Rani POV
Sial, sial. Kenapa aku diculik dan dikurung sih di sini? Padahal aku sudah mendapatkan bukti bahwa aku tak bersalah tapi kesialanku selalu saja berlanjut.
Ini sudah hari ketiga aku terkurung di sini artinya aku hanya punya beberapa hari lagi untuk membuktikan bahwa aku tak bersalah.
Aku menatap sekitaran mengamati ruangan itu. Kamar yang menjadi 'penjara' untukku ini terbilang mewah. Interiornya pun bergaya klasik dan aku menyimpulkan bahwa orang yang menahanku sekarang bukanlah orang biasa.
Kalau tidak, mana mungkin dia menepatkanku ke dalam kamar yang seperti ini. Sebenarnya siapa yang menculikku? Kalau dia tak butuh uang, kenapa dia menahanku?
Begitulah pikiran dibenakku. Suara pintu diketuk menyadarkanku dari lamunan, "Nona, makan siang anda sudah siap." ujar suara seorang pelayan sambil menyelipkan makanan di sebuah celah bawah pintu.
Ini yang membuatku heran juga mereka melayaniku dengan baik. Semua pelayan, fasilitas dan apa yang kuinginkan bisa aku dapatkan dengan mudah kecuali untuk dikeluarkan dari tempat ini dan ponselku.
Sepertinya Tuan mereka memperhitungkan semua kemungkinan terjadi dan seolah-olah, dia tak ingin aku pergi. Tapi, kenapa?
End of Rani POV
Karma memijit tubuhnya di bawah guyuran shower yang membasahi tubuhnya. Sudah beberapa hari ini dia bekerja sama dengan Dani untuk menemukan Rani tapi gadis itu juga tak ditemukan.
Anak buah Ikabayashi pun mencari ke semua tempat musuhnya tapi tak ada satu pun yang mengaku bahwa mereka menahan Rani digeladah pun mereka tak menemukan Rani.
Akhir-akhir ini Karma selalu memikirkan Rani. Khawatir dengan keadaan si gadis yang bahkan dia tak tahu di mana dia berada, apa dia baik-baik saja? Semoga saja.
Karma menyelesaikan rutinitasnya mandi dan mengerjakan rutinitas sebagai orang tua Sherly. "Daddy," ucap Sherly manja. Karma menoleh dan menggendong Sherly yang nampak mengantuk.
"Sherly mau tidur?" Sherly menggeleng menjawab pertanyaan Karma.
"Daddy, Sherly rindu sama Kakak Rani. Apa Kakak Rani baik-baik saja?" Karma awalnya diam sambil membelai rambut Sherly dengan penuh kasih sayang.
"Daddy tak tahu sweety, semoga saja dia baik-baik saja di mana pun berada." jawab Karma setelah agak lama bungkam.
"Apa Kakak Rani akan pulang Daddy?"
"Tentu saja sayang, dia pasti akan kembali." jawab Karma sekali lagi. Setelah itu Karma mendengar dengkuran halus dari Sherly. Putrinya itu tertidur dalam gendongannya.
Karma berhati-hati meletakkan Sherly di ranjang dan kembali ke ruang tamu. Tepat saat itu juga ponselnya berbunyi. Karma segera mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menelponnya.
"Halo," sapa Karma.
"Halo, Karma." Suara Dani menjawab.
"Ya, ada apa Dani-san?"
"Aku punya suatu informasi untukmu dan hanya kau yang bisa mengeceknya." jawab Dani
"Ok, ada informasi apa?"
"Menurut informan kami bahwa beberapa hari yang lalu, Ibumu bertemu dengan Rani dan mereka bertengkar di kafe. Kami pun mengetahui bahwa Ibumu mengancam Rani." Karma terkejut dengan pernyataan Dani.
Dia tak tahu bahwa Ibunya bertemu dengan Rani. "Bisakah kau bertanya pada Ibumu baik-baik?" Karma awalnya ragu untuk menjawab iya atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy [PINDAH DI DREAME]
Romansa[Open Pre-Order] Spin off My Little Girlfriend (Silakan follow sebelum membaca cerita ini) "Aneh," gumam seorang Karma Wynne sambil memandang Rani. "Siapa yang kau sebut aneh?" tanya Rani sinis pada Karma. "Kau yang aneh," balas Karma dengan tatapan...