Rani kembali berjalan menghampiri Karma dan Clarisha yang sedang berdebat. "Karma," pria itu menoleh pada Rani.
"Aku tak bisa menemukannya, dia terlalu cepat dan banyak sekali orang di festival ini."
Karma kembali mengalihkan pandangan pada Ibunya dengan tatapan tajam. "Apa Ibu sudah puas? Puas menyakiti Sherly?! Jika terjadi sesuatu pada Sherly, aku akan tak memaafkanmu Ibu."
Setelah berkata demikian, Karma mendekati Rani. "Ayo kita harus temukan Sherly secepatnya." katanya sambil mengandeng tangan Rani meninggalkan Clarisha yang kesal.
Rani terus melangkahkan kakinya sambil menatap pada punggung Karma. Kedua mata onyx-nya menatap pada tangan Karma yang mengandeng tangannya.
Wajah gadis itu memerah. Merasakan hangatnya telapak tangan Karma yang menggandeng tangannya membuat jantung Rani berdebar sangat cepat.
Beruntung dia bisa mengendalikan napasnya jika tidak mungkin dia akan dilarikan ke rumah sakit. 'Ish, Rani apa-apaan kau, sadarlah.'
"Rani, dari tadi kau lihat kemana dia berlari?" Rani yang melamun kembali menatap pada Karma kemudian jalan yang dipenuhi oleh orang-orang di kedua sisinya. Tangan Rani yang awalnya menggandeng tangan Karma terlepas begitu saja.
Gadis itu mengingat sambil melihat jalan tersebut. "Aku sudah tak ingat lagi," ucap Rani jujur.
"Kalau begitu kita berpencar, aku akan lewat di sini kau akan lewat jalan yang lain," Rani mengangguk mengerti dan berjalan meninggalkan Karma yang segera bergerak menuju jalan yang dipilihnya.
Mereka sama-sama memanggil nama Sherly dan bertanya pada orang sekitar sambil menunjukan foto anak perempuan itu.
Hasilnya tetap saja nihil. Rani menghela napas berat dan menjauh dari orang yang dia tanya. "Kemana kau Sherly." gumam Rani. Suara sesegukan seorang anak kecil menginterupsi pendengarannya saat Rani ingin meninggalkan tempat itu.
Dia mencari asal suara tersebut. 'Kelihatannya asal suara dari bangku ini.' Rani berjalan menuju ke belakang dan menemukan Sherly yang kini menekuk lututnya menyembunyikan wajahnya yang tengah menangis.
"Sherly," suara lembut Rani membuat Sherly mengadahkan kepalanya. Menemukan Rani dengan senyum lembutnya.
"Kamu sedang apa di sini? Kami khawatir padamu dan mencarimu kemana-mana. Ternyata kau ada di sini."
"Kenapa kalian bersusah payah mencariku?! Aku ini bukan anak pria itu!" bentak Sherly.
"Sherly, jangan bilang begitu tak baik. Memang Karma salah karena tak mengatakan kalau kau itu siapa, tapi sungguh dia menyayangimu."
"Bohong!?" bantah Sherly keras. Rani menghela napas berat.
"Sherly, coba pikirkan kalau dia tak sayang padamu, bagaimana mungkin dia mengadopsimu sampai sebesar ini. Memberikanmu kasih sayang sepenuhnya, apa itu yang namanya jahat?" Sherly terdiam mendengar perkataan Rani.
"Maafkan Daddy sweety," Rani dan Sherly terkejut dengan kehadiran Karma yang tiba-tiba.
"Daddy salah karena sudah menyembunyikan masalah ini darimu." kata Karma begitu menyesal.
"Kau lihat 'kan Daddy-mu sekarang. Dia tak menyangka bahwa kau akan mendapat kenyataan itu dari Ibu Karma, dia berusaha sebaik mungkin untuk mencari waktu yang tepat."
Sherly mengusap air matanya kasar. Dia berdiri dan menghampiri Karma yang langsung dipeluknya. "Aku sudah memaafkan Daddy, maafkan Sherly juga karena sudah menganggap Daddy jahat." Karma menyamakan tingginya dan membalas pelukan Sherly
"Iya sama-sama. Sekarang tak akan ada lagi rahasia." Sherly mengangguk dalam pelukan Karma.
😍😍😍😍
Maaf kalau kependekan! See you in the next part!! Bye!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy [PINDAH DI DREAME]
Romance[Open Pre-Order] Spin off My Little Girlfriend (Silakan follow sebelum membaca cerita ini) "Aneh," gumam seorang Karma Wynne sambil memandang Rani. "Siapa yang kau sebut aneh?" tanya Rani sinis pada Karma. "Kau yang aneh," balas Karma dengan tatapan...