Ninth

1.4K 263 70
                                    

Masih dengan mata yang separuh membukaーdan nyawa yang separuh melayangーJeongguk menyadari bahwa dengungan yang menganggu tidurnya barusan bukanlah dari mesin pengatur suhu, melainkan dari ponselnya sendiri.

Siapapun yang sudah mengganggu tidurku pagi ini benar-benar cari mati, batin Jeongguk, dan ia bersumpah akan mengutuk orang itu di setiap menitnya di hari ini.

"Siapa di saー"

"Ah, pagi Jeongguk-ah. Baru bangun ya?Apa aku menganggu tidurmu pagi ini?"

Jeongguk terkesiap pada detik pertama. Seakan sapaan halus diseberang menyengatnya dengan listrik bertegangan tinggi. Mata yang sedetik lalu masih mengatup malas seketika terbuka lebar, lalu Jeongguk menahan jantungnya agar tidak berdetak di luar kendali.

"T-Taehyung-ssi?"

Diseberang sana Taehyung tertawa. Begitu berat dan renyah. Membuat Jeongguk sampai-sampai lupa mengatupkan bibir saking terpesonanya.

"Taehyung saja. Jangan terlalu formal padaku, kita seumuran bukan? Omong-omong, kau tidak menyimpan nomorku, ya?"

"Akuー"

dan di detik berikutnya Jeongguk merasa begitu tolol.

Tuhan, bolehkah ia mencabut kata-katanya sendiri? Kalau saja dia melihat caller ID terlebih dahulu...

"ーtentu aku menyimpannya, Taehyung-ah. Hanya saja tadi terburu-buru angkat telepon jadi tidak sempat lihat layar,"

Taehyung membalas pengakuan Jeongguk dengan gumaman pelan. Dalam hati, si arsitek muda merutuki kecerobohannya sendiri dan berharap agar Taehyung mau mempercayai kata-katanya.

"Ada apa meneleponku pagi-pagi seperti ini? Sedang butuh bantuan, mungkin?"

Tawa Taehyung kembali berkumandang. Namun kini Jeongguk bisa menangkap nada gelisah yang terselip dari suara pria manis bermarga Kim.

"Tidak ada apa-apa, Jeongguk-ah, hanya...." jeda sejenak, "....rindu mendengar suaramu saja."

"....."

Dentuman kurang ajar dari hati Jeon muda semakin bertalu-talu. Ingin rasanya Jeongguk tenggelam di antara busa di ranjangnya. Itu akan lebih baik daripada ia melonjak-lonjak kegirangan sendiri seperti orang kehilangan kesadaran.

Menjaga image, Jeongguk akhirnya memilih untuk berdeham pelan.

"Tidak mau mendengar suaraku langsung, nih? Kalau hanya ditelepon saja jelas berbeda, Taehyung-ah. Aku bisa kok datang ke kamarmu pagi ini kalau kau mau," lalu Jeongguk menahan sudut bibirnya agar tidak semakin tertarik ke atas. "Tapi beri aku waktu lima belas menit untuk mandi dan bersiap, ya. Bagaimana?"

"Bagai....mana?"

Dengungan Taehyung mengisi ruang dengar Jeongguk. Lelaki itu terkesan bingung, namun Jeongguk tidak mau ambil pusing. Siapa suruh ia menggoda Jeongguk terlebih dulu.

"Taehyung?"

"Ah, maaf. Tapi aku tidak ingin mengganggu istirahat pagimu, Jeongguk-ah."

"Tidak, sama sekali tidak mengganggu," jawab Jeongguk cepat-cepat. "Aku sedang bosan dan kurasa bertemu denganmu bisa membantuku menghilangkan bosan. Bagaimana kalau sekalian menemaniku hunting foto di luar? Aku punya beberapa spot menarik untuk dikunjungi."

"Um, ituー"

"Lima belas menit, oke? Masalah hunting nanti bisa kita bicarakan lebih lanjut. Itu kalau kau tidak keberatan mencari udara segar denganku."

Shirushi [シルシ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang