7 tahun kemudian...
Disinilah Annisa. Duduk tenang menikmati bunga-bunga ditaman. Disampingnya beberapa buku bertumpuk. Dipangkuannya terdapat satu buah laptop yang sedari tadi ia nyalakan namun masih bingung berbuat apa. Sudah 2 bulan lamanya Annisa tidak menerima email dari Azmi. Biasanya setiap minggu atau bulan, mereka saling mengirim email untuk berbagi kabar. Namun ini sudah lebih dari 2 bulan. Bila rindu itu bisa membunuh, mungkin Annisa sudah mati bersimpah darah.
Terdengar berlebihan. Namun bagaimana lagi, Annisa tidak bisa menahannya. 7 tahun dia sudah ditinggal oleh pria yang memutuskan belajar ke Mesir. Azmi memutuskan melanjutkan pendidikannya hingga S3. Sedangkan Syakir, dia sudah pulang ke tanah air 5 tahun yang lalu. Bahkan dia sudah menikah dan memiliki satu orang anak. Bahkan sekarang istrinya sudah mengandung anak kedua.
Terakhir kali Annisa bertemu dengan Azmi adalah ketika Azmi mengunjungi rumah Annisa beserta orang tuanya. Entah apa yang mereka bicarakan. Yang jelas Annisa malah di suruh untuk mengajari anak-anak di masjid dan hanya bertemu dengan Azmi sekilas. Annisa jelas saja tak terlibat pembicaraan serius itu. Hanya Azmi, orang tua Azmi, orang tua Annisa dan tentu Allah yang tahu. Ketika ia bertanya kepada orang tuanya, mereka malah menjawab bahwa itu hanyalah pembicaraan biasa dan Annisa tidak boleh tahu. Sangat menyebalkan bagi Annisa.
Itu sekitar 2 tahun yang lalu. Hanya bertemu sekilas, bertatapan dan saling melempar senyuman. Hanya itu, tidak lebih. Mereka tidak saling berbicara. Jadi itu sebabnya Annisa sangat merindukan Azmi dan berujung berada di taman dengan laptop di pangkuannya.
From : Annisa
To : AzmiAku terlanjur mencintaimu. Namun jika kau pergi meninggalkanku. Bolehkan aku membencimu sekarang?
"Duh apa yang kamu pikirkan Annisa!," gerutunya sampil memukul kepalanya sendiri. Segera mungkin Annisa menghapus apa yang sedari tadi ia tulis di laptop.
Namun tiba-tiba, ada bola melayang kearahnya lalu mengenai kepala Annisa yang sedari tadi mengerutu sendiri. Sontak Annisa seperti kembali ke masa-masa ketika ia terkena bola saat ia baru saja keluar dari kantor. Seperti mesin waktu berputar di kepalanya.
"Kau nggak apa-apa mbak?," kata seorang pria menghampiri Annisa dan di sampingnya ada seorang anak laki-laki memegang bola yang tadi mengenai Annisa.
"Aku nggak apa-apa," kata Annisa memegang kepalanya yang masih pusing.
"Tunggu, kamu Annisa kan?," kata Pria itu.
"Aban?," kata Annisa mencoba mengingat.
"Iya ini aku Aban," kata pria itu yang ternyata adalah Aban. Sahabat Azmi.
"Ya Allah, nggak nyangka ketemu lagi disini. Fatimah mana?. Terus ini Ali bukan?. Ya Allah udah gede ternyata anak kamu ya ban?," kata Annisa.
"Fatimah di rumah," kata Aban.
Setelah kelulusan, Aban tidak melanjutkan pendidikannya. Ia juga tetap memilih menjadi vokalis Hadrah Syubanul Muslimin walaupun harus kehilangan Azmi yang memilih kuliah ke Mesir. Selang 2 tahun, ia menikah dengan Fatimah dan sekarang di karuniai 1 orang anak yang bernama Ali. Sedangkan Ahkam, ia juga tetap di musik Hadrah dan menikah dengan putri seorang Ustadz.
"Ali ingat aku kan?," kata Annisa.
"Ingat tante,"ujar Ali polos. Annisa merasa senang sekaligus malu. Pasalnya, ia senang Ali mengingatnya. Namun Annisa juga malu karena ia di panggil tante. Padahal dia masih muda dan masih lajang.
"Hei jangan panggil aku tante. Bahkan aku saja belum menikah. Apakah aku terlihat tua sekarang?," kata Annisa sedikit kesal.
"Hei jangan marahin Ali. Umurmu sudah 25 tahun. Seharusnya wanita di umur itu sudah menikah. Apa kamu masih betah menjadi seorang dosen dan motivator sehingga lupa untuk menikah?," kata Aban yang sekarang mengejek Annisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA KARENA ALLAH (Karena Cinta Datangnya dari Allah)✔
Spiritual[END] [WARNING!!! SEBAGIAN PART DI PRIVATE!!! FOLLOW TERLEBIH DAHULU!!!] Berawal dari bertemunya Azmi dengan seorang wanita bergamis putih dan berhijab pink yang penuh dengan robekan dan kotor. Wanita itu bernama Annisa Nurjanah.Ia sangat lemah dan...