23

1.2K 80 6
                                    

Tepat setelah ia menuruni tangga. Ponselnya bergetar, dan ia mengangkatnya dengan cepat.

"Ya?" nadanya dibuat setenang mungkin meski matanya tengah setengah melotot dengan rahang yang mengeras.

"Aku akan menemuimu. Katakan, dimana? Biar kita selesaikan semuanya"

Sambungan terputus, ingin setengah berteriak namun ia urungkan karena sedetik setelah itu sebuah pesan masuk memenuhi ponselnya.

Ia membuka satu-persatunya.

Beberapa foto. Beberapa video, dam beberapa yang lain masih belum bisa terbuka.

"Fuck! Apa-apaan ini ?"

Jungkook berhenti pada sebuah kalimat yang tertera di ponsel, "Hai, boleh kutorehkan luka di lenganmu? Dan lengan milikku? Agar aku tak akan menyakitimu dan hatiku sendiri."

Seketika sebuah pikiran meledak begitu saja di dalam kepala. Kehadiran seorang gadis, dua, tiga, ah mereka. Siera, Sera, Seara. Jungkook merasa semuanya seakan hadir dan tiba-tiba menghilang dengan senyuman tipis seperti kabut musim dingin.

Ia mencoba menghitung dengan pelan guna menenangkan dirinya sendiri. Entah kenapa pikirannya mendadak hening, ia bahkan bisa mendengar detak jantungnya sendiri. Ia tidak merasa takut, atau bahkan grosi dan khawatir. Ia benar-benar tenang, perasaannya tenang semua terasa baik-baik saja tapi getaran di tangannya entah menandakan apa.

Ia terus menghitung angka, bahkan sampai hitungan 10 yang ke 40 kali. Jungkook bisa merasakan hal aneh pada dirinya.

Sedetik ia merasa bingung dan bertanya sendiri "Apa yang barusan terjadi?"

****

Rose mencoba tenang dengan pemandangan baru apa yang ada di hadapannya. Sebuah ruangan remang dengan beberapa alat menggantung di dinding. Ini cukup membuat ngilu, sebab alat yang menggantung bukanlah senjata melainkan perlatan rumah tangga. Apa ia sedang di dapur? Dapur siapa? Dan kenapa terlihat amat sangat kacau dan minim oencahayaan. Apa ia sedang ada di dunia lain ?

Dua orang datang bersamaan, langkah kakinya berat.

"Kau sudah bicara padany?"

"Tentu saja, kupikir rencana kita berhasil. Kita bisa membunuh gadis ini dengan baik sekarang"

"God job"

"Kurasa kau benar, dia memang gila. Setelah ku kirimkan catatan dari adikmu Joon. Dan juga beberapa video Taehyung dan adiknya. Juga sepupunya sendiri yang mana adalah adikku. Aku yakin. Rasa bersalahnya mengahntui dan membuatnya lupa"

"Sudah kuduga"

"Sekarang, kau hanya perlu berpamitan pada dunia gadis"

Rose yang sedikit terkumpul kesadarannya hanya mengernyut dan berusaha mencerna dengan baik perkataan dari dua lelaki bermasker hitam dengan topi yang menutupi kedua mata.

"Katakan bahwa kau sangat bahagia. Supaya kau akan ku kirimkan ke surga. Para korban yang kau mainkan dulu sudah menanti, Rose"

"Selamat tinggal"

Dan dengan hening dan juga gelap yang tiba-tuba datang, Rose tidak mengerti lagi apa yang terjadi. Aliran darah pada leher dan juga kepala.

Ia menggelepar sebelum akhirnya diam tak berkutik sama sekali.

Sementara di tempat lain, si pria telah lupa. Dan menolak untuk mengingat siapa prioritasnya karena nyatanya, ilusi dan bayangan yang selama ini menghantui sudah musnah. Ia bingung dan harus memulai kembali dari awal. Tentang identitas, keluarga dan lainnya. Jeon itu akan memulai hidup barunya.

Begitu pula dengan Rose. Ia akan terlahir sebagai anak yang lebih baik. Lebih normal dan pastinya, takdir mereka telah bersentuhan. Entah di kehidupan keberapa mereka akan kembali bersama.

Tamat...


Terimakasih

Lovely Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang