Setiap detik –tidak aku hanya melebihkannya. Ponselku terus berdering, orang tua itu menyebalkan, mereka tidak percaya dengan diriku, jadi aku selalu di telpon. Karena bosan, aku pergi ke cafe dekat sekolah saat istirahat, meloncati pagar di samping.
Aku memesan ice americano dan kue lapis legit.
Aku merenungi rencanaku untuk mengikat lelaki jangkung permen karet yang kudengar bernama Jungkook.
Yeah. Namanya memang sedikit lucu, alasan itu juga yang membuat otakku selalu memikirkan namanya dan sikapnya. Dia, freak, byuntae, dan sisi itu menyeretku dalam liang pikiran mengerikan.
"Wuoh.. Astaga apa yang kupikirkan"
Aku menunduk dan menggeleng pelan. Kemudian menyesap dan memakan pesananku yang sudah datang beberapa menit yang lalu.
Ponsel yang berdering terus kini mulai bosan, ibuku kalah aku yang menang. Hahaha
"Coba kita lihat, hal apa yang bisa kulakukan sekarang" aku bergumam kecil sambil membuka aplikasi ternama di dunia versi menurutku.
"Hmm" aku membuka instagram, mengetik namanya itu dalam pencaharian.
Satu senyuman, lagi-lagi tercipta. Jungkook sialan.
Bagaimana tidak, hanya siluet di dalam feednya. Kau tau ia begitu misterius dan itu membuatku semakin memikirkannya.
Hidungnya yang mancung, rahang sampingnya. Wah.. Jungkook ini benar-benar pandai memamerkan kelebihan rupanya.
Satu suara memecah halusinasiku yang berkembang, ada satu lelaki berkostum sama denganku sambil mengunyah permen karet dan berjalan ke meja sebelah.
Tiba-tiba saja aku merasa beku. Ketika menatapnya dan ia pun begitu.
Tatapannya yang memandang tajam dan beruntung terputus oleh kedatangan pegawai yang menawarinya pesanan. Seakan sudah menyelamtkan nyawaku yang hampir terbang.
"Ice americano dan cake banana"
Ia memesan dua item, dan satunya sama dengan milikku. Jadi senang.
"Astaga"
Aku cukup kaget saat ponselku kembali menampilkan layar dengan nama 'mama'
Aku memejam sebentar kemudian berjalan menjauh untuk menghindari suaraku yang akan menjatuhkan diri di hadapannya.
"Aish.. Ya ?!" jawabku dengan kesal dan mendaratkan bokong di kursi depan luar ruangan.
"Hmm hmm hmm! Ya tentu saja! Aku berkeliaran, tidak jelas dan hal buruk lain yang mama pikirkan.!" ucapku kemudian beranjak dari sana sambil mematikan ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Bad Boy
Подростковая литератураLelaki itu player, membubuhkam stempel di kepalanya bahwa dia yang berkuasa. Sampai saat ini aku masih memikirkannya.. Memikirkan perjodohannya dan rahasia antara aku dengan dirinya. Started 4 maret 2019