Jessica menangkupkan kedua telapak tangan di mulutnya saat kedua matanya melihat Yuri yang tengah terbaring di atas lantai dengan tubuhnya yang bersimbah darah.
Jessica segera melangkah cepat mendekati sang suami lalu berusaha untuk memangku kepala Yuri.Kedua mata Jessica telah di penuhi oleh air matanya.Perasaan takut dan cemas mulai di rasakannya ketika di hadapkan pada kondisi Yuri yang seperti ini.
"Yuri...hik...hik...",
"Gwenchana.Ini bukan apa-apa.Uljima... Jangan menangis,Sica-ya...",
Jessica meletakkan telapak tangan kanannya di dada Yuri bersama sweater miliknya yang tadi sempat ia lepaskan dari tubuhnya itu dan melipat sweater miliknya itu secara tak beraturan lalu meletakkannya tepat di atas luka tembakan tadi,lalu menekannya guna menahan darah yang mengucur deras dari luka di dada Yuri itu.
Beberapa bodyguard Yuri pun dengan segera menggotong Yuri dan membawanya menuju ke rumah sakit.
Tangisan Jessica tak kunjung berhenti saat melihat Yuri yang terluka seperti itu.Tangan dan baju Jessica tak luput dari noda darah milik Yuri.Jessica terus memeluk tubuh Yuri dimana kepalanya berada di dalam pelukan Jessica yang terus mengecupi kening serta kedua pipi Yuri.
"Bertahanlah...hik...bertahanlah demi a-aku dan...hik...anak kita.Ja-jangan pernah mencoba pergi dan meninggalkan kami...hik...a-atau a-ak-ku...hik..tak akan pernah memaafkanmu,Seobang-ah...",
Ucap Jessica di sela isak tangisnya.Sungguh,Jessica benar-benar takut sekali saat ini.
"Arghhh...!!!",
Tiba-tiba Jessica memekik.Jessica merasa perutnya mulas dan sakit di area pinggulnya.Jessica menggigit bibir bawahnya dan berusaha untuk menahan rasa sakit di perutnya itu.Dapat Jessica rasakan area intimnya yang terasa lembab serta pahanya yang terasa basah.Jessica melongok kebawah dan dapat di lihatnya ada cairan yang keluar mengalir dan membasahi kakinya.
Salah seorang maid yang turut ikut di dalam mobil itu pun menjadi panik saat melihat Jessica yang meringis kesakitan,lalu meminta kepada sopir untuk melajukan mobil yang mereka naiki itu secepatnya menuju ke rumah sakit.
Meski Yuri sedang terluka,namun dia masih terlihat tenang.Di rogohnya saku celananya dan dengan segera menghubungi dokter kandungan yang biasa memeriksa Jessica tersebut.
Tak berapa lama menunggu dan mendengar nada sambung dari ponsel di seberang sana,akhirnya sang dokter pun menjawab panggilan telfonnya.
"Yeobseo?",
"Yeobseo,Solji-ah...Bersiaplah.Istriku akan segera melahirkan",
"Mwo??! Nde!!!".
Sang dokter yang merupakan teman Yuri itu pun paham akan kondisi tersebut dan dengan segera bersiap dan menunggu kedatangan Jessica.
"Tenanglah.Kau akan segera melahirkan,Sica-ya...".
Jessica yang sedang kesakitan itu hanya bisa menganggukkan kepalanya lemah sambil menggigit bibir bawahnya dan memeluk Yuri erat.
Yuri tersenyum dan mengelap keringat yang mengucur di kening Jessica dengan menggunakan ujung lengan jas yang saat ini masih di kenakannya.
Jessica menatap Yuri dengan kedua matanya yang masih basah itu.Mulut Jessica sudah tak mampu lagi untuk berkata-kata selain hanya suara lirih rintihan saja yang sesekali ia desahkan.Wajah Jessica memucat dengan kerutan dalam di keningnya,menyiratkan bahwa ia benar-benar sedang menahan rasa sakit yang teramat sangat di perutnya itu.Jessica yang sedang meringis kesakitan itu pun meremas jas hitam yang saat ini di kenakan Yuri.
Tangan kanan Yuri mengusap-usap lembut perut buncit Jessica yang mengeras tersebut,sementara Jessica menelusupkan wajahnya di perpotongan leher dan dada Yuri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Only You & Me 《🔚》✔
FanficCinta??? Entahlah...Yang aku tau hanya rasa nyaman saat bersamamu.Kau bagai misteri yang tak terpecahkan.Dan aku masih selalu berusaha mencari dan menemukan jawabannya.Kau bagai anggur merah yang memabukkan.Aku tak tau apakah hadirmu di hidupku adal...