"Disini rupanya" ujar Jungkook menepuk bahu Chaeyoung a.k.a Rose dengan pelan.
"Astaga, aku hampir saja menjatuhkan buah tomat, Jung"
Jungkook menatap lekat iris Rose, "Ikut aku!" perintahnya.
"Aku harus pergi berbelanja, Jung"
"Kau tidak mendengarkanku?" tanya Jungkook menatapnya nyalang.
Rose mulai ketakutan "Tapi, apa benar?"
Jungkook mengangguk "Ya, benar. Aku akan melindungimu!" ucapnya pelan dengan pandangan tajam.
Jungkook membawanya ke dalam mobil, "Apa kau yakin, pria brengsek itu akan kembali?" cicit Rose.
Jungkook menatapnya, ekspresinya datar lempeng saja seperti dedaunan murbei di musim gugur. Terlihat amat tenang. Lalu tubuhnya mendekat, menyisihkan rambut yang melindungi dahi, mendaratkan kecupan manis di sana. Rose terdiam, jantungnya berdetak lebih keras, lebih cepat, sampai terasa sesak.
"Jeon!"
Yang bernama tersenyum miring "Ikut aku!"
***
Jeon Jungkook membawanya ke sebuah tempat, di tepian danau. Di malam hari yang dingin dan juga gelap. Mengerikan.
"Kenapa kita harus ke sini, Jeon? Apa Dokter Park menyuruh kita kemari?"
Jungkook diam, ia hanya menatap Rose biasa.
"Aku takut, kau bisa memelukku sekarang?" tanyanya
Jungkook menghela nafas, nafas kemenangan. Baguslah, rencanaku berhasil.
"Tentu" ujarnya kemudian merapatkan diri dan memeluk Rose dengan erat, bahkan ia sudah menciumi wangi rambut Rose dengan mesum.
"Kau tau–ada orang yang mencintaimu hanya sebatas kata, dan juga mungkin kau bodoh menganggapnya mencintaimu" ujar Jungkook
Rose menggeleng, membuat Jungkook sedikit geli dengan gelengan yang membuat perutnya seperti digelitik. Jungkook lantas membenamkan wajah di ceruk leher Rose. Menghirup oksigen dengan cara yang mesum, membuat Rose sedikit bergerak resah. "Kau harus tau, bahwa itu menyakitkan"
Rose hanya diam.
Setelah berpikir entah kemana, Rose tiba-tiba bersuara "Seperti mungkin, dengan kasus Seokjin dan diriku maksudmu?" tanyanya
Jungkook terkekeh "Tidak–mungkin, mungkin. Tapi tidak juga. Itu lebih seperti seseorang." Jungkook tersenyum kecut, ia baru saja merasakan sesuatu yang menyesakkan ketika ia berbohong bahwa sebenarnya yang dimaksud adalah tentang mereka dan juga tentangnya yang menganggap bodoh bahwa Sean mencintainya.
Jungkook lantas menatap Rose lekat, ada gejolak yang ia rasakan dari dalam hatinya bahkan pikirannya. Rencananya, perasaannya, perkataan ayahnya, perkataan oranglain, terutama beberapa adegan yang ia lihat di dekat penyebrangan jalan. Sialan, aku benar-benar gila.
Ia tersenyum ke arah Rose yang juga menatapnya, "Kenapa Jung?" tanyanya
Jungkook menggeleng, "Aku ingin"
Ia pun mendekat–menundukkan kepalanya kemudian memegang tengkuk leher Rose pelan. Membuat Rose mengikuti arah tangan Jungkook yang menyentuh pelan lehernya kemudian menatap wajah Jungkook yang kemudian tiba-tiba sudah berada tepat di depannya. Dengan senyum khas yang cukup tampan, membuat hatinya menjadi berdegub lebih kencang. Tanpa sadar, Rose menutup matanya. Ia pun merasakan bibir mereka bersentuhan. Dengan Jungkook yang menyambarnya lebih dulu dengan perlahan, lembut dan memabukkan.
Rose membuka matanya saat ia merasa tiba-tiba sesak, ia tidak bisa bernafas. Ia menepuk pundak Jungkook sambil setengah mendesah.
"Mmh.!"
Jungkook tersenyum. Ia melepas ciumannya.
"Kenapa kau–"
Jungkook kembali menciumnya, kali ini lebih cepat dan sedikit menuntut. Bahkan sekarang tangannya tengah bergelut dengan bokongnya, meremasnya pelan sehingga membuat Rose memekik tertahan.
"Ammh"
Jungkook menyeringai, ia bahkan merasakan kalau cengkraman di kaos bajunya semakin menguat, bersama mata yang memejam dari sang lawan. Kau menyukainya, ya.
Karena di atas angin, ia kemudian membawa Rose berjalan ke arah mobil yang terparkir. Dengan suasana gelap dan dingin yang mendukung, Jungkook terus menerus melancarkan aksinya. "Jung!" pekik Rose saat ia sudah masuk ke dalam mobil dengan posisi berada di bawah Jungkook.
"Ada apa?"
Rose menatap Jungkook lekat, mencari apa yang ia cari dari netra gelap itu. "Kau melihat apa?" tanya Jungkook
Rose menggeleng "Lakukanlah jika itu maumu"
Jungkook tersenyum "Seperti itu?"
Rose mengangguk.
"Aku akan melakukannya dengan cepat dan akan ku pastikan. Kau menyukainya, Rose"
Rose mengernyit darahnya mengalir lebih cepat, membuat badannya terasa panas dan semakin berkeringat, jantungnya memopa lebih cepat.
Sementara itu, Jungkook melancarkan rencananya. Bercinta dengan Rose, untuk membuat hatinya lega. Karena perasaannya baru saja terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Bad Boy
Teen FictionLelaki itu player, membubuhkam stempel di kepalanya bahwa dia yang berkuasa. Sampai saat ini aku masih memikirkannya.. Memikirkan perjodohannya dan rahasia antara aku dengan dirinya. Started 4 maret 2019