Ada yang mau menyapa saya? -Juna
____
Arjuna mengernyitkan dahinya saat melihat presensi Dica, Rija, Endra, Hendras dan Rama yang menghampirinya dan langsung memeluknya erat-erat. Bahkan Arjuna bisa melihat mata Rija dan Endra berkaca-kaca.
Kondisi Arjuna sendiri sudah bisa dikatakan baik bahkan Dokter Cipto tidak percaya dengan hasil pemeriksaannya sendiri dan perlu berulang kali untuk mengatakan bahwa bakteri yang sempat menginfeksi bagian otak Arjuna benar-benar hilang, kondisi vital Arjuna juga pulih dengan cepat.
Pagi tadi, Arjuna resmi dipindahkan ke ruang rawat setelah pernyataan Dokter Cipto. Masih ada selang infus yang terhubung ke lengannya dan selang oksigen karena Arjuna masih memerlukan treatment untuk memulihkan paru-parunya.
"Kalian lebay deh." Arjuna berkata dengan nada lirihnya, tenggorokannya masih terasa sakit untuk berbicara, Dokter Cipto bilang ini merupakan hal yang biasa terjadi setelah penggunaan ventilator.
"Makasih karena udah bangun." Rija yang bersuara kemudian menatap wajah Arjuna yang masih pucat.
"Kamu sama Endra mau kemana?" kali ini Arjuna seolah tidak memiliki suara, namun mereka tahu apa yang ditanyakan Arjuna.
"Aku mau ke Australia, Jun. Si Rija mau ke Inggris, kita berangkat sore ini." Endra menepuk pelan lengan Arjuna yang sekarang terasa lebih hangat.
"Selamat, maaf nggak bisa nganterin." Arjuna tersenyum, tubuhnya masih terasa lemas karena tidur selama berhari-hari.
"Santai aja, kamu harus cepet-cepet keluar aja dari sini." Rija menghembuskan napas pelan, menatap Dica, Hendras dan Rama yang hanya terdiam.
"Kamu udah tahu apa tujuan mereka?" Dica angkat bicara, rasa lelah dan mengantuk itu hilang setelah mendapat kabar kalau Arjuna sudah melewati masa koma dan kritisnya. Tidurnya tadi malam sangat lelap tidak seperti satu minggu terakhir yang selalu gelisah.
"Buat registrasi."
"Jun, pokoknya setelah ini kamu harus sembuh. Biar kita bisa main bareng lagi, pelanggan yang COD juga nanyain kamu, distributor juga nanyain kamu lho, kangen katanya, dan kita tetap kelola bisnis kita ini kok meskipun jarak memisahkan, meskipun kita bakal sIbuk. Akhir-akhir ini kita sibuk juga lhoo ngelayani pelanggan sama distributor baru yang meminta kerja sama karena tertarik sama strategi pemasarannya kita." Hendras menyematkan senyuman manisnya.
"Oh iya. Distributor kita juga di sini lhoo, lagi ngobrol di depan sama Bapakmu."
Arjuna hanya mengulaskan senyuman manisnya, sedangkan Rama berinisiatif memanggil ketiga distributor yang membantu mereka kemarin untuk masuk. Kamar VIP yang sekarang ditempati Arjuna juga atas bantuan salah satu diantara mereka yang bernegosisasi dengan direktur rumah sakit. Arjuna mengulaskan senyuman manisnya saat melihat tiga orang yang sering ditemuinya untuk membicarakan bisnis.
"Cepat sembuh kamu yaa, saya puas bekerja sama dengan kamu dan teman-temanmu dan kamu beruntung karena memiliki mereka, saya salut sama ikatan kalian." Distributor boneka berjenis kelamin perempuan itu menyematkan senyuman manisnya.
"Terima kasih karena sudah menjenguk saya."
"Santai. Ibarat teman, kita sudah berteman dengan ikatan yang erat, bukan hanya ikatan bisnis yang saling menguntungkan. Saya belajar banyak hal dari kamu dan teman-temanmu." Kali ini distributor pakaian yang menimpali, laki-laki 30 tahunan itu terlihat santai dengan gaya busananya.
"Arjuna, saya juga senang bekerja sama denganmu dan teman-temanmu, mulai sekarang kita saling membantu saja."
Sore itu suasana kamar rawat ramai, hingga waktu memisahkan mereka. Rija dan Endra harus segera ke bandara karena keberangkatan mereka juga sudah bisa dikatakan terlambat, begitu pun dengan yang lain yang mengantar Rija dan Endra. Silih berganti orang datang menjenguk Arjuna selama 2 hari belakangan, mendoakan Arjuna dan mengharapkan kesembuhan Arjuna. Video ucapan terima kasih juga dikirimkan dan berhasil membuat Arjuna merasa terharu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nilai [COMPLETE] -- PDF VERSION
General FictionSetahu Arjuna, nilai itu cuma angka 10 sampai 100. Atau Sebenarnya, angka itu berharga untuk orang lain. Angka 10 sampai 100 yang muncul di kertas ujian.