"Abang datang dari mana?" tanya Rani melihat Dani baru saja pulang. Dani melirik pada adiknya sembari melepas jasnya.
"Hanya urusan pekerjaan," jawab Dani setelah agak lama. Rani tak bertanya lebih jauh dan melanjutkan lagi kegiatan belajarnya di ruang keluarga.
Dani mendekatinya dan melihat apa yang dilakukan oleh adiknya itu. "Bagus," gumamnya pelan sambil tersenyum tipis. Tangan Dani terulur pada Rani membuat gadis itu mendongak, menatap bingung pada Dani.
"Kemarikan ponselmu," perintah Dani lugas.
"Untuk apa?"
"Kau sebentar lagi akan menjalani banyak ujian. Abang hanya ingin kau fokus dulu, kau ingin lulus bukan?" Rani mengangguk.
"Kalau begitu kemarikan ponselmu," perintahnya sekali lagi. Rani memberikan ponselnya sambil menggerutu kesal. Rani jelas tak terima dengan tindakan Dani tapi dia juga tak ingin lulus lalu apa yang bisa diperbuat oleh Rani selain pasrah menuruti keinginan Abangnya.
Dani mengulum senyuman menerima ponsel Rani. "Abang akan menahan ponselmu sampai upacara kelulusan, Abang tak akan memaksamu untuk mendapat nilai yang bagus yang Abang inginkan kau bisa lulus, mengerti?" Rani kembali mengangguk dengan wajah cemberut.
Selain alasan yang dikatakan pada Rani sebenarnya Dani punya niat terselubung untuk membuat Karma tak bisa menghubungi Rani.
😍😍😍😍
Hari selanjutnya Rani disibukkan dengan persiapan ujian yang membuat dia sangat fokus dalam belajar. Soal Karma, dia tak khawatir sama sekali.
Karma mengatakan bahwa dia akan menunggu Rani dan dia percaya pada Karma jadi Rani tak terlalu memusingkan kenapa Karma tak menghubunginya beberapa hari ini.
Terlebih sekarang ponsel miliknya sedang di sita oleh Dani sementara waktunya untuk bersantai sangat sedikit karena dia terus belajar.
Beberapa hari kemudian ujian masuk SMA dilalui oleh Rani lalu beberapa hari selanjutnya ujian akhir dimulai. Rani melewati hari-hari tersebut dengan sakit kepala karena terus-terusan berpikir.
Beruntung gadis berusia 15 tahun tersebut bisa melewati ujian tersebut dengan baik dan dia bersantai dalam beberapa hari untuk menunggu kelulusan. Mungkin sudah saatnya untuk menghubungi Karma. Dia lalu menuju ruang kerja Dani untuk mengambil ponselnya.
"Kau ingin mengambil ponselmu?" Rani mengangguk dengan cepat. Dani melepas kaca matanya dan dia letakkan di meja.
"Rani, bukankah Abang sudah bilang bahwa Abang akan mengembalikkan ponselmu pas upacara kelulusan." lanjutnya.
"Bukankah itu terlalu lama? Abang aku ingin menghubungi beberapa temanku, aku janji aku akan memberikan lagi ponselku padamu." pinta Rani dengan nada memelas.
"Keputusan Abang sudah bulat Rani, Abang akan memberikan ponselmu tepat saat upacara kelulusanmu. Tolong jangan paksa Abang untuk melakukan hal yang kasar padamu." ancam Dani.
Rani menghela napas dan meminta maaf pada Dani lalu pergi. Rani memang seorang pribadi yang memiliki watak keras tapi dia tak akan melawan perintah Dani karena dia adalah kakaknya.
Beberapa hari telah berlalu, upacara kelulusan sudah di depan mata. Begitu namanya dipanggil, Rani dengan bangga menuju panggung dan menerima ijazahnya.
Kakek dan Abangnya, Dani juga datang dalam upacara tersebut. Beberapa kali Dani memotret Rani dari bangkunya. Setelah upacara selesai, Rani beserta Dani dan Ikabayashi keluar dari aula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy [PINDAH DI DREAME]
Romance[Open Pre-Order] Spin off My Little Girlfriend (Silakan follow sebelum membaca cerita ini) "Aneh," gumam seorang Karma Wynne sambil memandang Rani. "Siapa yang kau sebut aneh?" tanya Rani sinis pada Karma. "Kau yang aneh," balas Karma dengan tatapan...