Sekarang masih pukul 4.30. Biasanya, sekarang aku masih tidur. Tapi, berhubung hari ini aku harus pergi lomba dan ibu tidak ada di rumah menemaniku, aku harus bangun lebih pagi. Aku juga masih harus mengurus hewan ternak kami.
Soal sarapan dan bekalku nanti, aku sudah tidak perlu bingung. Aku bisa membawa makanan yang semalam diberikan Serena. Ya, keluarganya memang selalu sangat perhatian pada keluarga kami.
Seusai mengurus ternak kami, aku langsung pergi mandi dan sarapan. Semua hal tersebut harus kulakukan dengan cepat. Sampai pukul 6.30, terdengar suara Serena dari depan rumah.
"Pierre!"
"Iya Serena!" Jawabku sambil berjalan keluar menemui Serena.
"Siap?" Tanya Serena sambil tersenyum padaku.
"Pasti!" Jawabku dengan penuh keyakinan.
"Yuk pergi!" Kata Serena.
Seperti biasa, kami berdua berjalan ke sekolah. Sebenarnya, aku merasa sangat tegang untuk perlombaan hari ini. Tapi, aku harus menutupinya. Sebisa mungkin aku berusaha untuk tetap tenang.
"Pierre, jujur, kamu tegang kan?" Tanya Serena secara tiba-tiba yang mengagetkanku.
"Eh, kok kamu tau?" Tanyaku kaget.
"Hihi, keliatan dari raut wajah kamu." Jawab Serena dengan santainya.
"Heh, jujur, iya sih." Jawabku.
"Nah, bener kan kataku." Kata Serena sambil tertawa kecil.
"Kalau kamu? Tenang ya?" Tanyaku pada Serena.
"Pastilah." Jawab Serena dengan santainya.
"Lho, kok kalau liat dari ekspresi muka kamu kayaknya kamu biasa aja?" Tanyaku.
"Memang kalau kita ada masalah kita orang lain harus tau?" Canda Serena.
"Iya juga sih. Trus, kenapa kamu penasaran sama aku tadi?" Tanyaku.
"Heh, lucu aja." Kata Serena.
Semua pembicaraanku bersama Serena tadi membuat perasaanku jauh lebih tenang. Tak terasa kami sudah sampai di sekolah. Terlihat sebuah kereta kuda dan Ma'am LeAnn yang berdiri di sampingnya. Kami pun menghampirinya.
"Ma'am LeAnn, pagi." Kataku dan Serena hampir bersamaan.
"Pagi, Pierre, Serena. Kalian sudah siap?" Tanya Ma'am LeAnn.
"Siap, ma'am." Kataku dan Serena hampir bersamaan.
"Baiklah, kita berangkat!" Kata Ma'am LeAnn.
Kami masuk ke dalam kereta kuda tersebut dan berangkat ke tempat perlombaan diadakan. Sekarang masih pukul 6.50. Lomba masih dimulai lebih dari 2 jam lagi. Karena itu, kereta kuda kami berjalan dengan santai.
"Pierre, Serena, kalian tidak perlu memenangkan perlombaan ini. Tapi, yang terpenting adalah bagaimana kalian berusaha sebaik mungkin untuk orang yang kalian kasihi." Kata Ma'am LeAnn di dalam kereta.
"Orang yang kita kasihi"? Kalimat itu mengingatkanku pada ibu. Entah bagaimana keadaannya sekarang. Tapi, aku harus yakin. Aku harus bisa melakukan yang terbaik untuknya, juga untuk sekolah pastinya.
Setelah satu setengah jam lebih kami menempuh perjalanan dengan kereta kuda, akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Tempat itu masih sepi. Tapi, terlihat Arthur sudah menunggu kami di dekat pintu masuk.
"Ma'am LeAnn, selamat pagi." Sapa Arthur saat kami datang mendekat.
"Selamat pagi, Arthur." Kata Ma'am LeAnn membalas salam dari Arthur.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend of the Jewel
FantasyNamaku Pierre. Aku bukanlah seorang bangsawan ataupun pangeran. Aku hanya seorang rakyat biasa yang bekerja mengurus peternakan kecil di rumahku. Aku tinggal bersama ibuku. Aku tidak pernah bertemu ayahku. Menurut cerita ibu, beliau sudah tiada. Aku...