Karma masih tak percaya melihat wanita yang dulunya adalah cinta pertamanya, berdiri di depan dengan keadaan sehat. Bagaimana mungkin? Bukankah Keiko sudah meninggal 5 tahun yang lalu?
Hasil dari autopsi[1] menyatakan bahwa mayat wanita diketemukan adalah mayat Keiko tapi mengapa ... ini sungguh tak bisa dipercaya! Karma terkejut saat Sherly menggoyangkan lengannya.
"Daddy, bukankah itu Mommy?" tanyanya dengan mata yang dipenuhi harapan menatap pada Karma. Karma sungguh tak tahu harus mengatakan apa? Baginya Keiko sudah meninggal tak mungkin hidup kembali.
"Benar Sherly, ini Mommy!" ujar si wanita. Untuk membuktikan bahwa wanita yang di depannya itu adalah Ibunya, Sherly berjalan mendekatinya.
Seakan tahu apa yang diinginkan oleh gadis kecil itu, si wanita merendahkan tubuhnya dan membiarkan tangan kecil Sherly menyentuh kulit wajahnya. Kedua mata Sherly melebar, air matanya perlahan mengalir di pipi tembam Sherly.
Segaris senyuman ditampakkan olehnya. "Mommy!" Sherly memeluk si wanita yang juga mendekapnya erat. Terdengar isakan dari Sherly.
"Akhirnya Mommy datang juga, Sherly rindu sama Mommy! Hiks ... kenapa ... kenapa baru kali ini Mommy datang? Kenapa tak dari awal saja?!" protes Sherly. Sinar mata Karma meredup mengingat Sherly selalu mengatakan bahwa dia merindukan Ibunya.
Tetapi itu tak akan mengubah kalau Karma curiga dengan wanita yang mengaku dia adalah Keiko. Karma berjalan mendekat, dia menepuk kepala Sherly. "Daddy mau kerja dulu ya, kau di sini sama Mommy." kata Karma lembut.
"Daddy langsung pergi kerja, tak mau bincang sama Mommy," Karma memandang sekilas pada Keiko yang juga memandangnya. Namun dengan cepat, Karma kembali menatap Sherly. Dia memberi senyuman dan menggeleng.
"Bicaranya nanti saja, Daddy punya banyak pekerjaan di kantor." Sherly mendesah kecewa, namun apa yang gadis kecil itu perbuat? Karma adalah seorang presdir yang sangat sibuk dengan perusahaan. "Baiklah, Daddy hati-hati ya!" Karma hanya mengangguk spontan.
Karma tak lupa pamit pada Ibunya dan akhirnya keluar dari restoran tersebut menuju mobil. Mesin mobil menyala, lalu mobil yang dikendarai Karma benar-benar meninggalkan restoran.
Diperjalanan, telepon Karma berbunyi. Karma memberhentikan mobilnya di tempat yang aman dan mengangkat telepon tersebut. "Halo,"
"Halo, Karma." Karma sontak tersenyum mendengar suara Rani dari balik telepon.
"Rani-chan, bagaimana hari pertamamu di sekolah SMA? Apa bagus?" Rani menggumam sebagai jawaban dan bersuara setelahnya,
"Semua orang di sini ramah ya walau ada yang mencari gara-gara." komentar Rani yang dilanjutkan dengan gerutuan. Kedua alis Karma menyatu.
"Kenapa apa ada masalah?"
"Ya, tapi hanya ada masalah kecil. Kau ada di mana sekarang?" tanya Rani dari balik telepon.
"Aku ada di jalan menuju kantor,"
"Sherly?"
"Sherly, dia ada di.." Karma menggantungkan kalimatnya. Apa dia harus menceritakan apa yang terjadi di restoran? Karma menggelengkan kepalanya.
Rani masih sekolah, dia tak ingin konsentrasi belajarnya pecah hanya karena masalah Karma. "Rumah." lanjut Karma.
"Mm, baiklah. Aku harus masuk dulu sampai jumpa lagi." Karma merespon dengan mengatakan iya, dia menutup telepon dan kembali menjalankan mobilnya di jalan raya.
