"Ibu..." rengek pemuda yang baru saja datang dari mobil seusai pulang sekolah itu.
Nyonya Jeon. Tentu saja, kalian bisa menebak bahwa nyonya dan yang merengek 'ibu' ini adalah ibu dan anak. Jeon Jungkook dan Jeon Hana.
"Kau Jungkook. Sudah berapa kali ibu bilang untuk tidak membuat onar?" rotasi mata ibunya itu membuat Jungkook sedikit tertawa meremehkan.
"Jadi, menurut mu aku selalu membuat onar ?" tanyanya tidak percaya
Ibunya lantas berkacak pinggang, menyorotkan lampu pijar dari matanya.
"Entah bagaimana lagi ibu menasehatimu, nak" ujarnya sambil terus bernafas tenang.
"Baiklah," malah begitu balasan Jeon.
Karena percakapan yang tiba-tiba berubah menjadi ajang untuk melatih kesabaran, Jeon Jungkook lantas pergi meninggalkan ibunya di ruang tengah.
Ia masuk ke dalam kamar. Membukan kancing bajunya satu-persatu dengan pelan sambil bersenandung. Seolah-olah ricauan omelan ibunya tadi tidak bermanfaat dan tidak penting untuknya.
Setelah kancing baju terbuka dan hanya bersisa kaos hitam polos, Jungkook merebahkan diri sambil memainkan ponselnya.
Satu senyuman licik tercipta.
"Ah.. Bartender itu?" di selingi seringaian. Ia melanjutkannya kemudian "Aku setuju. Satu mobil untuk malam yang menyenangkan"
***
Deguman keras musik dari DJ di atas sana dengan tengtop mini bergaris beserta dua gunung yang terapit sempurna mampu membuat alkohol di tangan terasa sangat membuatnya bahagia.
One shot
"Ah.."
Duduk di antara para wanita yang menggerayangi tubuhnya. Oh ayolah siapa yang mau dijodohkan dengan seorang anak yang bisu ?
Cacat. Bagaimana nanti jika aku menyodoknya ? Tidak, tidak bisa. Aku tidak bisa menerimanya menjadi istri
Sepanjang perjalanan alkohol di jalan kerongkongannya ia terus berucap demikian.
Kepalanya terasa mau pecah saja. Mentang-mentang ia sudah berusia legal untuk dinikahkan-yah meski umur legal masih terlalu muda di negara ini untuk menikah.
Satu gadis kupu-kupu itu menguji kesabarannya untuk tidak menyerangnya.
Alunan musik yang berdentum hebat di ruangan tak kalah dengan deru nafasnya bersamaan dengan sedikit lenghan dari jalang yang hinggap di bahunya setelah tautan panas nan singkat itu.
Jungkook langsung bangkit, meninggalkan para kupu-kupu itu dengan kasar.
Beruntung saja mereka belum sempat lepas kendali, sebab jalang itu sudah mencari-cari nafsu-menggoda Jungkook.
"Hei, aku kesini tidak ingin mencicipi kemurahanmu! Jangan berani coba untuk menggoyangkan! Mau ku perkosa ?"
Lantas sang jalang mengerucutkan bibir. "Hei, bocah ingusan. Jika kau tidak mau kenapa kau memanggilku?"
"Aku ingin tau bartender di sana. Kudengar kau lebih dekat dengannya ketimbang jalang lain, beb"
Wanita itu lantas mengambil dompetnya. Menyerahkan beberapa lembar uang beserta ponsel. Namun, sebelum menyerahkannya ia berkata.
"Aku perlu uang"
Jungkook mengernyit "Akan ku bawakan. Tapi-"
Jungkook maju perlahan dengan seringaian mengungkung wanita itu dengan gagah.
"Berikan aku nomer dan semua yang perlu ku ketahui. Bantu aku memenangkan judi ini. Aku akan membaginya denganmu" ujarnya seraya mencolek dagu jalang itu dengan genut dan mengambil ponsel dan juga uang yang menyimpan beberapa hal penting.
Yap.
Wanita itu mengangguk. Tatapan Jeon Jungkook memang luar biasa
****
"Aku sudah tau"
"Oh hei bung, mainkan dia sampai mampus. Kalahkan dia untukku. Jika kau bisa tentunya"
"Meremehkanku? Akan ku bagi videonya"
"Wow, kau bajingan sampah. Hahahaha tertarik"
"Tentu saja. Walau dia kurus seperti papan. Kurasa aku bisa membuatnya bergerak hebat"
"Oh. Sombong, lihat saja nanti"
Tbc .
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Bad Boy
Teen FictionLelaki itu player, membubuhkam stempel di kepalanya bahwa dia yang berkuasa. Sampai saat ini aku masih memikirkannya.. Memikirkan perjodohannya dan rahasia antara aku dengan dirinya. Started 4 maret 2019