Gue dan Zavier hanyut dalam diam.. Hanyut dalam diam, bentar gue mau ketawa. Gak bisa gue dibikin puitis kayak pujangga cinta.Zavier daritadi cuman melihat ke arah angka lift, udah sampai lantai berapa kita sebenernya. Gue cuman ngeliatin keramik lantai di dalam lift doang. Bagus juga ini keramik, Papa pinter deh milih arsiteknya.
Eh lupa, kan yang milih-milih gue dulu?
Apaan sih? Gue persis kayak anak perawan diajak keluar malem dan baru pertama kali nginep di hotel sama pacarnya. Pengalaman pertama gue bahkan gak semenegangkan ini. Bahkan, gue sama Zavier juga sering melakukan ini dan gak pernah gue sedeg-degan ini. Zavier lagi, mana pernah dia kalau gue kasih jatah nolak apa lagi deg-degan? Akhlak dia kan minimalis, kayak rumah susun.
Dalam hubungan gue, ada beberapa hal yang harus dibagi dua kendali. Gue berhak untuk ngatur masalah kegiatan non-berkaitan dengan kasur sementara Zavier... Ya ngerti kan kalau laki itu cepet tanggap dan mikirnya dimana?
"Zavier, mau makan dimana?"
"Lo mau makan dimana?"
Coba kalau gue ganti pertanyaannya.
"Ya udah.. Mau di hotel gue atau di rumah?"
"Kalau di rumah ada Anya?"
"Nggak, kosong."
"Rumah aja."
Kayak... Hhhhh, kadang suka sebel.
Tapi percaya sama gue, sebel lo kalau masalah begini dibanding sama keberhasilan bikin cowok lo sampai di titik kepuasan dia yang maksimal tuh gak ada apa-apanya. Gak percaya? Coba di-test terus jangan lupa review-nya ya guys. Terus jangan lupa kasih bintang lima biar bonus aku ditambahin sama Bang Nadiem.
"Doors are opening."
Tatapan kita dengan kompak sama-sama mengarah ke pintu lift yang terbuka. Zavier langsung menegakkan badan biar gak senderan dan menahan pintu lift, mempersilakan gue untuk keluar duluan. Kita berdua jalan sebelahan dan masih diem-dieman. Sumpah awkward banget, kenapa deh?
Biasanya emang Zavier dan gue gak pernah minta yang aneh-aneh. Selalu kelepasan kalau emang momennya pas seperti ketika gue lagi minum-minum wine kan rada-rada oleng tuh? Pas lagi nginep bareng, terus apa lagi ya?
Zavier dan gue memang sexually active. Ya kali enggak? Pake otak aja, masa lo umur udah mau legal alias 21 tahun dan dia udah 22 tahun bibir dipake buat gibah sama yang bawah cuman dipake buat pipis? Kasihan amat idup kita berdua?
Sesampainya di kamar, gue yang berinisiatif untuk memulai semuanya.
"Zavier, I want you. All to myself, tonight."
Dan bibir lembutnya langsung menyapu bibir gue. He never kissed me this softly. Memang ada masa-masa dimana dia itu kasar banget dan lembut, tapi lembutnya pakai nafsu. Zavier itu emang definisi tipe pembanting wanita. Suka banget deh gue, untung pacar. Jadi kebutuhan gairah, hasrat, dan nafsu gue tersalurkan dengan sedalam-dalamnya dan dalam tempo seenak-enaknya kita berdua aja.
Tapi kalau yang ini.. Yang ini.. Beda. Yang ini pakai sayang.
"Gue bikin lo sakit gak?"
Gue menggelengkan kepala gue dan kembali menautkan bibir kita berdua. Zavier mengikuti keinginan gue mulai darinya yang memosisikan dirinya di atas gue. Tangannya membuka kancing kemeja gue perlahan sambil masih menciumi bibir gue.
"Bilang ya kalau gue bikin lo sakit atau terlalu kasar mainnya.."
Kalau dari skala 1-10, kasarnya Zavier paling cuman berapa? 5,5 kali ya? Beda sama Jasmine dan Nicho ya, itu mah sakit jiwa kali sampai 9,89. Gak mau gue ngebayangin mereka setelah denger dari cerita Jasmine. Makanya Jasmine jarang mau pakai baju terlalu kebuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reality [COMPLETED]
RomanceKeisha adalah mahasiswi yang merangkap sebagai pemilik tunggal dari beberapa bisnis besar milik ayahnya yang meninggal tiba-tiba. Sebagai pewaris tunggal, terpaksa Keisha harus menjalani bisnisnya walaupun dibantu oleh kaki-tangan orang tuanya. Zav...