Silly

1K 63 1
                                    

Aku terbangun pada ruang putih ini. Ada suara berbunyi tit tit tit di dekatku entah itu bom atau bukan. Aku tidak yakin.

"Akhirnya kau sadar" itu ucap salah satu pria yang kurasa pernah beryemu dengannya. Ia tepat berada di sampingku

"Selamat datang kembali, Rose" ujarnya

Aku melihat kesekitar dengan pelan. Apa yang terjadi ?

Dari balik pintu ada wanita yang dengan cepat berlari ke arahku. Dia siapa?

Ada apa dengan semua ini. Kenapa aku tidak mengerti ? Ini aneh. Benar-benar aneh.

Setelah sekian detik aku mendmegar dan melihat kejadian ini. Aku mulai merasa gelisah, jantungku berdenyut dengan cepat membuat dadaku sakit.

Tak lama ada yang membantuku. Ia menyuntikkan sesuatu. Membuatku merasa nyaman. Dalam hitungan detik, kurasa aku mulai merasa ngantuk.

***

"Joon Hyung. Dia sudah sadar"

Pria dengan topi hitam itu tersenyum, ia menjabat tangannya dengan erat.
"Kupikir sekarang kau akan jadi seseorang yangserakah, Jeon"

Orang itu menggeleng. "Tidak, tidak akan. Terimakasih. Sekarang kau hanya perlubantu aku untuk menyelesaikan studiku. Mempersiapkan diriku untuk membuat temuan baru. Membuat seorang gadis benar-benar tergila-gila padaku. Dan nantinya, aku akan buat ia terluka sampai ingin mati."

"Percaya dengan hal seperti itu ya rupanya?" cemooh pria satunya yang tiba-tuba kehadirannya ada di dekatbmerekam

"Oh. Jim, kapan kau berdiri disana?" tanya seorang pria bernama Namjoon itu.

"Sejak kau berterimakasih pada sosok monster ini" tunjuk Jimin menggunakan dagu dan mengarahkannya ke arah Jungkook

Sindiran itu membuatnya sedikit bergidik dan berucap "Entahlah.. Monster atau bukan. Terserah kau sajalah, Jim" jawabnya dengan malas

"Ngomong-ngomong.. Aku membawa Suga hyung kemari" ujar pria dengan setelan jas berwarna kuning gading dan senyum mata bulan sabitnya dan bernama Jimin itu, entah sejak kapan kehadiran mereka tau-tau sudah berada di sana.

"Kenapa kau membawa makhluk lain lagi kemari? Kau mau memerasku ya, hyung" kini Jeon itu mulai bicara dengan nada tak suka, walau wajahnya datar tetap saja kekesalannya itu ketara karena nada bicaranya.

"Tidak, dia sangat pandai untuk kasusmu Jeon. Suga...–ia memanggil yang baru saja mendekat dan berhenti sambil menginjak puting rokoknya –Dia Jeon Jungkook" perkenalan yang aneh dan singkat itu hanya di balas anggukan acuh oleh keduanya.

"Entah apa yang kau rencanakan,Jeon. Aku harap, kau tidak menyuruh orang ini untuk membunuh seseorang" ucap Namjoon

Entah itu terdengar ancaman atau peringatan, tetap saja pria bernama Jeon ini hanya menatap datar beraama datar ekspresinya. Yang ditatap juga serupa, ia hanya diam dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku jaket.

"Kau turuti aku mulai sekarang. Aku majikanmu, dan kau– pria Jeon ini tersenyum miring kemudian mekanjutkan bicaranya "Hanya anjing peliharaan. Kau harus patuh padaku. Kau mengerti?"

Suga hanya terkekeh kemudian tersenyum "Apapun itu, aku terima"

Jimin menyeletuk "Tugasku sudah selesai sekarang. Menjadi dokter jiwa, huh ? Aku benar-benar muak. Terimakasih untuk 3 juta dollarnya Tuan Jeon" ujar Jimin tersenyum kemudian melempar tatap kepada Suga "Sekarang, giliranmu melanjutkan skenario aneh ini. Buat monster ini mendapatkan apa yang dia mau. "

"Akan lebih baik darimu. Ku jamin itu" ucap Suga

Jimin mendengus "Cih, buat dulu baru bicara. Omonganmu jangan hanya tong kosong nyaring bunyinya. Ku tunggu hyung. "

Jimin mendekat ke arah Jungkook, "Untuk semuanya, terimakasih. Danamu sangat membantuku, kuharap tidak ada hutang budi lagi di anatarakita, Jeon Jungkook" ucapnya serius

Jungkook menyerahkan tangannya, "Jabat tangan untuk terakhir kalinya. Terimakasih sudah mau membuat Rose menderita karena obat itu, Jim. Sekarang mari kita tidak saling mengenal. Selamat tinggal dan sekarang kau bisa pergi. Enyahlah"

Jimin tersenyum, melemparkan senyum itu juga pada Namjoon yang berekspresi datar. Entah kenapa semua yang ada dalam kafetaria ini terlihat amat tidak punya ekspresi. Mereka kelewat tampan dan dingin.

"Sekarang.. Gadis itu ? Harus ku apakan dia ?" tanya Suga , ia melanjutkan bicaranya "Gadis yang manis itu, apa perlu aku menembak kepalanya ? "

"Tidak perlu mengulangi kesalahanmu dulu, hyung. Karena kau, semua jadi tidak  seperti semestinya. Kau harus membayar segalanya. Kesalahanmu di masa lalu. Kau harus membayarnya" ucap Jeon yang di sambut kekehan saja "Aku mengerti. Maka dari itu, apa yang harus kuperbuat tidak meminta imbalan sepeser pun darimu. Ini hutangku"

Hening, mereka hanya diam. Sampai Suga berkata "Masih terjebak di masa lalu memang sulit, ya Jung. Aku, kau dan gadis itu juga semua orang yang ikut campur. Sara atau Seira, gadis yang kau pikir sepupumu masih mengganggumu, benarkan ?"

Tatapannya pada Suga berangsur mendekat secepat kilat tangannya bahkan mencengkram jaket yang dikenakan Suga erat sembari berkata "Itu karena kau" ujarnya pelan dengan rahang mengeras yang berusaha memakan emosinya, jika ia tidak mengeraskan rahang dan menghancurkan rasa kesalnya mungkin ia bisa menarik pelatuk tepat ke arah kepala Suga sekaranf.

"Tenanflah, ia menyuruhmu membalas dendam kan ? Asal kau tau, ia juga sering menemuiku, Jung. Katanya, ia masih disini. Mencari siapa pemilik hatinya dan pembunuhnya bersamaan, dia selalu mendatangiku di dalam mimpi"

"Kalau begitu, balaskan dendamnya Hyung. " pria Jeon Ini lantas pergi begitu saja usai berkata begitu pada Suga.

"Ah.. Membenarkan sesuatu yang salah di masa lalu memang sulit. Hey Sera, kupikir yang salah itu kau. Kenapa bisa membuat pria Jeon itu begitu jatuh cinta padamu, bahkan ia berniat menyakiti seorang gadis sekarang. Kau pikirlah siapa, jadi tolong jangan menggangguku." monolognya sendiri kemudian pergi menjauh dari kafe.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lovely Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang