keisha / a limited time

3.7K 539 75
                                    

Gue kebangun dan melihat jam tangan Zavier yang masih ia pakai. Kebetulan tangan kirinya jadi sanggahan leher gue buat tidur. Masa punya pacar lengannya kenceng gak gue manfaatkan dengan baik? Bego namanya.

Kadang kalau gue bosen suka gue gigitin sampai biru. Lagian Zavier tuh lengannya gede banget ya? Kan gue suka gemes sendiri. Meskipun ujung-ujungnya bete gara-gara kesakitan.

 Meskipun ujung-ujungnya bete gara-gara kesakitan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jarum jam di tangan Zavier menunjukkan pukul 03.16 WIB. Iya lah Waktu Indonesia Barat? Kalau di Timur atau Tenggara kan aneh ya?

Mana segala kebangun padahal kelas gue nanti jam 06.30. Lagian kenapa ya, ada orang bisa gitu loh jam segitu bikin kelas? Gue pernah baca penelitian kalau otak manusia baru on tuh jam 9 atau jam 10 gitu. Kebayang kan gue bakalan ngapain di kelas? Paling bengong atau gosip sama Sean. Kalau gue lagi sableng atau nyari mati, mungkin gue akan tidur seperti biasa.

Gue membenarkan posisi tidur gue dan gue memerhatikan gantengnya gue yang lagi tidur. Astaga ini orang, ganteng banget sih kalau tidur? Nafas aja tuh.. Ganteng? Maaf, gue terdengar sangat bucin karena he is leaving in two days.

Two fucking days.

Sebel aja karena dalam dua hari lagi, dalam kurun waktu tiga bulan, gue harus nyetir mobil sendiri. Gue juga harus tidur sendiri dan gue bahkan udah gak inget kapan terakhir gue sekasur cuman isinya gue, bantal, guling, boneka, dan selimut. Dalam hidup, paling susah itu ngubah kebiasaan. Sebenernya orang kalau putus atau LDR bukan masalah berat di perasaan, kadang malah di kebiasaan.

Dan artinya, gue harus kembali menghabiskan waktu dengan Anya yang lemot atau nggak Mas Fathan yang rewel. Sama kayak pas dulu setelah Papa meninggal.. Alias, sepi lagi hidup gue.

Kalau ditanya temen gue kemana, banyak. Gue jujur adalah tipe orang yang lebih prefer sama keluarga atau pacar dibanding temen. Mungkin gue masih trauma karena pas waktu SD dibully gara-gara miskin kali ya? Karen dan Jasmine, Sean juga, mereka menurut gue temen ya deket. Tapi bukan yang bisa gue lean on dan gue andalkan.

Zavier tiba-tiba membuka mata di saat gue lagi memerhatikannya. Tengsin sih gue, ketawan lagi ngeliatin dia tidur.

"Hm?" Muka ngantuknya gemesin banget, "Jam berapa?"

"Tiga lewat.. Gak bisa bobo."

Ia mengangguk sambil mengucek matanya. Zavier itu kalau bangun tidur mukanya kayak anak kecil. Rambutnya acak-acakan, matanya sayu, dan aduh gemes. Bentar lagi gue gak bisa ngeliat pemandangan ini lagi.

Elah, tiga bulan lagi? Mexico ga mau geser ke Asia Tenggara aja? Pindah kek lo, geser dikit. Males amat jadi negara!

"Sini.. Bobo lagi, gue peluk ya?"

Zavier memeluk gue dan menepuk pundak gue pelan agar gue bisa tidur. Gue menempatkan kepala gue di bahunya sambil mencari posisi yang enak. Kebiasaan Zavier kalau gue gak bisa tidur suka ngepukpukin gue gitu. Kadang sambil nyanyi, tergantung gue maunya lagu apa. Kadang Nina Bobo (diganti Nina jadi Keisha) sampai gue mau lagunya Super Junior yang Sorry Sorry. Random banget ya kayak bumil muda? Heran juga gue sama diri gue sendiri.

Reality [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang