Chapter 21 - Erthal Cave

310 17 0
                                    

"Pierre, Pierre...."  Aku dapat merasakan seseorang yang menguncang-guncangkan tubuhku untuk membangunkanku. Karena itu terlalu mengganggu, akhirnya aku membuka kedua mataku yang masih terasa berat.

"Ugh.... sekarang jam berapa?" Aku asal bertanya pada orang yang membangunkanku.

"Jam setengah lima pagi, Pierre. Ayo, kita tidak akan semakin dekat dengan tambang Erthal jika kita tidak berpindah tempat!" Balasnya.

"Serena, itu kamu kan?" Aku mencoba menebak suara yang membangunkanku.

"Pierre, aku bukan Serena. Ayo bangun!"

          Mendengar jawaban bukan membuatku langsung tersentak bangun dari tidurku. Dengan pandanganku yang masih agak kabur aku mencoba menatap orang yang tadi membangunkanku.

"Serena!" Aku berteriak pada orang yang membangunkanku. Ternyata dia Serena! Tapi ia hanya tertawa mendengarku berteriak padanya.

"Pierre, Pierre. Makanya, konsentrasi dikit walau masih pagi. Yuk bangun!" Balas Serena dengan senyum.

         Karena sudah terlanjur bangun terpaksa aku keluar dan meminum air dalam gelas yang sepertinya sudah dimasak Serena. Kalau Serena sendiri, ia masih merapikan barang-barangnya. Ya, kami masih akan melanjutkan perjalanan. Kurasa hari ini akan terasa panjang, apalagi ada Serena. Tapi, kuharap Serena tidak merepotkanku.

"Pierre, Tambang Erthal itu di arah barat atau timur?" Tanya Serena.

"Barat." Jawabku singkat.

"Oh." Serena juga membalasnya dengan singkat. Untuk beberapa saat, suasana hening. Tapi, hal itu tidak akan bertahan lama.

"Pierre, aku bawa makanan dari rumah. Mau makan?" Serena memecahkan keheningan suasana tadi.

"Gak usah. Mungkin nanti. Aku bawa makanan dari rumah juga." Jawabku.

"Oh. Kamu bawa apa?" Tanyanya.

"Ayam panggang." Jawabku singkat.

"Oh." Jawab Serena singkat sepertiku.

          Semakin lama aku semakin merasa kalau aku telah menyia-nyiakan waktuku. Kurasa sudah waktunya untuk melanjutkan perjalanan. Kalau kata pepatah, "early bird gets worm."

"Serena, kita akan segera melanjutkan perjalanan. Tolong bantu bereskan sem...."

Aku bebalik ke belakang, dan mendapati bahwa Serena telah merapikan seluruh barangku juga barangnya.

"Ayo! Aku sudah siap!" Kata Serena dengan senyumnya.

          Kami berdua berjalan ke arah barat dengan bantuan kompas yang aku bawa. Perjalanan hari ini bisa jadi lebih melelahkan dibanding kemarin. Menurut prediksi, butuh waktu 1 hari lebih lagi untuk sampai di Erthal Mine.

========== Di Istana ==========

"Ma'am Hera, apa ada jadwal kosong bagiku hari ini?" Tanya Sang Raja pada Ma'am Hera di ruang makan istana. Mereka, termasuk Alain, sedang sarapan.

"Ada, Yang Mulia. Pukul 15.00 sampai dengan 18.00. Setelah itu ada jadwal pertemuan dengan Raja dari Kerajaan Angin." Jawab Ma'am Hera dengan sopannya.

"Ehm, baiklah. Ma'am Hera, hari ini kita akan...."

"Bertemu Pierre, huh?" Alain menyela perkataan Sang Raja barusan.

"Alain, tidak sopan memotong pembicaraan orang lain, terutama yang lebih tua." Bentak Sang Raja yang geram atas perilaku Alain.

"Tapi pa...."

The Legend of the JewelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang