"Nam–"
"Pelankan suaramu. Ayolah, jangan menyusahkan tentang penelusuran kita, Rose"
"Hmm. Baiklah aku minta maaf"
"Bagaiman dengan, Shola ? Kau sudah mencari tau tentangnya?"
"Belum. Aku tidak mengerti harus bertanya langsung yang akan membuatku mati kutu seperti tentang itu, Joon"
Namjoon menatap Rose. "Ah, benar. Anak itu pasti sangat pelik menyimpan rahasia. Bersabarlah, kau pasti bisa, Rose."
Namjoon membawa beberapa lembar kertas putih, menyodorkannya ke arah Rose. "Wow, kau sudah banyak sekali mengorek tentang hal ini ya. Hebat juga"
Sudut bibirnya terangkat samar, terasa bangga dan juga senang di puji gadis seperti ini bagi Namjoon. "Ah, itu hal biasa, Rose"
"Apa yang kau buat dengan lelaki ini?"
Sontak Rose terdiam, tak berani menoleh kala suara Jungkook terdengar jelas di telinga. "Sunbae, tidakkah kau tau menggait gadis yang bertunangan adalah hal kurang ajar?"
Wow. Namjoon terkesima sejenak melihat pribadi Jungkook yang tidak bisa dibohongi kalau anak ini memiliki ciri yang ia yakini sebagai biang dari permasalahan.
"Kau tunangannya?"
Rose melirik ke arah Jungkook yang sama melirik ke arahnya. "Bukankah sudah jelas ada satu cincin di jari manisnya?"
Namjoon tertawa seolah mencairkan suasana "Ku pikir, itu hanya aksesoris saja. Banyak orang mengenakan cincin di jari manis bahkan kelima jari, ngomong-ngomong. Aku Namjoon. Asisten dosen praktikum anatomi fisiologi manusia." ujarnya tersenyum sedikit angkuh
"Senang bertemu denganmu, Sunbae"
Jawab Jungkook dengan nada tak suka yang menguar ke udara. Membuat Namjoon menahan tawanya menyaksikan pertempuran batin pribadi di depannya ini."Ya, jangan salah paham. Aku hanya menjelaskan sedikit tentang praktek pada tunanganmu ini. Dia kotinya bukan?"
"Apa yang kau lakukan, Jeon?"
"Tidak– maksudku.. Biarkan aku yang jadi kotinya. Kau bisa jelaskan padaku"Jungkook menatap nyalang bahkan merangkul Rose dengan cepat sehingga membuat jarak mereka amat dekat.
Namjoon menggeleng "Bagaimana ya.. Ku pikir dari raut wajahmu. Kau tidak akan suka dengan apa yang akan kujelaskan dan apa yang ada di kertas ini. Tuan" ujarnya pelan namun sarat akan kebencian.
"Katakan saja, kau tidak pantas menilaiku"
Namjoon menyodorkan foto di kertas putih itu. Jungkook menatap kertas itu dan terdiam. "Bagaimana? Pernah melihat yang seperti ini?"
Dadanya bergemuruh, pelan tapi pasti foto ini mengingatkannya pada kenangan lama, yang telah ia kubur jauh dengan paksa.
"Itu adalah gambar mayat seorang gadis yang ditemukan di dekat sini. Banyak sayatan dan juga kekerasan di sekujur tubuhnya. Lalu bagaimana seorang dokter menemukan mayat seperti ini? Apa yang akan mereka lakukan? Itu akan terjawab saat kau mengikuti praktikum. Aku membocorkan ini agar kalian mengetahui lebih dulu guna mendapar nilai bagus nantinya. Lihat wajahnya" Namjoon menunjuknya dengan telunjuk. "Tidak terlihat seperti wajah bukan ?"
"Hampir membusuk."lanjutnya dengan tenang dan cengiran.
Jungkook menatap Namjoon pelan, "Lalu, kenapa kau membuat contoh seorang gadis dan kau tontonkan hal ini dengan seorang gadis?" tanyanya
"Hanya memberi contoh, perempuan selalu di ambang kehancuran, bung. Berhati-hatilah, Rose. Jangan biarkan pacarmu ini merusak foto itu, atau tidak kalian mendapat nilai E nantinya"
"Dasar aneh" ketus Jungkook kemudian pergi dengan menarik Rose.
"Sudah kubilang. Selalu berada di dekatku" ujarnya pelan dengan intonasi tenang. Mengerikan.
"Aku minta maaf, kupikir kau terganggu jika ku telepon. Lagipula. Aku melihat kau sedang berbicara pada seseorang tadi seorang diri." Rose melirik sebentar ke arahnya "Ksu menerima telepon dari siapa?"
"Apa?! Seorang diri? Tidakkah kau lihat ada seorang gadis di sana?"
"Jadi, kau berteman dengan seorang gadis?"
"Ya. Ah maksudku dia teman biasa. Tidak dekat seperti dirimu dan dia tadi"
Rose tersenyum "Kau cemburu padaku?"
"Hah? Cemburu? Untuk apa cemburu? Aku hanya takut, gadis gila sepertimu di culik"
"Dari nadamu bicara, aku mulai mengerti apa yang kau pikirkan"
Jungkook menatap Rose, "Jangan memikirkan hal aneh, atau mencoba berspekulasi bahwa aku pria jahat. Aku tidak akan membuatmu seperti itu. Aku bukan psikopat, sayang" ujarnya menjelaskan.
"Tidak perlu menjelaskannya, aku percaya padamu, kok Jeon"
Jungkook menoel hidung Rose "Bagus, itu baru pacarku"
Ada semburat merah di pipinya.
"Jung, aku ingin kau mengantarku jalan-jalan setelah ini. Ayo menonton film bersaama" ajaknya tiba-tiba
"Begitu? Oh baiklah, tuan putri. Aku akan siap, tapi sebelum itu, Ibu mengundangmu datang ke rumah untuk peringatan adikku. Kau akan ku jemput nanti"
Oh benar-benar bagus.
"Oh begitu, aku jadi terpikir. Apa penyebab kematian Shola, Jung?"
Jungkook hening.
Mendadak hatinya gusar "Dia meninggal, depresi"
"Bunuh diri" ujarnya pelan lalu tersenyum setelahnya.
"Siapkan dirimu, aku akan menjemputmu tepat pukul 4. Cepat masuk ke kelas"ujarnya kemudian menggenggam erat tangan Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Bad Boy
Teen FictionLelaki itu player, membubuhkam stempel di kepalanya bahwa dia yang berkuasa. Sampai saat ini aku masih memikirkannya.. Memikirkan perjodohannya dan rahasia antara aku dengan dirinya. Started 4 maret 2019