Merawat anak yang terlahir bukan dari rahimnya dan membesarkan anak dari wanita lain yang merupakan istri pertama yang sebenarnya dari ayah kandung Kwon Yuri yang dengan begitu tulus dan penuh kasih sayang,mencintai sang ayah juga dirinya...
Kemanakah dirinya kini harus berpijak dan bagaimana dirinya harus bersikap? Yuri tak tahu bagaimana caranya untuk mengawali hubungan ini.Ia tak mengerti bagaimana ia harus memulai kata perkata di hadapan wanita yang dulu ia hina dan begitu ia benci dalam kesalah pahamannya selama ini dengan sepenuh hati itu...
Dan yang paling utama adalah...,bagaimanakah ia harus mulai berdamai dengan dirinya sendiri,lalu memaafkan dirinya sendiri kini.Yuri benar-benar merasa muak.
Yuri memandang ibu kandungnya dengan sorot mata sedih,kecewa,marah dan terlukanya.Kedua matanya mulai memerah dan berkaca-kaca kala memandang ke arah punggumg wanita paruh baya yang kini tengah berjalan di depannya.
Tak ada raut angkuh yang tergambar di wajah tampannya yang dingin itu.Yuri hanya berdiri seperti patung memandang sang ibu dari kejauhan di balik pohon ginko tua di sisi utara taman.
Yuri lalu mulai melangkahkan lagi kedua kakinya menapaki jalan dimana deretan pohon ginko yang tumbuh di bagian sisi kiri dan kanan jalan tengah memayungi para pejalan kaki dengan daunnya yang menguning.
Yuri mengikuti langkah demi langkah dari wanita yang saat ini tengah berada di depannya itu.Ia tak bisa mendekati wanita paruh baya itu walau rasa ingin di hati Yuri untuk berjalan bersisian bersama sosok ibu kandungnya tersebut.
Yuri merasa malu untuk mendekati sang ibu yang dulu telah berjuang untuk melahirkannya ke dunia ini.Cukup dengan begini saja,Yuri sudah merasa bersyukur bisa melihat wanita itu sebelum waktu yang di milikinya terlalu terlambat untuk ia mengetahui akan kebenaran akan kisahnya.
Yuri membuntuti sang ibu hingga sosok itu menghilang dari balik pintu rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You & Me 《🔚》✔
FanficCinta??? Entahlah...Yang aku tau hanya rasa nyaman saat bersamamu.Kau bagai misteri yang tak terpecahkan.Dan aku masih selalu berusaha mencari dan menemukan jawabannya.Kau bagai anggur merah yang memabukkan.Aku tak tau apakah hadirmu di hidupku adal...