Twentieth

1.4K 228 143
                                    

Snorkelling ternyata sangat menyenangkan.

Apalagi setelah melalui tiga minggu penuh jadwal penerbangan. Terlepas dari apa yang namanya tuntutan pekerjaan, Taehyung akhirnya memilih pantai Jangho yang berada di kota Samcheok sebagai destinasi melepas lelah. Itu atas saran Jimin yang sebelumnya keukeuh mengajak mereka ke Uljin untuk scuba diving.

Berbeda dengan diving yang membutuhkan kemampuan berenang dan energi ekstra, Taehyung lebih setuju saran Jeongguk untuk snorkelling karena ia merasa tidak harus mengeluarkan energi yang berlebihan untuk dapat menikmati keindahan panorama alam bawah laut.

Ini bukan karena Taehyung tidak menyukai divingーbukan, ia bahkan sebenarnya tertarik begitu Jimin memperlihatkan video-video mengenai scuba divingーhanya saja tubuhnya lebih cepat merasa lelah belakangan ini. Jadi Jimin hanya bisa menurut ketika Taehyung sudah memutuskan demikian.

Perairan Jangho yang disarankan oleh Jimin memiliki air yang sangat jernih dan ombak yang cukup tenang, dan Jeongguk menyetujui usulan lokasi Jimin karena ia sudah memiliki rencana akan hunting foto di sana. Selain karena wisata pantai dan airnya yang terkenal, Jeongguk dengar kawasan itu memiliki daratan berbatu yang menjulang dari permukaan air. Jelas sayang jika dilewatkan oleh pemburu landscape seperti dirinya.

Setelah melewati dua jam penuh untuk menikmati panorama alam bawah laut, Taehyung akhirnya menyerah, melepas snorkel dan menarik diri lebih dulu dengan kembali naik ke daratan. Jimin menyusul tidak lama kemudian, setelah menyadari Taehyung hilang dari radar jangkauan.

Di pinggir pantai, bersembunyi di bawah bayangan teduh payung pantai, Taehyung sudah duduk manis dengan satu piring sandwich dan kentang, saat Jimin datang menghampiri. Ia melengos begitu mendapati bentukan enam pack di sepanjang dada dan perut Jimin, terpamer begitu saja tanpa adanya kain penutup. Jimin terkekeh kecil mengetahui isi pikiran Taehyung.

"Kenapa? Mau?" godanya. Ia menarik kursi dan menyamankan diri di samping Taehyung.

"Najis. Siapa juga yang mau." Tapi pipinya merona.

Jimin tertawa. Diacaknya rambut basah Taehyung dengan gemas, kemudian ia melirik pada piring kaca milik Taehyung.

"Apa itu?" tanyanya, memperhatikan potongan-potongan sandwich dan kentang yang menggoda perut.

Taehyung memelototi Jimin dan mulutnya kembali diisi oleh potongan sandwich hingga penuh. "Jangan coba-coba ambil, ini jatahku."

Jimin pura-pura mengkerut. "Duh, tega sekali. Masa iya makan sendiri."

"Salah siapa pamer-pamer perut. Mentang-mentang punyamu bagus," komentar Taehyung, yang sontak membuat tawa Jimin semakin menjadi. Namun demikian, Taehyung tetap saja menyodorkan Jimin satu suapan sandwich, yang jelas diterima sang ko-pilot tampan dengan senang hati.

Di saat keduanya sibuk beradu pendapat dan mengusili satu sama lain, Jeongguk datang dengan kondisi tubuh yang tidak jauh berbeda dari milik Jimin. Begitu basah dan terbuka. Hanya bedanya, badan milik Jeongguk sedikit lebih besar dan kokoh, membuat senewen Taehyung meningkat dua kali lipat. Jimin menyenggol lengan Jeongguk dan berkata pada juniornya dengan mata menyipit menahan tawa,

"Pakai bajumu. Dia tidak suka kita pamer dada, cemburu katanya."

"Oh ya?"

"Siapa yang cemburu?! Kau itu yaーiiih!" Taehyung menggeram setengah nyolot, agak malu karena perkataan Jimin delapan puluh persen benar adanya. Lengan berotot Jimin lantas menjadi sasaran amukan, Jimin pasrah saja melihat lengannya mendadak merah-merah akibat cubitan Taehyung.

Shirushi [シルシ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang