"Menjalin kasih dengan orang yang kalau melihat sesuatu yang bening masih doyan kedip sana-sini?"
Taehyung mendengus penuh sindiran.
"Tunggu setelah kau memenuhi syarat untuk di angkat dan menjalani training sebagai Captain, Jim, dan saat itulah aku akan menjawab permintaanmu.
Jadi kurang-kurangi dulu kebiasaan suka tebar pesona, ya."
.
.
.Bukan tanpa alasan Taehyung mengatakannya. Tapi Jimin tidak mau tahu mengapa Taehyung terlalu mengulur waktu.
Mereka akhirnya kembali ke penginapan lebih awal dari yang direncanakan, lupa dengan tujuan utama untuk mengisi perut yang terasa lapar.
Begitu saja Jimin menarik Taehyung menuju kamar, menutup pintu dalam satu sentakan, lalu duduk di atas kursi dan mengisyaratkan pada lelaki yang lebih muda agar duduk di pangkuannya.
"Untuk apa memang?" tanya Taehyung penasaran. Wajahnya yang seakan menantang membuat Jimin semakin ingin mendominasi. Tidak mau kalah kerasnya.
"Agar lebih nyaman dalam berbincang?"
Dan sebelum Taehyung sempat membuka mulut guna melancarkan protes, Jimin sudah menarik lengan kurusnya lebih dulu untuk kemudian di dudukkan paksa di atas kedua pahanya. Jimin tidak butuh konfirmasi. Ia hanya butuh Kim Taehyung seorang.
'Enak saja bilang aku tukang kedip sana-sini.'
Setelahnya, erangan kesal Taehyung terdengar, sementara satu tangan Jimin melingkari pinggang Taehyung, menarik lelaki itu merapat ke tubuhnya. Taehyung terkesiap saat rasa panas menyebar dalam dirinya, gairahnya tersulut dan ia tidak bisa menyembunyikan hal tersebut.
Disertai dengan geraman (satu karena Jimin sudah seenaknya saja membanting bokongnya, dua karena Jimin sudah membangkitkan nalurinya sebagai lelaki), maka Taehyung menarik kaus polo Jimin ke atas, menyingkapnya tanpa ijin, dan menelusuri dada serta perut pria itu dengan kedua tangan.
Jimin berjengit kaget. Tiga puluh persennya karena kegelian. Ini untuk pertama kalinya Taehyung melakukan inisiatif.
Tapi, atas dasar apa?
"Apa kau segitu sukanya sama badanku? Kenapa tidak terima saja tawaran Jeongguk untuk fitness?"
"Berisik!" Taehyung pura-pura menggertak. "Bisa tidak sih aku punya badan yang seperti ini tanpa harus pakai alat-alat fitness berat?"
Jimin lantas tertawa. Tawa yang bercampur erangan karena ototnya tetaplah menegang di bawah sentuhan jari-jari halus Taehyung. Dalam bias sinar lampu tidur, kulit Jimin yang berkeringat akibat berlari menuju penginapan tadi tampak jauh lebih seksi. Taehyung menelusuri lagi tangannya menuju dua kotak terakhir di daerah perut bawahーJimin tersentak oleh sentuhan Taehyung, matanya berkilat tajam.
"Hyungie-ah..." lelaki yang lebih tua memperingatkan.
Taehyung tampak tidak peduli. "Boleh lepas kausmu? Aku penasaran ingin menyentuhnya dari dekat, Jim."
"Kau serius?!"
"Apa aku terlihat main-main?"
Sorot mata Taehyung membuat Jimin terpana. Sedikit banyak heran bercampur curiga. Namun karena tidak mau Taehyung berubah pikiran, dalam satu gerakan mulus, Jimin menarik kaus polonya melewati kepala dan melemparnya ke sembarang arah. Taehyung tidak perlu repot-repot melihat ke mana kaus itu mendarat, karena matanya terlalu fokus pada otot bisep Jimin yang menonjol dan dadanya yang padat dan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shirushi [シルシ] ✔
FanfictionJimin felt the proofs that they were connected when he held on tightly to Taehyung's warmth, ーbut then, he choose to neglect it. #minv #topjimin #bottomtaehyung #hurt #romance #fiction