ABSURD

72 6 0
                                    

- Hati aku cuma satu. Kalau kamu patahkan, aku gak mau jadi orang yang tidak punya hati. Jadi, patahkan jari aku aja, ya -

SELAMAT MEMBACA KISAH SHEIRA.

***

Sepanjang perjalanan menuju rumah Sharga, Sheira tak henti-hentinya tersenyum antusias. Ia juga sudah pulang ke rumahnya untuk sekedar bersih-bersih dan ganti baju. "Yeay! Sheira udah nggak sabar buat ketemu sama tante Maya. Mama kakak sering nanya kabar aku ga?" Sheira terkekeh.

Sharga hanya tersenyum membalasnya.

"Ihh kok nggak dijawab? Sering atau nggak nih?" Tanya Sheira antusias kepada Sharga yang tengah fokus menyetir mobil.


Sharga hendak mengacak rambut Sheira, tapi kemudian ia menurunkan tangannya kembali.

"Kenapa gak jadi?"

"Berharap banget gue acak ya?" Usil Sharga.

"Ish, tau ah! Nyeebelin banget jadi pacar,"

"Jadi suami aja kalau gitu," ucap Sharga enteng. "Lo udah keliatan rapi dan cantik. Yakali gue ngacak-ngacak rambut lo," ujarnya lagi.


"Bodo!" Cibir Sheira. "Kak Sharga belum jawab pertanyaan aku tadi. Tante Maya sering nanyain aku gak?"

Satu pertanyaan tapi berhasil membuat Sharga tidak tahu harus menjawab apa. Ia juga tidak mungkin mengatakan kalau sang Mama sedang tidak bersahabat dengan kekasihnya. Dasar sialan si Sarah! Namun, melihat raut wajah memelas dari Sheira, membuat Sharga terpaksa harus berkata yang tidak sesuai fakta.

"Sering," Jawab Sharga singkat.

"Udah? Gitu aja? Tante Maya nanyain apa? Hm, waktu kak Sharga ngajak aku ke toko kue, tante Maya ngajakin aku masak bareng. Sekalian diajarin masak juga sama dia. Tapi belum kesampaian sampai sekarang. Kamu sih, udah gak pernah ngajak aku ke rumah kamu,"

Satu tangan Sharga beralih memegang pergelangan tangan Sheira, "Tangan halus lo ini, jangan dibiarkan kasar karena lo bekerja. Gue gak mau,"

"Idih, kakak lebay deh. Namanya perempuan kan emang harus kerja. Mau titelnya setinggi apapun, ujung-ujungnya juga pasti turun ke dapur,"

"Nanti gue nyediain banyak maid. Jadi lo gak perlu kerja. Lo cuma ngurusin gue dan anak-anak kita nanti,"

"Gak masalah, itu terserah kakak. Emang semua yang menyangkut kamu dan anak kita kelak, harus aku yang turun tangan. Gak boleh orang lain,"

"Lo ngomong gitu, bikin gue tambah sayang dan pengen cepat-cepat nikahin lo,"

"Hahaha apaansih! Kenapa jadi bahas ginian. Udah deh, diem! Kak Sharga fokus nyetir aja dulu," Ucap Sheira.

"Gak. Maunya nyeriusin lo aja,"

"Jadi kak Sharga belum serius sama aku?"

"Lebih dari itu, Sheira,"

"Boong kan?" Tanya Sheira. "Aku gak mau ngerasain yang namanya patah hati," ujar Sheira

SHEIRA [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang