SELAMAT MEMBACA KISAH SHEIRA.
***
Sheira mengucek matanya pelan. Ia dibangunkan oleh sorot cahaya matahari yang menembus jendela kamarnya. Sheira mengambil ponselnya di atas nakas. Sekedar mengecek hari ini hari apa. Hari minggu ternyata. Sheria merentangkan badan dan menghembuskan nafasnya kasar. Untuk saat ini, ia tidak menyukai weekend.
"Non. Udah bangun," Sapa Bi Inah senyum begitu melihat Sheira muncul di ruang tengah.
Sheira membalas senyum. Ia menuangkan air ke gelas lalu ia minum, "Yang lain kemana bi?" Tanya Sheira.
"Sedang mengerjakan pekerjaannya masing-masing non. Non ada perlu? Biar bibi panggilkan,"
"Eh nggak usah bi. Sheira ngerasa sepi aja,"
"Non mau sarapan apa? Biar bibi buatkan,"
"Air putih aja bi."
"Jangan atuh non. Non Sheira teh harus sarapan. Tar bibi di omelin sama tuan,"
"Mereka gak ada di rumah. Udah gak papa, Sheira juga belum lapar. Ohiya, mang Ujang mana bi?" Mang Ujang adalah salah satu pekerja di rumah Sheira. Beliau kerja di bagian taman. Jadi, untuk masalah taman, atau outdoor, semua adalah bagian mang Ujang dan beberapa orang lainnya.
"Di taman non. Bibi liat, mang ujang lagi motongin rumput,"
"Bibi tolong buatin aku jus wortel yah. Sheira tunggu di taman,"
"Baik. Tunggu sebentar yaa non," Ucap Bi Inah yang langsung menuju ke dapur.
Sheira berjalan keluar duduk di kursi megah teras rumahnya. Matanya menatap sendu, lurus kedepan. Kenapa semuanya jadi seperti ini? Apasih yang kalian sembunyikan dari Sheira? Sheira ngerasa sendiri. Itu adalah pemikiran Sheira yang tidak henti-hentinya menghantui fikirannya.
Hanin sudah pindah ke luar kota. Kakaknya di mutasikan ke tempat itu. Membuat Hanin mau tidak mau harus ikut ke kota itu. Itu yang membuat Sheira semakin merasa kesepian.
Flashback On.
"Shei, minggu depan aku udah nggak disini lagi," ucap Hanin sendu.
Sheira yang sedang membaca buku, langsung menutup bukunya kaget, "Maksud kamu?"
"Kakak aku dimutasi ke luar kota. Mau nggak mau, aku harus ikut sama dia," jelas Hanin.
"Yaahh kamu beneran? Gak lagi boongin aku kan?" Tatap Sheira berkaca-kaca.
"Mana bisa aku bohong sama kamu,"
"Kalau kamu pergi, aku sama siapa Hanin? Cuma kamu orang tulus bersahabat denganku,"
"Liburan sekolah, aku balik kesini lagi. Tenang aja," ujar Hanin tersenyum. Meski sebenarnya, ia juga tidak ingin melakukan ini.
"Nin, aku bisa bantu kamu. Aku bisa bantu biar kakak kamu nggak dimutasikan keluar kota,"
"Jangan Sheira! Kamu sudah terlalu banyak membantu aku dan keluargaku. Rumah yang kamu kasih buat aku sekeluarga itu JAUH lebih dari cukup,"
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEIRA [revisi]
Teen FictionSheira Keyla Mahatma, anak bungsu dari keluarga Mahatma yang terkenal dengan kekayaannya. Cantik, ramah, dan berteman dengan siapapun. Sayangnya, semua itu tidak berlangsung lama. Sepeninggal seseorang yang sangat berarti bagi gadis itu, Sheira menj...