°
°
°Lalisa menatap Kenneth yang hanya diam di sampingnya. Lalisa menekan tombol hingga menjadi sekat antara Kursi depan dan belakang.
Tatapan Lalisa jatuh pada tangan kanan Kenneth, tepatnya jari tengah dan jari manis nya yang di perban menjadi satu.
Refleks Lalisa menarik tangan Kanan Kenneth dan mengelus kedua jari yang di perban.
"Kenapa?"
"Patah" jawab Kenneth sembari terus menatap jendela luar mobil.
"Maaf" Kenneth tidak menjawab, dia menyandarkan tubuhnya lalu memejamkan kedua matanya.
Lalisa terus menggenggam tangan Kenneth lalu mencium atas perban.
"Cepat sembuh jari" ucap Lalisa, Kenneth yang hanya memejamkan matanya berusaha untuk tidak tersenyum.
Dia harus tegas pada Lalisa agar Lalisa tidak seenaknya seperti ini.
"Bunga yang kamu kirim dari siapa?" Kenneth menatap Lalisa tajam.
"Dari Will dan aku meninggalkannya di dalam"
"Aku bisa membelikanmu bunga lebih banyak dari itu" Lalisa tersenyum, mengecup pipi Kenneth lalu memeluknya.
"Bagaimana keadaan anak itu?" tanya Lalisa mendongak menatap Kenneth.
"Dia akan baik baik saja, besok kita akan ke psikolog"
"untuk apa?"
"Aku tidak ingin kamu menjadi memiliki trauma"
"Aku tidak apa, sungguh Ken. Setelah istirahat semuanya mungkin menjadi lebih baik" Kenneth menarik Lalisa agar duduk di pangkuannya.
Lalisa menenggelamkan wajahnya di lekukan leher Kenneth lalu memejamkan matanya. Kenneth mengelus punggung Lalisa hingga dia merasakan nafas Lalisa tenang yang menandakan wanita itu sudah tidur.
°
°
°Dubai, 9.34 am.
Lalisa tersenyum mengingat pesta pertunangannya dengan Kenneth yang di gelar kemarin. Pesta yang sangat mewah dan beberapa surprise dari Kenneth yang membuatnya benar bebar bahagia.
Walaupun Ibu Nichol atau Adik Rose tidak menyukainya dan terus menatapnya sinis tapi Lalisa terus mengabaikan nya karna Lalisa tidak ingin hari bahagianya terganggu dengan beberapa orang yang tidak menyukainya.
Lalisa menoleh ke samping dimana Kenneth masih tidur dengan pulas, Tangan Kenneth terangkat mengelus pipi Kenneth.
Tok tok tok
Lalisa beranjak mengenakan piyama tidurnya yang berserakan lalu membuka pintu dimana Liora tengah berdiri di depan sana.
"Ada apa Liora?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Fiance
RomanceLalisa, Gadis 18 Tahun Yang Harus Menjadi Tunangan pria ber umur 30 tahun