Flash

874 61 2
                                    

Jungkook termenung di balkon rumahnya sambil menyesap teh dan mendengarkan lagu dengan tenang.

Entahlah, semuanya menggelap dan ia jadi merasa bingung sendiri. Tidak mengerti dengan apa yang terjadi barusan. Yang ia tau dan yakini bahwa itu hanya hal tidak enak yang ada pada dirinya. Hanya perasaan aneh yang muncul tanpa sebab apa-apa.

"JUNGKOOK!!!" suara ayahnya sayup-sayup terdengar padahal dia sedang mendrngarkan lagu, ini berarti suara ayahnya benar-benar cukup nyaring.

Ia menoleh ke belakang. Air muka kesal dan juga sedih entah kenapa ia dapati di wajah sang ayah.

"Ya?" tanyanya dengan Ekspresi bingung.

"Apa benar semua itu, Jeon?" tanya sang ayah

"Tentang apa??" tanya Jungkook heran dan mrletakkan tehnya di meja dekat ia berdiri.

"Tentang semua yang diberi tau oleh ibumu. Dasar anak sialan, apa yang baru saja kau perbuat?"

Jungkook menelan ludahnya pelan.

Tidak-tidak.. Semua akan baik-baik saja. Aku tidak sengaja tidak bermaksud, anggap saja hanya kecelakaan, itu semua hanya kecelakaan.

"Tentang baju yang kau pakai, kenapa bisa berlumuran darah seperti ini?" ujar ayahnya yang melempar bajunya ke lantai. Dapat dilihat drngan jelas bahwa baju yang ia kenakan benar-benar bernoda semerah darah.

Jungkook mulai panik.

"Ayah, t-tunggu.. Aku bisa menjelaskan semuanya"

"Dan baru saja aku mendengar kabar, bahwa Sera baru saja ditemukan meninggal di dekat hutan jinggu"  ujar ayahnya serak dengan nafas yanh naik turun tak karuan. Kabar ini jelas benar-benar buruk.

"Lalu?" tanya Jungkook

"Lalu katamu??!"

"Ayah baru saja mencoba untuk menuduhku? Memang Sera terbunuh karena apa? Kau fikir aku membunuhnya karena noda merah di bajuku kemarin?" jelas Jungkook menyangkal dengan nada tak percaya

"Katakan sejujurnya, nak. Katakan" nada ayahnya mulai melemah.

"Apa yang harus ku katakan?"

"Terakhir kali ibumu bilang, kau ingin bertemu dengan Sera. Dan itu kemarin"

"Aku memang ingin menemuinya, jadi kau ingin aku jujur??" tanya Jungkook

Ayahnya menepuk pundak anaknya pelan.

Kemudian membawa Jungkook ke dalam pelukannya.

"Katakan semuanya agar aku bisa menutupi dan menyelesaikan dengan benar. Katakan apa kau yang mengambil pistol di lemari kerja ?. Mengelak hanya membuatmu semakin terpuruk. Ayah tidak akan marah"

Jungkook sendiri menahan nafas untuk sedetik setelah ia merasa pening luar biasa yang ia rasakan. Setelah menerima sebuah video singkat dari nomer tidak dikenal itu, ia kembali teringat akan kerja samanya dengan sunbae di universitasnya.

Ia mengetik sesuatu dan mengirimi sunbae itu pesan. Isi pesannya berupa ucapan terimakasih. Sebenarnya niat Jungkook hanya menghilangkan kesialannya. Tapi, ia tidak mungkin melupakan hal itu begitu saja. Ia tidak mungkin membiarkan Rose itu mati tanpa diketahui orang-orang.

Itu akan membuat ayah marah lagi nanti.

Ia bergegas menelpon, ketika tersambung oleh nada dua orang lelaki barusan.

Ia terkekeh pelan tanpa suara, menyeka keringat yang mengalir pada kening. Kemudian berkata "Hyung, sebaiknya jangan buat dia mati. Atur rencana B. Kupikir kau mengerti bagian mana yang kau pukul kan, Namjoon Hyung ? Ia hamya akan koma kalau kau memukul tepat pada bagiannya. " ujarnya

Ia memiringkan kepala, "Heumm.. Entah.. Bagaimana ya? Ada banyak keuntungan yang ku buang jika ia mati. Jadi, bantu aku untuk terlihat baik untuknya nanti. Aku akan membuatnya benar-benar jatuh cinta padaku"

"Kau berkata itu kecelakaan saja mungkin orang-orang akan percaya. Laksanakan plan B kita. Ku tutup. Sebentar lagi aku ke sana"

Lovely Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang