JUJUR TAKUT BANGET ini pertama kali nulis kayak gini but here goes nothing. Semoga suka ya.. Bismillah. HAHA.
Vote dan comments yang banyak yes! Mwach.***
"Selamat pagi, dengan Bapak Zavier Dirgantara?"Baru aja gue lipet sajadah setelah sholat subuh, balik dari rumah Keisha setelah akhirnya gue diperbolehkan perempuan genit dan manja itu pulang. Gue menerima telfon dari nomor dengan kode Belitung, kayaknya nomor kantor.
"Betul, dengan siapa ya?"
Mata gue udah berat banget karena rasa kantuk yang udah gak bisa gue lawan lagi. Seharian gue belum tidur sama sekali, jawab telfon juga karena takut ternyata itu penting.
"Saya dari Rumah Sakit Belitung Timur."
Feeling gue udah gak enak. Masa Mbak Nana udah lahiran sih? Usia kehamilannya udah tujuh bulan dan sehat-sehat aja. Masa bisa-bisanya... Prematur?
Tapi kenapa yang nelfon bukan Abang gue? Malah pihak rumah sakit?
Pendengaran gue cuman fokus sama tiga kosa kata.
Zacky, kecelakaan, keguguran.
Harusnya gue kesana dan jagain kakak gue, tapi dilarang sama keluarganya Mbak Nana karena mereka tau gue lagi skripsian. Abang gue juga hanya patah kaki dan butuh waktu beberapa minggu untuk pemulihan.
Tapi pas gue ngeliat angkanya..
"Bun," gue video call dengan keluarganya Mbak Nana.
"Zavier, gak usah lah. Ini Bunda masih punya uang-"
"Zavier kayaknya ada, sepuluh juta. Zavier minta nomor rekening Bunda aja ya? Tolong, Bun, seenggaknya biarin Zavier bantu Bunda, Bang Zacky, sama Mbak Nana."
Gue tau kalau gue gak bantuin Bunda, pasti mereka bakalan dikejar-kejar rentenir lagi karena minjem uang. Dulu gue pernah ikut kajian di masjid pas bulan puasa, ustadnya ngasih materi bagus banget. Ada satu kalimat yang dia ucapkan dan jadi words to live by gue.
"Mending saya mati kelaparan daripada hidup penuh utang."
Dari hari itu, fokus gue cuman ke cari uang dan skripsi. Gak mungkin gue gak jadi semhas, gila aja gue gak jadi semhas setelah gue mati-matian nyusun skripsi. Gue juga mengurangi pengeluaran gue yang gak penting seenggaknya sampai Abang gue dan istrinya pulih, gue baru bisa keluar sendiri lagi.
"Zavier! Lo suka makan apa sih?"
"Apaan ya? Makanan gue murahan semua,"
"Nasi goreng sama sate ayam. Ada deket kos gue, enak. Deket kos lo juga sebenernya sate ayamnya enak."
"Makan disitu yok!"
Gue bersyukur waktu Keisha tiba-tiba entah kenapa pengen makan makanan yang gue suka, tapi di lain sisi gue gak enak juga kalau Keisha makan di pinggir jalan gini. Sebagai laki-laki yang tau diri, gue yang gak enak sama Keisha meskipun dia tenang-tenang aja makan di pinggir jalan setiap hari sambil ngoceh.
"Gimana, Bang? Lo udah mendingan?"
"Nana yang masih syok karena.. Ga tau deh gue."
"Ya udah.. Lo jaga diri aja ya."
"Lo juga, jaga diri. Lulus yang cepet, kerja yang enak. Mapan dulu biar lo ada kayak begini tuh istri sama anak-anak lo gak kena."
Yang gue pikirin langsung satu, Keisha.
Kalau gue terus-terusan bikin dia susah, belum pacaran.. Kalau udah pacaran? Gue mau macarin CEO dengan keadaan kayak gini? Gak tau diri makanya.
"Keisha galauin lo terus tuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reality [COMPLETED]
RomanceKeisha adalah mahasiswi yang merangkap sebagai pemilik tunggal dari beberapa bisnis besar milik ayahnya yang meninggal tiba-tiba. Sebagai pewaris tunggal, terpaksa Keisha harus menjalani bisnisnya walaupun dibantu oleh kaki-tangan orang tuanya. Zav...