SELAMAT MEMBACA KISAH SHEIRA.
***
Malam ini, keluarga Mahatma sedang berkumpul di ruang keluarga. Seperti malam-malam biasanya, Sheira selalu bisa menghidupkan suasana di keluarga Mahatma. Keceriaan Sheira menjadi kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Sheira selalu bercerita hal-hal yang menurutnya menyenangkan.
"Pah, Papa tau nggak?" Tanya Sheira yang sedang menyandarkan kepalanya di bahu Arkan.
"Enggak tau, sayang," Jawab Arkan tersenyum tipis.
Sheira mengerucutkan bibirnya, "Ih papa kok nggak tau? Harusnya papa tau dong. Papa tuh jadi laki-laki harus peka sama perasaan perempuan,"
"Gimana papa bisa tau sayang. Kamu aja belum ngasih tau,"
"Oh iyaiya, hehehe," ucap Sheira terkekeh, "Sheira harusnya ngasih tau dulu baru nanya, maaf ya pah," lanjutnya.
"No problem, sayang," kata Arkan yang mengelus pelan rambut putrinya.
"Padahal umurnya masih muda banget loh," Sela Refan.
"Iyalah masih muda! Emang abang, udah tua. Wleee," Tepis Sheira dengan menjulurkan lidahnya.
"Def, lo denger ada yang ngomong gak sih? Perasaan gue gak sebut nama siapa-siapa deh, tapi kok ada orang yang punya tingkat kepedean yang sangat tinggi," kata Refan yang sengaja menampilkan wajah bingungnya.
"Mamaaa," Rengek Sheira.
"Refan. Jangan mulai!" Tegur Yona tegas. Yona tidak mau, Refan dapat ceramah lagi dari suaminya jika terus menjahili Sheira.
"Mah. Muka mama kok pucat? Mama kenapa? Mama sakit?" Tanya Defan khawatir.
"Hah yang bener? Ihh mana-mana? Ah iya ma! Muka mama pucat. Kita ke rumah sakit sekarang deh, ayuk ma, pahh," Kata Sheira yang menarik pelan pergelangan tangan mamanya.
"Sheira. Mama gak papa. Jangan lebay deh! Gak usah sampai di bawa kerumah sakit segala. Mama mungkin hanya kecapean, kurang istirahat,"
"Apa maid disini tidak bekerja?" Tanya Reza tegas.
"Semua maid disini rajin, nak. Mama aja yang bersikeras mai kerja. Lagian kalau mama cuma duduk diam nggak ngapa-ngapain, mama jadi kurang berenergi,"
"Bilang sama Reza kalau mama butuh sesuatu."
"Iyaa sayang, mama pasti bilang sama kamu kalau mama butuh sesuatu,"
"Refan juga kalau butuh sesuatu tinggal ngomong kan bang?"
"Tidak untuk kamu."
"Ppffftttt, hahaha," Sheira tertawa kencang, "Makanya jangan kepedean,"
"Sudah-sudah! Sheira, malam ini mama mau tidur sama kamu, boleh kan?"
"Iyaa jelas boleh lah mah,"
"Tutup kuping yah mah. Ngoroknya Sheira tuh gede banget," ucap Refan.
"Refaannn!" Tegur Reza.
"Shei, besok hari pertama lo masuk sekolah kan? Abis ini tidur sama mama. Besok bangunnya jangan telat. Kalau telat abang tinggal," ucap Defan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEIRA [revisi]
Novela JuvenilSheira Keyla Mahatma, anak bungsu dari keluarga Mahatma yang terkenal dengan kekayaannya. Cantik, ramah, dan berteman dengan siapapun. Sayangnya, semua itu tidak berlangsung lama. Sepeninggal seseorang yang sangat berarti bagi gadis itu, Sheira menj...