Karena sudah mendengar suara Rani, Karma jadi agak tenang sedikit dan pikiran yang sedari tadi perlahan menghilang.
😍😍😍😍
Jam 20.00, Karma telah sampai di apartementnya. Dia seharian sibuk di kantor sehingga tak punya waktu untuk menjemput gadis tercintanya tapi Rani sama sekali tak terganggu, dia bilang dia bisa pulang sendiri.
Karma membuka pintu dan terkejut menemukan Sherly bersama Keiko tengah berada di dalam rumah. "Daddy!" Karma disambut dengan suara Sherly yang baru saja melihatnya.
Karma menepuk kepala Sherly dan setelah itu dia memalingkan mukanya pada Keiko. "Kenapa kau bisa.." tangan mungil Sherly menyentuh tangannya Karma lantas Karma kembali menoleh pada Sherly kembali.
"Jangan salahkan Mommy, Daddy! Ini karena Sherly mau Mommy ada di sini sama kita, tak apa-apa 'kan Daddy?" Permintaan Sherly tak bisa ditolak oleh Karma. Pria itu hanya bisa menepuk kepala Sherly lagi dan pergi ke kamarnya.
Malam itu Sherly ditemani oleh Keiko hingga Sherly tertidur menyisakan Karma dan Keiko. Keiko lalu datang menghampiri Karma yang duduk di sofa sambil membaca buku. "Karma," suara itu otomatis membuat dia menoleh kepada Keiko.
"Terima kasih karena sudah mau merawat anakku sampai sebesar ini, aku sangat berterima kasih." ucap Keiko.
"Ya, sama-sama. Sudah kewajibanku untuk membantu seorang teman." sahut Karma.
"Teman?" Keiko yang awalnya merunduk mengangkat wajahnya memandang Karma.
"Aku pikir kau punya perasaan padaku." lanjutnya dengan mata yang berbinar-binar.
"Dulunya, tapi sekarang sudah tak lagi aku sudah punya kekasih sekarang." Karma mengatakan hal yang jujur.
"Tapi Karma suamiku sudah.."
"Mau dia sudah pergi atau belum, kenyataannya hatiku sudah berpindah pada hati yang lain. Aku harap kau mau mengerti." potong Karma.
Karma berdiri hendak pergi akan tetapi lengannya ditarik kuat oleh Keiko. Keiko membalikkan tubuhnya Karma kemudian mencium bibir pria itu. Mata Karma membelalak sempurna, kedua tangannya di raih oleh Keiko ditempatkannya untuk meraba tubuhnya.
Apa Keiko ingin Karma menidurinya? Tentu saja sikapnya membuat Karma merasa jijik dan memilih untuk mendorong Keiko. "Apa-apaan ini?!" hardik Karma.
Dia menyeka bibirnya sambil memandang tak suka pada Keiko. "Tentu saja untuk membuat hubungan baru."
"Hubungan baru katamu?!" sergah Karma cepat dengan nada jengkel.
"Ingat kita di sini hanya mempunyai hubungan antara Ayah dan Ibu bagi Sherly bukan sepasang suami istri!? Jika kau melakukan hal ini sekali lagi aku tak segan-segan akan melarangmu untuk berhubungan lagi dengan Sherly!" Karma melenggang pergi meninggalkan Keiko yang mendecih kesal.
Melihat dari sikapnya yang berani Karma, pria itu langsung tak percaya bahwa dia adalah Keiko atau lebih tepatnya dia bukan Keiko.
[1]Pemeriksaan tubuh mayat
😍😍😍😍
See you in the next part!! Bye!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy [PINDAH DI DREAME]
Romance[Open Pre-Order] Spin off My Little Girlfriend (Silakan follow sebelum membaca cerita ini) "Aneh," gumam seorang Karma Wynne sambil memandang Rani. "Siapa yang kau sebut aneh?" tanya Rani sinis pada Karma. "Kau yang aneh," balas Karma dengan tatapan...