Rani memeluk Ikabayashi begitu mereka sampai di kediaman Kazuha Ikabayashi. "Kakek senang cucu kakek pulang dengan keadaan selamat. Beruntung Dani bisa menemukanmu secepatnya jika tidak ... kakek tak bisa bayangkan bagaimana keadaanmu di sana."
"Aku baik-baik saja kek, sekarang dia tak akan mengangguku lagi." balas Rani dengan senyuman lembut.
"Bagaimana kau bisa tahu kalau dia tak menganggumu lagi?" sahut Dani dengan nada mengejek.
"Aku tahulah. Sebenarnya Devian adalah pria yang baik, dia memperlakukanku..."
"Kau masih bisa mengatakan dia baik setelah apa yang dia lakukan padamu?! Hei dia memfitnahmu, menculikmu dan hampir memperkosamu! Lalu kau bilang dia baik?!" potong Dani protes dengan ucapan Rani.
"Tapi selain kelakuan buruknya, dia selalu menuruti perintahku. Membeli barang keperluanku dan semuanya." bela Rani lagi.
"Heh?! Harusnya aku tak membantumu dan lebih baik kau bersamanya saja, aku menyesal menyelamatkanmu." gerutu Dani kesal.
"Sudahlah Dani jangan menggerutu begitu. Kau harusnya senang adikmu sudah kembali lagi dan keluarga kita bisa berkumpul lagi." kata Ikabayashi memberi ceramah.
Pintu tiba-tiba diketuk, Rani meminta dialah yang membuka pintu. "Iya tunggu sebentar." kata Rani mendengar pintu rumah kembali diketuk.
Pintu dibuka oleh Rani tapi tak menemukan siapa-siapa yang ada hanyalah sebuah paket terletak di lantai. Masih dalam raut wajah bingung, dia membawa masuk paket itu.
"Siapa Rani?" tanya Ikabayashi melihat gadis itu masuk.
"Aku tak tahu kakek, tapi ada paket."
"Untuk siapa?" Kedua mata Rani meneliti tulisan paket tersebut dan akhirnya menjawab.
"Untukku, kakek." Ikabayashi hanya mengangguk perlahan dan tak bertanya lagi. Dia lebih fokus berbicara dengan Dani.
Rani membuka paket tersebut dan menemukan sebuah bunga mawar, alat-alat menggambar, dan barang-barang yang Rani kenal.
Sudah pasti itu Devian yang mengirimkan semua barang-barangnya. Dalam paket tersebut ada sebuah surat.
Untuk Sweety
Aku tahu kau sudah memaafkanku, tapi rasanya nggak baik kalau aku tak minta maaf padamu, sweety. Aku mengerti sekarang dengan apa yang dikatakan olehmu tadi, aku benar-benar menyesal karena sudah berbuat yang tak pantas dan memaksamu.
Tapi terima kasih karena sudah mau menolongku dan tinggal bersamaku selama beberapa hari. Kenanganku bersamamu adalah kenangan yang indah, aku tak melupakanmu walau aku juga harus membuang perasaanku.
Semoga kau bahagia sweety.
Dari Devian.
Rani tersenyum simpul dan meletakkan surat tersebut di dalam paket tersebut lagi.
😍😍😍😍
"Ohayou!" sapa Rani pada teman-teman sekelasnya. Chinami memekik gembira melihat Rani masuk ke sekolah lagi. Dipeluk sahabatnya itu.
"Aku merindukanmu, Rani-chan. Kau sudah lama tak masuk, bagaimana kabarmu?" tanya Chinami.
"Aku baik. Maaf membuat dirimu kesepian."
"Ya, aku kesepian. Sangat kesepian tapi..." Chinami melepaskan pelukannya memamerkan senyuman manis pada Rani.
"Aku bahagia, kau akhirnya masuk kembali." lanjutnya. Teman-teman sekelas terutama kaum Adam menyambut Rani dengan hangat.
Mereka senang karena Rani, idola mereka sudah kembali dan menjadi penyemangat mereka untuk masuk ke sekolah. "Wah, Rani sudah masuk kembali dan itu berarti kita bisa merayakan valentine!" ucap seorang gadis teman sekelas Rani.
"Valentine?"
😍😍😍😍
Hai ini dengan author! Maaf ya sudah membuat lama menunggu update dari Hot Daddy!
Ini karena lagi paskah dan author lagi ngerayain sampai lupa updatenya! Hahaha
Selamat hari paskah!
See you in the next part!! Bye!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy [PINDAH DI DREAME]
Romance[Open Pre-Order] Spin off My Little Girlfriend (Silakan follow sebelum membaca cerita ini) "Aneh," gumam seorang Karma Wynne sambil memandang Rani. "Siapa yang kau sebut aneh?" tanya Rani sinis pada Karma. "Kau yang aneh," balas Karma dengan tatapan...