Dani dan Karma sama-sama meringis kesakitan saat luka mereka diberikan obat oleh Rani dan Ikabayashi. "Maaf, aku akan pelan-pelan." ucap Rani merasa bersalah saat membuat Karma meringis kesakitan.
"Kau tak perlu minta maaf, kau tak salah." Rani terpaku sesaat lalu kembali mengobati luka Karma.
"Ini aneh," kata Rani tiba-tiba. Karma menautkan alisnya, "Aneh apanya?"
"Ya aneh.." Rani menjeda agar menatap Karma.
"Karena kau sudah terlihat lebih normal sekarang. Kau sudah bukan Karma dulu yang kukenal, kau sekarang bisa tersenyum, tertawa dan lain-lain." tutur Rani. Karma memiringkan kepalanya,
"Apa itu buruk?" Rani menggeleng.
"Malah aku suka dengan sifatmu sekarang, kau jadi lebih hidup." kata Rani. Karma memulas senyuman, tangannya terangkat dan diletakkannya di kepala Rani sebelum akhirnya mengacak rambut Rani yang masih rapi.
"Ini semua karenamu." Semburat merah tampak di wajah Rani dengan jelas. Tapi ini bukan saatnya untuk bermesraan, Rani harus mengobati luka Karma.
Gadis itu berdehem sebentar dan kembali mengobati luka Karma lagi. Dani membuang napas kasar sebelum akhirnya meringis lagi, "sudah kakek, aku merasa baikan." kata Dani menghentikan aktivitas Ikabayashi.
"Tapi.." Dani memperbaiki bajunya yang tersingkap.
"Aku sudah tak apa-apa kakek," potongnya. Dia lalu bergerak mendekati Rani dan Karma kemudian duduk di samping keduanya.
"Rani," panggilnya dengan berhati-hati. Tak ada respon dari Rani yang ada hanya lirikan sinis.
"Maafkan Abang ya, Abang mengaku salah karena sudah menuduhmu dan Karma melakukan hal yang tidak-tidak." lanjutnya meminta maaf pada Rani dan Karma.
"Tak apa-apa, Dani-san. Aku sudah memaafkanmu." Karma merespon pada ucapan Dani.
"Terima kasih Karma-san," balas Dani. Kedua matanya kembali menatap pada Rani yang sedari tadi diam. Karma mengerti dan menegurnya,
"Rani,"
"Hmm.."
"Maafkan Dani-san, dia sudah menyadari kesalahannya dan meminta maaf secara tulus, jika kau masih saja keras kepala maka kau sama seperti Dani-san yang dari tadi salah paham." Rani menghembuskan napasnya dan memandang pada Dani.
"Baiklah aku memaafkan Abang, tapi lain kali tanyakan dulu jangan asal menerka." Nasehat Rani dibalas mengangguk oleh Dani.
😍😍😍😍
Beberapa hari kemudian, Rani memperbaiki dasi seragam SMA-nya dengan bercermin. Merasa penampilannya sudah rapi, Rani lalu keluar dari kamar menuju ruang makan untuk sarapan bersama dengan Dani.
"Pagi Abang," sapa Rani.
"Pagi Rani, sudah cantik adik Abang ini." balas Dani sambil memuji penampilan Rani. Rani tersengih dan mengucapkan terima kasih.
"Duduklah sarapan sudah siap." Rani patuh dan mengambil tempat duduk berhadapan dengan Dani.
"Rani, nanti Abang mengantarmu ya. Perusahaan dan sekolah SMA-mu, 'kan? Rani menggeleng cepat.
"Kenapa?"
"Aku bisa sendiri." jawab Rani singkat. Dani tak memaksa dan akhirnya pergi ke kantor sendiri. Ini adalah hari pertama Rani masuk sekolah SMA mungkin dia ingin menghadapinya sendiri.
😍😍😍😍
See you in the next part!!! Bye!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy [PINDAH DI DREAME]
Romance[Open Pre-Order] Spin off My Little Girlfriend (Silakan follow sebelum membaca cerita ini) "Aneh," gumam seorang Karma Wynne sambil memandang Rani. "Siapa yang kau sebut aneh?" tanya Rani sinis pada Karma. "Kau yang aneh," balas Karma dengan tatapan...