Pierre's PoV
"Serena!" Teriakku dari depan rumah Serena.
"Iya, Pierre. Yuk berangkat." Kata Serena yang baru keluar dari rumahnya.
Kami berangkat ke sekolah bersama. Anehnya, kami tidak terlalu banyak bicara hari ini. Mungkin karena kami masih mengingat masalah kemarin. Sampai hampir sebelum sampai sekolah kami baru mengobrol.
"Pierre, hari ini jadi?" Tanya Serena.
"Jadi apa?" Tanyaku bingung.
"Makan di taman sekolah, Pierre." Kata Serena.
"Oh, jadi dong." Jawabku.
"Yaudah. Hari ini semangat ya!" Kata Serena.
"Semangat ngapain?" Tanyaku bingung lagi.
"Yaampun Pierre. Hari ini kan kamu ada jam pelajaran seni!" Jawab Serena dengan sedikit kesal.
"Oh iya. Maaf." Jawabku.
"Pierre, hari ini kamu kenapa sih?" Tanya Serena.
"Eh, aku gak kenapa-napa kok." Jawabku.
"Yakin?" Tanya Serena.
"Yakin." Jawabku
Tak terasa kami sudah sampai sekolah. Setelah berpamitan dengan Serena aku masuk ke kelasku dan mencari tempat duduk. Tiba-tiba, radio sekolah berbunyi.
"Pangillan untuk Arthur Harrison, Pierre Gaiamond, Serena Eartisan, Gwendolyn Von Windmilard, dan Alain Terramage. Sekali lagi untuk Arthur Harrison, Pierre Gaiamond, Serena Eartisan, Gwendolyn Von Windmilard, dan Alain Terramage, diharap untuk bertemu untuk kepala sekolah di ruangannya."
Setelah mendengar pangillan tersebut, aku lansung pergi ke kelas Serena. Ya, aku ingin pergi bersamanya. Ternyata dia berjalan keluar bersama Gwendolyn.
"Eh, Pierre, kamu mau ke ruangan kepala sekolah kan?" Kata Gwendolyn.
"Iya. Kalian juga kan?" Kataku.
"Iya. Yuk pergi bertiga!" Kata Gwendolyn.
"Eits, tunggu. Aku ikut!" Kata Arthur yang keluar dari kelasku.
Jadi, kita berempat berjalan ke ruang kepala sekolah. Ruangan itu letaknya cukup jauh, jadi kita bisa mengobrol dulu di perjalanannya. Apalagi ada Gwendolyn yang cukup, cerewet.
"Eh, menurut kalian kita di sana mau diapain ya? Aku gak mau diomelin di sana." Kata Gwendolyn.
"Gak mungkinlah, Lyn. Apalagi ada Arthur yang ranking satu sama Pierre yang ranking dua." Kata Serena.
"Iya juga sih. Kamu juga ranking tiga kan?" Kata Gwendolyn.
"Menurut aku kepala sekolah cuma mau minta tolong kita sesuatu." Kata Arthur.
"Mungkin juga sih. Eh, kalau kalian tiga besar ikut kok aku sama Alain serasa nyasar sendiri ya?" Kata Gwendolyn.
"Heh, kalau nyasar, gak usah ngajak-ngajak!" Kata Alain yang datang mendekati kami.
"Ih, apaan sih Al. Kalau emang iri, gak usah marah!" Kata Gwendolyn.
"Siapa yang iri!" Kata Alain sambil menarik rambut panjang Gwendolyn.
"Ih, apaan sih! Sakit tau!" Kata Gwendolyn sambil menarik rambut pendek Alain.
"Ih, Gwendolyn!"
Jadi, Gwendolyn dan Alain saling tarik menarik rambut. Para siswa yang lain hanya menatap mereka bingung. Keduanya sama-sama tidak mau kalah. Sampai akhirnya ada orang yang menghentikan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend of the Jewel
FantasiaNamaku Pierre. Aku bukanlah seorang bangsawan ataupun pangeran. Aku hanya seorang rakyat biasa yang bekerja mengurus peternakan kecil di rumahku. Aku tinggal bersama ibuku. Aku tidak pernah bertemu ayahku. Menurut cerita ibu, beliau sudah tiada. Aku...