Bab 4 : Possesive Brother

10.2K 380 2
                                    

Hari ini Karma mengantar Sherly ke rumah sakit. Sherly sakit? Jawabannya tidak, tapi Karma ingin mengecek kesehatan Sherly. Belakangan diketahui oleh Karma bahwa Ibu Sherly memiliki riwayat penyakit saat dia mengandung Sherly.

Khawatir kalau putrinya itu memiliki riwayat penyakit yang sama, Karma segera membawa Sherly untuk di cek. Hari ini hasil tes darah sudah keluar dan Karma ingin mendengar hasilnya.

Tok tok

"Masuk," ucap seorang pria tampan memakai jas. Pria itu tersenyum pada Karma dan Sherly yang masuk.

"Selamat pagi Sherly," sapa dokter itu ramah.

"Pagi dokter," balas Sherly ramah. Pria itu melemparkan senyuman ramah pada Karma yang hanya menundukkan kepalanya singkat.

"Bagaimana kabarmu Sherly?"

"Baik dok, dokter makin tampan saja." puji Sherly.

"Terima kasih," pria itu lalu menatap pada Karma. Dokter itu langsung mengisyaratkan perawatnya agar memberikannya hasil tes darah Sherly.

"Terima kasih anda sudah datang Tuan Wynne, kami sudah mengecek darah putri anda dan hasilnya baik. Putri anda sehat Tuan jadi jangan terlalu khawatir." Karma lega mendengar perkataan dokter tersebut walau dia hanya menampakkan wajah datarnya.

"Sherly, bisakah kau pergi bersama dengan perawat Yuri di area bermain, dokter mau berbicara dengan Daddy Sherly," pinta Dokter pada Sherly.

"Tentu dokter," balas Sherly dan meninggalkan ruangan dokter bersama perawat Yuri, asisten si dokter.

"Bagaimanamu kabarmu, kakak?" tanya Dokter itu pada Karma.

"Baik, kau?"

"Baik juga." balas Dokter itu sambil memamerkan senyuman manisnya pada Karma.

"Kau sama seperti yang dulu, cassanova boy."

"Kau juga sama seperti dulu, pria tampan yang datar." balas si Dokter.

"Maaf ya dulu aku tak sempat berbincang denganmu,"

"Santai saja senior, aku tahu kau ini pria yang sibuk. Jujur saja, aku kaget loh saat kau datang membawa putrimu, aku jadi penasaran bagaimana kau yang datar ini bisa merawat Sherly," celetuk si dokter.

"Kau tak percaya kalau aku bisa merawat Sherly seorang diri?" Dokter itu terbawa terbahak-bahak mendengar nada protes dari Karma.

"Iya, aku percaya jangan marah begitu,"

"Aku tak marah kok," bantah Karma dengan nada datar.

"By the way, aku juga terkejut kau bekerja di sini kupikir kau akan pulang ke Indonesia untuk bekerja di sana."

"Sebenarnya sih, tapi Ibuku menahanku Haaahh ... padahal aku ingin sekali bertemu dengan calon istriku."

"Maksudmu, gadis yang sering kau bicarakan itu?" Si dokter langsung mengangguk cepat.

"Aku dengar dia sudah menjadi dokter ahli bedah yang terkenal di sana, aku tak sabar ingin bertemu dengannya."

Cinta. Sahabat Karma itu tengah jatuh cinta, terlihat sekali dari matanya. Sudah lama Karma tak merasakan jatuh cinta bahkan pria itu sudah tak tahu bagaimana rasanya.

"Oh, kalau begitu good luck ya," ucap Karma mendukung rencana si dokter.

"Yah sama-sama senior, kau memang sahabatku yang terbaik." balas Dokter sambil tersenyum sumringah.

"Aku kasihan sama Sherly," ucap si Dokter tiba-tiba dengan pikiran menerawang. Senyumnya yang sumringah menghilang terganti dengan pandangan serius.

Hot Daddy [PINDAH DI DREAME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang