Chapter 12 - First Time of Work

337 21 0
                                    

          Bangunan istana memang sangat megah. Baru melewati pintu gerbang saja, kami sudah disambut oleh air mancur dan taman bunga yang indah. Kelak kami yang akan membersihkannya. Masuk di bagian dalamnya, terdapat hiasan-hiasan berkilau tergantung di dinding. Aku dan Serena langsung berusaha menemui Ma'am Hera, kepala pelayan di istana ini.

        Setelah 5 menit berjalan, kami berhasil menemukan ruangan Ma'am Hera. Aku mulai mengetuk pintu dan kami berdua masuk ke dalam. Saat itu Ma'am Hera sedang merangkai bunga dalam pot yang indah.

"Selamat siang, ma'am." Kataku dan Serena memberi salam hampir bersamaan.

        Ma'am Hera langsung menatap kami berdua dengan tatapan lembut. Tapi, tiba-tiba ia menatapku dengan tatapan aneh, seperti kaget, bingung, dan marah. Aduh, apa salahku?

"Selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?" Balas Ma'am Hera dengan lembut.

"Kami ingin bekerja paruh waktu di sini, ma'am." Jawab Serena.

"Oh, begitu. Baiklah, kalian boleh bekerja paruh waktu di sini. Tapi sebelumnya, siapa nama kalian?" Kata Ma'am Hera dengan lembut.

"Nama saya Serena." Kata Serena.

"Nama saya Pierre." Kataku.

        Saat aku menyebutkan namaku, Ma'am Hera menatapku dengan aneh lagi. Baik, aku mulai gugup. Tapi, ia tetap bertanya dengan lembut kepadaku.

"Maaf, Pierre, boleh saya tahu nama belakangmu?" Tanya Ma'am Hera dengan lembut namun tatapannya tetap aneh.

"Em.... Gai....a...mond. Pierre Gaiamond, ma'am." Jawabku terbata-bata karena gugup.

        Tatapan Ma'am Hera bertambah aneh. Tapi, sepertinya, cara bicaranya mengingatkanku dengan seseorang.....yang dulu cukup dekat denganku. Tapi, mungkinkah? Sejak kecil aku selalu bersama ibu, tidak pernah bersama orang lain.

"Baiklah. Saya punya tugas untuk Serena membersihkan dapur dan Pierre menyiram tanaman di kebun belakang istana. Apa kalian bersedia?" Kata Ma'am Hera.

"Pasti ma'am." Jawabku dan Serena hampir bersamaan.

"Baiklah. Serena, dapur ada di sebelah ruangan ini. Sedangkan kamu Pierre, kebun belakang istana bisa dituju melalui pintu di sebelah ruangan saya." Jelas Ma'am Hera.

        Kami berdua langsung menuju tempat tujuan kami masing-masing. Ma'am Hera juga bilang, sebentar lagi beliau akan memantau pekerjaan kami. Kurasa pekerjaanku tidak terlalu sulit karena aku sudah cukup terbiasa. Apalagi di kebun belakang istana ini tanamannya ditata dengan rapi. Itu mempermudahku menyiram tanaman di sini.

        Semua yang bekerja di sini, kebanyakan orang dewasa dan laki-laki. Kurasa aku satu-satunya anak sekolah di sini. Tapi, ada seorang pekerja yang menghampiriku.

"Hai, kamu pekerja baru ya?" Tanya pekerja itu ramah.

"Iya, paman." Jawabku singkat sambil tersenyum.

"Namamu siapa?" Tanyanya.

"Nama saya Pierre. Kalau saya harus memanggil paman siapa?" Kataku.

"Panggil saja saya Paman Ben. Kelak kalau kamu butuh bantuan, jangan segan-segan minta bantuan ke paman ya?" Kata pekerja yang bernama Paman Ben.

"Baiklah. Terimakasih banyak paman." Jawabku.

        Tiba-tiba, Ma'am Hera datang dan menghampiri kami berdua yang sedang berbicara. Dia tetap tersenyum dan tatapannya masih sedikit aneh, bagiku.

"Ben, Pierre, kalian sudah saling kenal?" Tanya Ma'am Hera.

"Baru saja kita kenalan, ma'am." Jawab Paman Ben.

The Legend of the JewelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang