"Serena!"
"Pierre, ayo cepet pulang!" Serena langsung menarik tanganku pergi.
"Tunggu! Pierre, Serena!" Terdengar suara Ma'am LeAnn memanggil kami berdua.
"Iya, ada apa Ma'am LeAnn?" Suara Serena yang awalnya terdengar galak sekarang menjadi sangat lembut.
"Ini, ada surat edaran untuk kalian berdua. Isinya menyatakan kalau selama 2 minggu ada konferensi guru antar-benua sehingga kalian diliburkan." Jelas Ma'am LeAnn.
"Baiklah. Terimakasih Ma'am." Ucap Serena dengan lembut.
Ma'am LeAnn berjalan meninggalkan kami. Setelah itu, Serena langsung menarik tanganku lagi ke arah luar sekolah. Tatapannya menjadi sangat mengerikan, seperti sedang marah.
Sekarang kami berjalan pulang ke rumah. Aneh rasanya Serena tiba-tiba menjadi sangat galak. Pasti ada masalah atau penyebabnya. Tapi, dia tidak bicara apapun. Jadi, aku yang bertanya terlebih dahulu.
"Serena, kok tadi kamu langsung maksa aku pulang? Ada masalah?" Tanyaku
Serena yang tadinya berjalan tiba-tiba berhenti. Langkahku pun ikut berhenti melihatnya.
"Serena?"
"Pierre, kamu yang ada masalah 'kan?" Tanya Serena yang membuatku sedikit tegang.
"Serena, gak papa. Semuanya baik-baik saja." Jawabku sambil berjalan kembali.
"Itu bohong 'kan?" Serena masih belum beranjak dari tempatnya berdiri tadi.
"Serena, semuanya baik-baik saja." Jawabku sambil kembali menghampiri Serena dan berusaha mengajaknya berjalan lagi dan pulang.
"Kemarin ada kereta kuda istana di depan rumahmu." Kata Serena. Kalimat sederhana itu sekarang menjadi mengerikan bagiku.
"Oh, mereka cuma mau pesen sayur." Jawabku berbohong. Aku merasa belum siap mengumbarkan semuanya.
"Mereka lama di sana." Serena membalas pernyataanku.
"Mereka emang banyak milih sayur." Aku berbohong lagi.
"Trus mama kamu pingsan dan dibawa naik ke kereta itu." Jawab Serena tidak mau kalah.
"Itu karena mamaku capek jadi tiba-tiba pingsan. Kebetulan kendaraan yang ada hanya kereta itu jadi...."
"Pierre, nilai bahasamu itu tidak terlalu baik jadi jangan banyak mengarang." Tegas Serena.
"Serena, semua itu...."
"Kebohongan." Serena melanjutkan perkataanku yang belum selesai itu dan mengubah maknanya menjadi sangat bertolak belakang. Ia kembali berjalan dan aku mengikutinya.
"Serena, jangan menambah masalah lagi." Aku berusaha mendinginkan suasana.
"Jadi, ada masalah kan?" Balas Serena.
"Duh, Sera...."
============= Di Bernard's Blacksmith =============
"Permisi, Tuan Bernard." Leila melangkahkan kakinya masuk ke dalam toko senjata sederhana itu.
"Leila! Kamu uda dateng!" Ray keluar dari dalam toko dan menyapa Leila.
"Ray, papamu mana?" Tanya Leila.
"Di belakang, lagi milih bahan. Kenapa? Mau ngadu?" Kata Ray dengan penuh canda.
"Gak, cuma mau ngomong bentar aja. " Jawab Leila.
"Oh."
============= Di rumah Pierre =============
"Ma'am Hera, aku pulang!" Aku memberi salam pada Ma'am Hera yang masih tinggal di rumahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend of the Jewel
FantasíaNamaku Pierre. Aku bukanlah seorang bangsawan ataupun pangeran. Aku hanya seorang rakyat biasa yang bekerja mengurus peternakan kecil di rumahku. Aku tinggal bersama ibuku. Aku tidak pernah bertemu ayahku. Menurut cerita ibu, beliau sudah tiada. Aku...