SELAMAT MEMBACA KISAH SHEIRA
***
Sheira sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Ia menyisir rambutnya beberapa kali hingga ia kelelahan sendiri. Soal make up, Sheira bukanlah seperti cewek-cewek pada umunya yang selalu meribetkan diri. Tapi soal rambut, Sheira begitu menjaganya agar selalu rapi dan tidak lepek.
Setelah penampilannya dinilai sempurna, Sheira tersenyum sendu menatap ke kaca besar di hadapannya, "Mah, sekarang Sheira sudah bisa bangun pagi. Kalau mama pulang, mama tidak akan kerepotan lagi bangunin Sheira,"
Sheira keluar kamar dan turun dengan merosot dipegangan tangga, mendarat dengan sempurna.
"Allahuakbar non. Astagfirullah, Ngapain kaya gitu, atuh. Bikin jantung bibi mau copot aja. Udah ya non, jangan kaya gitu lagi," Kata Bi Inah dengan raut wajah khawatir.
"Hehehe santai bi. Udah biasa kok. Eh yang lain pada kemana?" Tanya Sheira.
"Ketiga abangnya non Sheira pergi tadi subuh. Bibi juga gak tau mereka kemana. Katanya, aden sudah membangungan non Sheira, tapi non tidak bangun-bangun juga. Aden nitip pesan, katanya beberapa hari ini, mereka akan jarang dirumah dan jarang pegang ponsel. Jadi non, tidak usah mengkhawatirkan mereka. Karena mereka pergi cuma sebentar," Ucap Bi Inah.
Sheira berdiri lesu. Belum selesai fikirannya tentang Arkan dan Yona, bertambah lagi dengan Defan dan Refan, "Yang mindahin aku ke kamar siapa bi?"
Flashback on.
"Sheiranyaaaa guee! Abang pulang nich," teriak Refan begitu memasuki rumahnya.
"Gak usah berisik, toa! Adik gue pasti udah tidur," kesal Defan.
"Adik gue juga lah," ucap Refan tak mau kalah.
Dan dugaan mereka benar. Sheira sedang tertidur di atas sofa empuk kesayangannya. Tanpa berfikir panjang, Refan langsung menggendong Sheira menuju kamarnya. Setelah puas menatap adiknya, Refan turun kembali.
"Kalau kita berdua juga pergi, gimana Sheira disini?" Ujar Refan.
"Gue juga nggak tau," kata Defan.
"Tapi kita juga harus liat kondisinya mama,"
"Gue ga mungkin biarin Sheira sendirian disini,"
"Mau gimana lagi. Kita pergi cukup lima hari aja,"
"Ide bagus!"
Flashback off.
"Kenapa mereka nggak bilang dulu sih sama aku?" Tanya Sheira kaget tidak percaya, "Ini orang-orang rumah kok pada aneh semua sih? Gak papa, mama,bang Reza, nah sekarang nular ke mereka. Mereka udah sbuk sendiri dengan urusannya masing-masing. Yang lebih parah, Sheira ga dikasih tau apa urusan mereka. Sheira bukan ingin mencampuri, setidaknya jangan bikin Sheira bingung kaya gini,"
"Non, mungkin urusan tuan, nyonya dan aden-aden sangatlah penting. Makanya mereka belum bisa ngasih kabar sama non,"
"Sudahlah bibi. Sheira bingung, pada aneh. Ohiya, kunci mobil Sheira mana?
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEIRA [revisi]
Teen FictionSheira Keyla Mahatma, anak bungsu dari keluarga Mahatma yang terkenal dengan kekayaannya. Cantik, ramah, dan berteman dengan siapapun. Sayangnya, semua itu tidak berlangsung lama. Sepeninggal seseorang yang sangat berarti bagi gadis itu, Sheira menj...