Bab 10 : Kenangan Pahit Karma

5.7K 252 1
                                    

"Ibu jangan bilang seperti itu, walaupun Sherly bukan anakku tapi aku sudah menganggapnya sebagai anak sendiri." Clarisha Wynne, Ibu Karma memutar matanya bosan.

Selalu saja Karma terus membela anak adopsi itu. Dia terlalu naif. "Sudah jangan terlalu membela anak angkatmu itu dan dari tadi siapa gadis yang menatap aneh pada Ibu, apa jangan-jangan kau mengadopsi lagi seorang anak tanpa sepengetahuan orangtuamu lagi?"

"Maksud Ibu Rani, dia itu ada di sini karena bekerja sama denganku membuat desain. Gadis itu adalah cucu Ikabayashi Kazuha."

"Baguslah, pokoknya Ibu tak mau ya kamu harus menikah secepatnya. Ibu ini sudah tua ingin gendong cucu."

"Sabar Ibu, aku juga sekarang berusaha untuk mencari pasangan yang tepat untukku begitu juga untuk Sherly,"

"Sherly lagi, Sherly lagi, biarkan saja anak yatim piatu itu!?" katanya dengan suara tinggi.

"Ibu!" hardik Karma. Dia berjalan menutup pintu yang terbuka sedikit, Karma tak ingin kedua orang di ruang tamu mendengar percakapan mereka.

Rani bernapas lega saat dia kira Karma akan keluar dan didapati sedang menguping, ternyata dia hanya menutup rapat pintu ruang kerjanya.

Dari pada berlama-lama, dia menuju ke ruang tamu. Rani memutuskan untuk bermain bersama Sherly agar Rani tak dicurigai.

😍😍😍😍

Setelah Clarisha pergi, apartement kembali tenang. Tak ada suara cemprang yang terus berbicara. Rani merasa lega dengan ketentraman yang dia rasakan.

Dia pikir hanya Abangnya yang cerewet tapi karena dari tadi dia terus mendengar suara Clarisha yang memekakan telinganya. Sekarang Abang Daninya itu turun satu peringkat dan tempatnya di tempati oleh Clarisha sekarang.

Karma terus saja mengusap rambut Sherly yang kini tertidur dengan lelapnya di paha pria berumur 32 tahun itu sambil melihat seksama pada buku gambar Rani.

"Ini bagus, terima kasih sudah mau mendesain proyek ini dengan begini kerja sama antara perusahaanku dan perusahaan kakekmu akan berlangsung dengan baik." Rani hanya tersenyum simpul tapi kemudian pikirannya kembali beralih pada pembicaraan Karma dan Ibunya.

Inginnya memanggil tapi panggilan apa yang pantas untuk Karma, Rani baru ingat akhir-akhir ini dia sering berbicara dengan Karma dengan memanggilnya 'kau'.

Jika dia kembali memakai panggilan 'Paman', rasanya jadi agak aneh tapi masa iya sih dia memanggilnya Karma, tak ada sopannya. Tak sadar, Karma menatapnya lama. Seakan tahu kalau Rani ingin membicarakan sesuatu padanya.

"Rani-chan," Rani menatapnya sekarang.

"Dari tadi aku melihat kau sedang bingung, ada apa?" Rani mengerjapkan matanya. Dia tak berani sekarang mengutarkan apa yang dia ingin katakan terlebih ada Sherly.

"A- apa boleh kau mengantarku pulang? Abangku sedang sibuk sekarang." jawab Rani berdalih. Tentu saja Karma menerima permintaan Rani. Setelah dia meletakkan Sherly di kamarnya, pria itu mengambil kunci mobil.

Rani menarik napas dan mengeluarkannya secara perlahan. Dia berahli pada Karma yang berkonsentrasi dengan jalan. "Aku ingin bicara padamu,"

"Tentu silakan,"

"Ini tentang Sherly ... maaf jika aku menyinggungmu tapi aku butuh penjelasan. Apa yang dikatakan oleh Ibumu, apa itu benar? Tentang Sherly yang sebenarnya bukan anakmu."

Hot Daddy [PINDAH DI DREAME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang