Chapter 15 - The Confession

314 18 0
                                    

Pierre's PoV

          Sekarang jam istirahat di sekolah. Seperti biasa aku dan Serena duduk di kursi depan kelas dan mengobrol. Aku ingin memberitahunya kalau aku tidak lagi bisa bekerja di istana. Entah apa dia akan kecewa atau biasa saja.

"Serena, hari ini kamu ke istana?" Tanyaku pada Serena untuk mencairkan suasana.

"Pastinya. Kenapa? Kayaknya ada yang aneh deh." Serena ternyata sudah mengerti sedikit maksudku.

"Eng... gak papa." Tiba-tiba keberanian hilang sedikit dariku.

"Pierre... Ada masalah kan?" Pertanyaan Serena yang seperti ini harus kujawab. Dia memang mengerti saat dimana ada masalah atau tidak.

"Eng... hari ini hari terakhirku." Keberanian hilang kembali saat aku menjawab pertanyaan Serena.

"Terakhir?" Serena langsung menutup mulutnya karena terkejut.

"Tunggu! Bukan! Bukan itu, Sera! Maksudku...."

"Hari terakhirmu bekerja kan?" Serena berhasil melanjutkan perkataanku yang tidak selesai tadi. Untung saja dia tidak berpikir yang tidak-tidak.

"Iya." Jawabku sambil menunduk.

"Kenapa? Ada masalah di rumah dengan ibumu?" Tanya Serena dengan tebakannya yang mendekati benar.

"Iya." Aku masih menunduk.

"Yaudah, apapun yang terjadi, ini pasti keputusan yang terbaik buat kamu." Kata Serena yang memberiku sedikit ketenangan.

"Kamu...gak marah?"

"Gak lah. Aku gak berhak marah karena hal ini." Serena tersenyum.

          Aku merasa lega karena Serena tidak marah ataupun kecewa dengan hal ini. Rasanya masalahku hilang sedikit. Baru saja masalah itu selesai, sepertinya masalah berikutnya datang.

"Pierre! Kemaren kamu ngapain hah!" Alain datang dan langsung mengangkat kerah bajuku. Semua orang di sekitar kami terkejut, termasuk Serena.

"Kemarin? Kemarin apa?" Pertanyaan Alain sepertinya kurang lengkap.

"Kamu ngomong apa sama raja hah!" Alain bertambah marah padaku.

"Yang mana?"

"Alain! Stop!" Serena mengambil tindakan dengan mencoba melepaskan tangan Alain dariku.

"Serena, daripada kamu ngacau di sini mending pergi!" Entah mengapa sekarang Alain berani membentak Serena.

"Alain, hentikan!" Aku berusaha sendiri untuk membuat Alain menjauh dariku.

"Alain! Pangeran macam apa yang bertindak seperti ini di sekolah?" Lauren datang dan langung membentak Alain.

          Alain langsung melepaskan tangannya. Aku merasa dunia ini seperti berputar 180 derajat. Alain sudah berani membentak Serena dan Lauren berani membentak Alain.

"Alain, sebagai bangsawan harusnya kamu bukannya mengacaukan suasana tapi memperindah suasana! Contoh Pierre, disaat kamu hampir ngelukain dia, dia masih bisa sabar dan gak tambah ngacauin suasana. Jangan ngancurin nama baik keluarga Terramage dan Kerajaan Tanah!" Lauren sebagai salah satu orang terdekat istana menceramahi Alain sebagai pangeran, angkat.

          Alain marah mendengar Lauren yang biasanya membelanya kali ini malah menegurnya. Suasana kembali normal. Serena dan Lauren menghampiriku yang masih berdebar-debar karena kejadian tadi.

"Pierre, kamu gak papa kan?" Serena mendekatiku dengan khawatir.

"Gak papa." Jawabku dengan jantung yang masih berdetak dengan kencang.

The Legend of the JewelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang