Rani masuk ke dalam rumah. Kedua matanya menangkap Dani yang duduk dengan gelisah di sofa ruang keluarga. "Abang," panggil Rani. Dani memandang Rani dan sontak berdiri.
"Kenapa Abang gelisah seperti itu? Apa ada masalah?" tanya Rani.
"Tidak, bagaimana jalan-jalannya?" Dani langsung melontarkan pertanyaan berbeda pada Rani.
"Baik-baik saja." jawab Rani singkat. Sekilas dia teringat dengan ucapan Karma tentang Dani. Dia tahu hubungan mereka dan mungkin sekarang sedang menyelidiki.
"Hanya itu?"
"Ya. Aku lelah Abang mau ke kamar dulu." Dani tersenyum simpul dan mengangguk.
"Tunggu sebentar, Rani." Rani menoleh dan memandang ponselnya yang berada di tangan Dani.
"Ambilah, aku sudah berjanji padamu kalau aku akan memberikan ponselmu di hari kelulusan bukan?" Rani tersenyum lebar, menampilkan sederet giginya yang putih dan teratur.
Dia berjalan dengan cepat menghampiri Dani dan mengambil smartphone-nya dari tangan Dani. Tak lupa dia mengecup salah satu pipi Dani sebagai ucapan terima kasih.
Rani menjauh menuju ke kamar. Dia lalu menyalakan ponsel sesampainya di dalam kamar. Belum semenit, Chinami menghubunginya. "Moshi-moshi," ucap Rani setelah dia mengangkat telepon tersebut.
"Moshi-moshi, Rani-chan. Apa aku mengganggumu?" tanya Chinami.
"Tidak, memangnya kenapa?" Rani berbalik bertanya Chinami karena heran.
"Aku takut mengganggu kencanmu dengan Wynne-san." balas Chinami sambil terkekeh dari balik telepon. Wajah Rani memanas, dia menggigit bibirnya.
"Kencan? Aku tak kencan dengannya kok. Kami tak memiliki hubungan spesial." balas Rani berusaha menenangkan degupan jantungnya.
"Memangnya aku pernah bilang kalau kau dan Wynne-san memiliki hubungan yang spesial?" Skak mat! Rani tak bisa berkata apa-apa sekarang sementara Chinami dia sudah tertawa terbahak-bahak dari telepon.
"Ehh! Sudahlah! Aku tutup dulu teleponnya. Kesal aku kalau bicara sama kamu terus!" ujar Rani emosi. Emosi karena dipermainkan Chinami.
"Ett, iya, iya jangan marah dulu Rani-chan. Aku minta maaf!" kata Chinami cepat-cepat.
"Ngomong-ngomong, benar apa yang kamu katakan? Kalau kamu dan Wynne-san belum punya hubungan, kenapa? Aku lihat kalian saling suka." Rani menghela napas berat.
"Untukku sih aku tak keberatan tapi Kakakku yang keberatan. Dia sepertinya tak suka dengan kedekatan kami. Karma sendiri yang mengatakannya padaku bahwa dia diminta oleh Abangku untuk menjauhiku." tutur Rani.
"Benarkah?"
"Iya ini benar. Aku mana mungkin berbohong padamu."
"Lalu bagaimana hubunganmu dengannya? Kau tak mungkin menjalani hubungan diam-diam di belakang kakakmu sendiri." tanya Chinami lagi.
"Tentu saja tidak, aku masih ingin belajar dan lulus SMA dulu." jawab Rani.
"Dia tak keberatan?"
"Tidak sama sekali tidak, dia bilang akan selalu menungguku sampai aku siap. Tunggu kamu bertanya layaknya detektif, kepo banget sih!" Chinami cengengesan.
"Maaf soalnya ceritamu menarik." ungkap Chinami. Rani membuang napas pendek dan memutar matanya bosan.
Percakapan mereka kemudian beralih dengan liburan yang sudah di depan mata. Chinami dengan semangat mengatakan apa yang akan dibuatnya pada liburan nanti dan untuk Rani dia tak kemana-mana, paling menghabiskan waktu di rumah dan menggambar, sama seperti rutinitas sebelumnya.
"Tak asyik loh kalau di rumah, suruhlah Kakak dan Kakekmu itu cuti barang sehari." usul Chinami.
"Chinami-chan, kalau itu jangan ditanya setiap liburan pasti aku akan mengajak mereka tapi mereka sangat sibuk dengan urusan kantor." curhat Rani sedih.
"Oh begitu. Bagaimana kalau kau mengajak Wynne-san dan anaknya?" Mata Rani melebar. Usulan Chinami sangat baik tapi apa Karma mau menurutinya?
"Rani, kau masih ada di sana?" Chinami khawatir dengan Rani karena dia tak bersuara.
"Ya, ide yang bagus Chinami-chan. Aku tutup dulu teleponnya!" Setelah dia memutuskan telepon Chinami dia segera menghubungi Karma untuk mengatakan ide dari Chinami.
"Halo," ucap Rani.
😍😍😍😍
See you in the next part!! Bye!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy [PINDAH DI DREAME]
Romansa[Open Pre-Order] Spin off My Little Girlfriend (Silakan follow sebelum membaca cerita ini) "Aneh," gumam seorang Karma Wynne sambil memandang Rani. "Siapa yang kau sebut aneh?" tanya Rani sinis pada Karma. "Kau yang aneh," balas Karma dengan tatapan...