"Pierre, kamu hanya tinggal bersama ibumu kan?" Tanya Sang raja.
"Iya, Yang Mulia." Jawabku. Aku merasa agak aneh karena pertanyaan ini.
"Boleh saya tahu siapa namanya?" Tanya Sang raja kembali. Aku bingung harus menjawab apa dan mengapa Sang raja menanyakan hal ini.
"Eng...memangnya mengapa, Yang Mulia?" Tanyaku. Sang raja mulai memberiku tatapan aneh.
"Namanya, namanya, Joanne..., Joanne Gaiamond...Benarkah itu?" Sang raja mulai aneh.
Deg
Aku bingung harus menjawab apa. Mengapa beliau bisa kenal, bahkan tahu nama ibuku? Lalu, mengapa cincin yang dia pakai sama dengan cincin yang ibu punya? Aku bingung harus menjawab apa kali ini.
"Yang Mulia...." Ma'am Hera memanggil Sang raja.
Sang raja lansung membalikkan badannya dan menemui Ma'am Hera yang memanggilnya. Ma'am Hera membawa minuman dan sebuah buku tebal. Sepertinya itu adalah jurnal kerajaan. Kurasa raja akan pergi rapat sekarang.
"Pertemuan ini akan dilaksanakan sampai jam 8 malam. Sekarang duta kerajaan mereka sedang menunggu anda, Yang Mulia."
"Baiklah, saya akan segera menemui mereka."
Dugaanku benar. Untung saja ada rapat ini. Kalau tidak, aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku katakan. Tapi, ada perasaan yang berbeda saat aku di dekatnya. Seperti, sesuatu yang hangat.
"Pierre!"
Serena datang menghampiriku yang sedang melamun. Oh, sudah waktunya pulang! Dia pasti mengajakku pulang bersama. Jadi, aku pulang bersamanya.
Sesampainya di rumah, aku langsung menemui ibu. Oh iya, aku punya benda titipan untuknya. Entah apa isinya, aku akan melihatnya bersama ibu.
"Ma, ini ada titipan untuk mama." Kataku memberikan barang itu pada ibu.
"Wow! Kamu dapat dari mana, Pierre? Mama buka ya."
Ibu membuka bungkusan barang tersebut perlahan-lahan. Lipatannya sangat rapi. Ya, itu memang dari kerajaan. Aku jadi penasaran apa yang diberikan Sang raja pada ibu.
Bungkusan terakhir dibuka, dan... isinya sebuah gelang! Gelang itu begitu indah yang terbuat dari emas. Tentu saja ada batu-batu amethyst yang tersebar di sepanjang gelang tersebut. Aku tersenyum karena melihat benda indah tersebut. Tapi, ibu malah terlihat kaget, sekaligus khawatir. Ibu langsung menatapku aneh.
"Pierre..., darimana kamu dapat benda ini? Jawab Pierre!" Ibu bicara dengan keras. Ibu yang biasanya lembut langsung berubah menjadi tegas.
"Itu...itu...dari...."
"Katakan! Kamu tidak bekerja paruh waktu di istana bukan?"
"Mama...."
"Jawab mama sekarang, Pierre!" Ibu membentakku dengan keras.
Aku terkejut saat ibu membentakku sekeras itu. Ini benar-benar aneh. Mengapa ibu bisa berubah sebanyak itu hanya karena perhiasan ini? Aku hanya diam dan menatap ibu dengan penuh rasa takut. Kemudian ibu menarik nafas.
"Pierre, maaf. Mama gak bermaksud bentak kamu tadi." Kata ibu dengan penuh kelembutan.
"Eng...eng...gak papa kok ma." Jawabku masih gemetar.
"Pierre, mulai besok kamu gak usah kerja lagi di istana." Kata ibu.
"Tapi ma, aku..."
"Mama bilang gak usah kesana lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend of the Jewel
FantasyNamaku Pierre. Aku bukanlah seorang bangsawan ataupun pangeran. Aku hanya seorang rakyat biasa yang bekerja mengurus peternakan kecil di rumahku. Aku tinggal bersama ibuku. Aku tidak pernah bertemu ayahku. Menurut cerita ibu, beliau sudah tiada. Aku...