Tanpa memberi ampun, Dani segera menarik paksa Devian dengan kerahnya dan menghajar wajah Devian dengan kepalan tangannya bukan hanya satu kali tapi berulang-ulang kali.
"Ini karena kau memfitnah adikku!" Dani memukul wajah Devian dengan keras.
"Ini karena kau menculik adikku!" Dani kembali memukul wajah Devian.
"Dan ini karena kau hampir memperkosa adikku, dasar pedofil!" Rani tersadar dari syoknya saat Karma memegang lengannya dan bertanya.
"Kau tak apa-apa?" Tak menjawab dia malah memeluk Karma. Dia hampir saja menyerah dan pasrah, tapi beruntung dia ditemukan dengan cepat oleh Karma dan Abang Dani.
Abang Dani?
Kedua mata onyx Rani kini memusatkan perhatian pada Dani yang sedang menghajar Devian habis-habisan. Karma terkejut saat Rani melerai pelukan yang nyaman itu dan bergerak mendekati Dani.
Gadis itu menjauhkan Dani dan Devian yang langsung terduduk lemas. Wajahnya yang tampan, kini dipenuhi lebam dan dari hidungnya mengalir darah akibat pukulan Dani yang membabi buta.
"Sudah hentikan, Abang. Jangan sakiti dia lagi!" ucapnya sambil memeluk Dani yang tak puas.
"Dasar pria kurang ajar! Mengurung adikku dan menyangkal kalau kau yang menculiknya! Akan kubuat kau mati ditanganku!" Sumpah serapah terus dilontarkan oleh Dani. Rani dengan sekuat tenaga mendorong pria itu sambil meyakinkan dirinya pada Dani bahwa dia tak apa-apa.
Dani melihat adiknya seksama dan memeriksa apa gadis itu bersih atau tidak? Tak butuh beberapa menit, Dani bernapas lega dan tersenyum.
Napasnya yang memburu mulai tenang sementara kedua matanya menampakkan kelembutan. Dia memeluk Rani dan mengecup kening Rani. "Syukurlah Abang menemukanmu." ucapnya.
Rani membalas pelukan Dani dengan erat. Dari tadi dia sempat berpikir dia tak akan bertemu dengan kakaknya itu. Kedua matanya melirik sekilas pada Devian yang masih tampak lemas. Dia lalu menoleh pada Dani.
"Abang, biarkan aku bicara dengannya." pinta Rani tiba-tiba.
"Untuk apa? Untuk apa kau bicara sama pedofil yang hampir saja mengambil sesuatu yang paling berharga darimu?!" protes Dani. Bisa-bisanya Rani mau bicara sama pria gila itu!
"Abang, aku hanya ingin bicara sebentar saja." Dani menghela napas kasar dan menerima pintaan Rani. Saat adiknya mendekati Devian, Dani menjadi was-was mengikuti semua pergerakan Devian.
Rani melihat sangat buruk keadaan Devian hingga dia tergerak untuk bersimpati padanya. Dia segera mengambil obat dan air hangat begitu juga handuk kecil.
"Rani!" hardik Dani saat tahu niatnya Rani untuk mengobati luka Devian tapi dia tak berani sama sekali karena Rani memandangnya dengan tajam.
Ringisan keluar dari bibir Devian yang merasakan kesakitan saat Rani mengobati lukanya. "Kenapa?"
"Hah?"
"Kenapa kau masih mengobatiku, tidakkah kau membenciku karena sikapku yang tak mau melepasmu?" tanya Devian sekali lagi.
"Sejujurnya, aku sangat membencimu dan ingin kau mati. Tapi, aku merasa kasihan padamu. Walau kau sudah menculik dan menyekapku, kau adalah pria baik. Kau tak pernah menyakitiku sama sekali dan aku melakukan ini untuk membalas perbuatan baikmu padaku."
"Oh ya, aku juga sudah bilang padamu. Aku tak menyukaimu dan aku harap kali ini jangan memaksaku untuk menerima perasaanmu. Aku bahkan tak tahu apa perasaanmu itu cinta ataulah sebuah obsesi besar padaku, tapi aku harap kau bisa menemukan seorang wanita yang benar-benar kau cintai, yang mencintaimu sepenuhnya." celetuk Rani panjang lebar.
😍😍😍😍
Napas panjang keluar dari Rani, dari mata Dani adiknya kelihatan kecewa dan jangan bilang kalau dia suka tinggal bersama dengan Devian. "Kenapa kau membuang napas panjang? Kau tak suka kami menyelamatkanmu?" tanya Dani lembut pada adiknya itu.
"Tidak, aku senang. Hanya saja, ini sudah lebih dari seminggu dan aku yakin aku sudah dikeluarkan." jawab Rani dengan mata sendu.
"Sudahlah jangan khawatir tentang itu, sebenarnya kami menangkap siswa-siswa yang mengatakan bahwa kau menghajar mereka. Sedikit bermain psikolog, mereka mengaku pada kepala Sekolah bahwa mereka dibayar oleh Devian untuk melakukan hal yang keji itu." balas Dani tersenyum.
"Benarkah? Wah kalian memang keluargaku yang terbaik!" sahut Rani tak percaya dia ingin memeluk kakaknya itu sayangnya langsung di cegat oleh Dani karena dia sedang mengemudi.
Pandangan Rani kini berahli pada Karma yang memandang lurus. Menyadari dia sedang ditatap oleh Rani, Karma memandang Rani yang masih diam. "Kenapa?"
Mobil berhenti tiba-tiba. "Kita sudah sampai di Apartementmu Karma, silakan turun! Terima kasih ya sudah membantuku untuk menemukan Rani maaf kalau aku sering bersangka buruk padamu!"
Karma turun tanpa mendengar omongan Rani dan bergerak masuk ke dalam bangunan Apartementnya. "Tunggu," ucap Rani yang keluar dari mobil. Karma berbalik saat Rani menghampirinya.
Belum sempat membuka suara, Rani menariknya sehingga dia terdorong ke bawah dan di kesempatan itulah Rani mengecup pipinya. Karma tertegun dengan tindakan Rani. Dia memandang Rani sambil menyentuh pipinya yang dikecup oleh gadis berusia 15 tahun itu.
"Terima kasih!" Hanya dua kata itu yang keluar dari Rani. Gadis itu kembali masuk ke dalam mobil dan mobil Dani berjalan meninggalkan Karma yang masih tertegun. Karma perlahan tersenyum lebar, ciuman terima kasih Rani mengejutkan tapi begitu manis untuknya.
😍😍😍😍
Akhirnya ada part romance KarmaxRani! Setelah beberapa part keduanya pisah!! Aku harap kalian suka readers, semoga mereka tak terpisahkan ya!
Amin!
See you in the next part! Bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy [PINDAH DI DREAME]
Romansa[Open Pre-Order] Spin off My Little Girlfriend (Silakan follow sebelum membaca cerita ini) "Aneh," gumam seorang Karma Wynne sambil memandang Rani. "Siapa yang kau sebut aneh?" tanya Rani sinis pada Karma. "Kau yang aneh," balas Karma dengan tatapan...