37. Obsesi.

1.6K 101 10
                                    

Taman belakang pondok Pesantren ini sangat sepi. Hanya ada kicauan burung yang terus menerus berbunyi. Didalam gazebo terdapat seorang pria yang duduk dengan pandangan kosong. Pria itu adalah Syakir.

Setelah bertengkar dengan Azmi dan kedua temannya di kamar, Syakir langsung berjalan meninggalkan kamarnya. Ia berjalan dengan pandangan kosong dan seperti orang yang tak mengenal arah. Bahkan saking tidak fokus dalam berjalan, ia menabrak beberapa santri yang tidak bersalah. Bahkan sapa dan salam dari Ustadz saja tidak di hiraukan.

Syakir terus berjalan dengan pandangan kosongnya. Ia berjalan mengelilingi pesantren seperti jamaah haji yang melakukan Thawaf mengelilingi Ka'bah. Bedanya, bila jamaah haji itu mengelilingi Ka'bah selama tujuh kali dan terus melontarkan doa'a kepada Allah SWT. Syakir melakukannya dengan pandangan kosong dan berguman tak jelas. Kemudian pemberhentiannya adalah di taman pondok Pesantren, tepatnya di Gazebo yang biasanya digunakan untuk berkumpul para Santri.

"Kenapa ini menjadi semakin rumit?," guman tak jelas Syakir. Tatapannya masih kosong dan ekspresinya masih saja seperti orang kehilangan arah. Bahkan pikirannya juga kosong. Tiba-tiba ia teringat dengan perkataan Ahkam waktu ia bertemu dengan Azmi, Aban dan Ahkam di depan pintu masuk Pesantren.

"Apa kamu tidak punya otak?. Layla sudah meninggal Syakir. Berhentilah berhayal,"

"Mungkin Ahkam benar, aku hanya berkhayal saja. Aku terlalu berharap sesuatu yang tidak akan kembali lagi," kata Syakir seperti orang yang berputus asa.

"Lalu siapa perempuan itu?," kata Syakir kemudian. Namun tak lama kemudian ia teringat perkataan Azmi.

"Kau tidak percaya?, dia itu Annisa. Anak angkat Kyai Fadlan,"

"Anak angkat?. Tapi kenapa dia begitu mirip dengan Layla?," kini Syakir memang sudah kehilangan akal. Ia malah bertanya kepada dirinya sendiri yang jelas saja tidak tahu.

"Kau masih tidak percaya?, apa aku butuh bukti lagi untuk membuatmu percaya?. Apa aku harus mengatarmu ke makam Layla dan bertemu dengan Annisa?. Sudahlah Syakir. Kau hanya terlalu terobsesi dengan Layla yang jelas saja dia sudah meninggal,"

"Obsesi?, Azmi benar aku hanya terobsesi dengan layla," kata Syakir mengutuk dirinya sendiri. Dia sangat menyesal karena dia terlalu terobsesi dengan Layla yang jelas saja sudah meninggal. Itu pun Layla juga tidak akan kembali lagi kedunia jika Syakir masih saja beranggapan bahwa Layla masih hidup.

"Lalu apa yang harus aku lakukan?," Syakir kembali berputus asa.

"Apa Azmi dan Annisa akan memaafkanku?,"

"..... Apa aku harus mengatarmu ke makam Layla dan bertemu dengan Annisa?.....,"

"Iya!, aku harus ke makam Layla," kata Syakir yang mulai bersemangat. Tak lama kemudian ia langsung keluar menuju ke meja piket untuk meminta ijin keluar pesantren.

☆☆☆

"Veve?," panggil Annisa.

"Iya Annisa?,"

"Antar aku ke makam Layla,"

☆☆☆

HELLOOO...

Penasaran nggak sih? Kira-kira Syakir sama Annisa ketemu enggak ya?

Jawabannya part selajutnya yaa...

Tungguin aja yaa...

Btw, aku kemaleman nggak sih Updatenya?. Maaf yaa..  tugasnya baru selesai jam segini. Rencananya nggak Update dulu..  tapi ini tangan gatel banget minta update 😂😂

Udah ah

Oke see you bye bye..

CINTA KARENA ALLAH (Karena Cinta Datangnya dari Allah)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang