Bab 18 : Rani Menghilang

4.3K 217 18
                                    

Jam menunjukan pukul 20.00. Dani terus saja mondar-mandir layaknya setrika. Wajahnya menunjukan kecemasan. Bagaimana tidak? Ini sudah larut malam tapi Rani belum kunjung datang dan bahkan gadis itu tak menelpon untuk mengatakan keadaannya.

Ponsel Dani berbunyi. Dia segera mengangkatnya begitu melihat nama yang tertera di ponselnya. "Halo Kakek," ucap Dani.

"Halo Dani, bagaimana? Sudah dapat kabar?"

"Belum Kakek, teleponnya juga tak aktif."

"Coba kau cek ke rumah Wynne-san, mungkin dia ada di sana." Dani menepuk kepalanya, kenapa usulan itu tak pernah terlintas diotaknya ya.

Setelah dia menutup telepon, Dani segera menuju ke apartement Karma berharap bahwa adiknya berada di sana.

😍😍😍😍

Ting tong

Sherly membuka pintu dan menemukan sosok pria yang tak dikenal. "Apa benar ini rumah Wynne-san?" tanya pria itu.

"Iya benar, ada perlu apa ya dengan Daddy?" Dani memandang anak perempuan itu. Dia tersenyum dan menepuk kepalanya.

"Kau pasti Sherly, sama seperti yang dikatakan oleh Rani kau manis sekali." puji Dani.

"Rani? Om kenal kakak Rani?"

"Iya, dia itu 'kan adik Om." Sherly ber-oh ria. Karma yang baru saja keluar dari ruang kerjanya menghampiri keduanya.

"Dani-san. Kenapa kau kemari? Apa ada masalah?" tanya Karma to the point.

"Apa adikku ada di sini, dia tak pulang ke rumah." kata Dani. Karma mengkerutkan dahinya.

"Bukannya dia sudah lama pulang ya?" Dani terkejut dengan pernyataan Karma.

"Gawat." gumam Dani sambil mengambil ponselnya menghubungi seseorang.

"Apa yang kau bilang, Rani tak pulang?" tanya Karma memastikan.

"Ya, aku rasa Rani diculik oleh seseorang. Adikku itu akan selalu memberikan kabar walau semarah apapun dia dan Rani tak akan mematikan teleponnya."

"Diculik oleh siapa?"

"Kemungkinan musuh-musuh perusahaan kami."

"Halo Tuan,"

"Halo, cepat selidiki semua musuh kita Rani menghilang ada kemungkinan dia diculik oleh salah satu mereka."

"Baik Tuan." Telepon segera dimatikan oleh Dani dan kembali menghubungi Ikabayashi.

"Tapi kenapa mereka ingin menculik Rani? Dia tak ada sangkut pautnya dengan perusahaan kalian 'kan?" Dani memandang Karma dengan mata memincing.

"Rani bukan orang sembarangan. Asal kau tahu saja dia adalah pemilik saham terbesar di Kazuha Enterprise."

"Jika dia diculik dan sahamnya diambil, Kazuha Enterprise akan mengalami kerugian yang sangat besar."

"Halo Dani, sudah dapat informasi?"

"Iya Kakek, kekhawatiran kita terbukti. Rani menghilang sekarang. Kata Wynne-san, dia sudah lama sekali pulang dari apartementnya."

"Apa kau sudah menyuruh orang menyelidiki musuh kita?"

"Sudah Kakek."

"Bagus, kalau begitu datanglah ke perusahaan Kakek mau bicara."

"Baik kakek." Telepon dimatikan dan Dani pamit pada Karma.

"Tunggu Dani-san," Dani yang awalnya hendak pergi menahan langkahnya.

"Biarkan aku mencari Rani juga." pinta Karma.

"Tapi..."

"Ini juga kesalahanku karena membiarkan Rani pulang sendiri." Dani menghela napas dan akhirnya menurut kemauan Karma.

😍😍😍😍

"Wah, gadis yang kita culik benar-benar cantik ya." puji seorang lelaki sambil melihat CCTV di sebuah kamar.

"Hei, kau mau dihajar ya sama Bos, ingat kita itu hanya menculik dan memenjarakannya jika kau menyentuh barang sehelai rambutnya saja bisa-bisa kita mati." tegur temannya.

"Eh lihat dia sudah bangun." Keduanya melihat gadis itu terbangun dari tidurnya. Tampak raut wajah bingung dari si gadis. Dia lalu bergerak menuju pintu kamar mencoba untuk membukanya.

Namun sia-sia saja, pintu itu tak pernah berhasil dia buka. Gadis itu berjalan menuju ke jendela yang juga berusaha dia buka tapi sama saja.

"Sia-sia saja usahanya. Bos sudah memperhitungkan dengan baik, jadi tak mungkin dia bisa keluar dari kamar tersebut."

"Tapi sebaiknya kita harus berhati-hati, jangan sampai gadis itu lolos Bos bilang gadis itu bukan gadis sembarangan loh!"

"Ok, kau awasi dia aku akan menghubungi Bos dulu." Si pria mengangguk dan terus memperhatikan si gadis yang tak lain adalah Rani terus berkeliaran kesana kemari sebelum akhirnya menyadari adanya CCTV.

Si pria merasa tak enak melihat tatapan dingin dari seorang Rani yang terus memperhatikan kamera tersebut. Bosnya benar, gadis yang mereka culik bukanlah gadis sembarangan.

😍😍😍😍

Hai ini author, dengan publish part ini author mau mengumumkan kalau akan author hiatus sebentar untuk cerita ini. Bukan karena author nggak punya ide lagi untuk cerita ini alias writer blocks tapi author terserang virus mager.

Mager untuk menulis cerita ini. Doakan saja ya semoga author punya minat lagi untuk tulis cerita ini.

Dan mungkin author akan mengerjakan karya tulisan lain untuk mengusir kejenuhan di cerita ini. Tenang saja kok, kalau ada feel untuk meneruskan cerita ini author akan secepatnya update. Silakan di tunggu ya!

See you in the next part!! Bye!!

Hot Daddy [PINDAH DI DREAME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang